TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Berbagi Tugas Rumah Tangga dengan Anak, Sesuaikan Umurnya

#IDNTimesLife Baik buat melatih kemandirian dan kedisiplinan

ilustrasi anak menyapu (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Melatih anak sejak dini mengenai tugas-tugas rumah tangga bukanlah tanda orangtua yang kejam. Justru ini juga bagian dari pendidikan di rumah agar anak menjadi mandiri serta disiplin. Dengan melatih anak beres-beres, tidak ada ART pun gak masalah.

Hanya saja dalam praktiknya memang mesti memperhatikan sejumlah hal. Utamanya terkait kemampuan, keamanan, serta jadwal kegiatan anak yang lain. Lakukan latihan ini secara bertahap dan jadikan sebagai kegiatan yang menyenangkan dengan cara berikut.

1. Utamakan anak mampu mengurus keperluannya sendiri

ilustrasi menata pakaian (pexels.com/Alex Green)

Meski salah satu tujuan dari melatih anak mengerjakan tugas rumah tangga ialah biar dia bisa membantu orangtua, jangan langsung memberinya pekerjaan yang berat. Fokuskan latihan pada keperluan-keperluan pribadi anak dulu. Ini mengajarinya tanggung jawab akan kebutuhannya.

Contohnya, tugas beres-beres kamarnya sendiri. Minta anak buat merapikan tempat tidurnya setiap hari, menata pakaiannya, menyapu kamar, dan sebagainya. Bertugas di ruang yang kecil dan miliknya sendiri membangun rasa kendali anak atas kehidupannya.

Sambil membersihkan, ia juga bisa mengatur kamarnya sesuai dengan keinginannya. Latih anak sampai orangtua tak perlu memasuki kamarnya buat membereskan apapun, kecuali untuk pekerjaan yang terbilang sulit seperti memasang seprai.

Baca Juga: 5 Cara Mendidik Anak dengan Teknik Parenting Lembut, Coba Terapkan! 

2. Jauhkan anak yang terlalu kecil dari air, api, listrik, dan zat kimia

ilustrasi mencuci piring (pexels.com/cottonbro studio)

Banyak tugas rumah tangga yang berhubungan dengan keempat hal tersebut seperti mengepel dan menggunakan peralatan memasak dengan energi listrik. Sekalipun suatu saat nanti anak juga harus menguasainya, usia balita sebaiknya dijauhkan dulu dari tugas yang berkaitan dengan api, air, listrik, dan zat kimia. Potensi bahayanya amat besar untuk anak. Seperti anak terpeleset ketika mengepel, tersetrum, terbakar, atau zat kimia yang ada dalam berbagai produk pembersih membuat kulit tangannya iritasi.

Pilihkan tugas rumah tangga yang lebih aman seperti menyapu lantai dan melipat cucian yang sudah kering. Nanti secara bertahap anak dilatih ke pekerjaan rumah tangga yang lebih sulit seiring kehati-hatiannya yang bertambah.

3. Dorong adik agar belajar dari kakaknya

ilustrasi belajar memasak (pexels.com/Angela Roma)

Adanya anak yang lebih besar atau saudara sepupu tidak boleh membuat adiknya gak kenal tugas rumah tangga. Pekerjaan tersebut bukan cuma kewajiban orang-orang di sekitarnya yang lebih besar. Keliru jika orangtua selalu hanya menyuruh kakaknya, termasuk agar ia melakukan segala hal buat adiknya.

Nanti anak yang paling kecil di rumah malah tumbuh manja dan tidak bisa mengerjakan tugas domestik sesepele apa pun. Dia perlu dimotivasi untuk belajar dari kakaknya yang lebih mahir dalam melakukan sesuatu. Minta adik untuk mengamati cari kerja kakaknya.

Adik bisa belajar sambil membantu kakak dulu. Sebelum suatu saat dia mampu menggantikan kakak dalam tugas tersebut selagi sang kakak pindah ke pekerjaan rumah lain yang lebih sulit. Dengan begini, kemampuan mereka senantiasa bertambah.

4. Ada tugas yang perlu dilakukan bersama-sama

ilustrasi membuat jus (pexels.com/Kampus Production)

Berbagi tugas rumah tangga dengan anak tidak berarti anak dan orangtua menjadi individualis. Masing-masing cuma peduli pada jatah tugas sendiri. Latihan kemandirian ini malah berfungsi juga sebagai pembentuk kebersamaan agar rumah nyaman dihuni dan berbagai kebutuhan terpenuhi.

Agar anak tidak gagal menangkap rasa kebersamaan dalam berbagi tugas rumah tangga, mesti ada beberapa pekerjaan yang dilakukan bareng-bareng. Misalnya, memasak di akhir pekan. Untuk hari biasa, anak sulit melakukannya karena harus bersekolah dan memiliki tugas domestik sendiri.

Namun di hari Minggu, ini dapat menjadi agenda rutin supaya orangtua dan anak makin akrab. Di samping itu, kebersamaan dalam satu kegiatan memberi kesempatan buat orangtua mengajarkan lebih banyak hal ke anak. Sambil melakukan setiap tahapan dalam tugas tersebut, orangtua bisa menjelaskan mengapa itu harus dilakukan dan akibat bila caranya keliru.

Baca Juga: 5 Jenis Usaha Rumahan Ibu Rumah Tangga, Cuan Banyak!

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya