Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Tidak mungkin melepaskan rumah tangga dari persoalan uang. Berbeda dengan ketika kamu masih lajang, kebutuhan akan uang menjadi berlipat-lipat setelah kamu berkeluarga.
Itu sebabnya, masalah uang kerap menjadi sumber konflik dalam perkawinan. Tekanan kebutuhan dan keterbatasan kemampuan kalian dalam memenuhinya dapat mendorong terlontarnya sejumlah ucapan yang menyakiti hati pasangan.
Seperti apa sajakah ucapan terlarang tersebut? Berikut kami buatkan daftarnya agar kalian lebih berhati-hati dan mampu menjaga keharmonisan perkawinan.
1. "Kamu bisanya cuma minta uang"
ilustrasi suami istri (pexels.com/Ketut Subiyanto) Ucapan ini biasanya dikemukakan oleh pihak yang menjadi pencari nafkah tunggal dalam keluarga. Dia barangkali merasa lelah dengan tugasnya mencari uang selagi kebutuhan yang harus dipenuhi makin membengkak.
Masalahnya, kondisi hanya ada satu pencari nafkah dalam sebuah keluarga bisa jadi juga hasil kesepakatan bersama. Misalnya, suami yang sejak awal ingin istri di rumah saja dan mengurus anak.
Kalau begini, sampai kapan pun tidak layak baginya mengucapkan kalimat sepedas itu. Pada siapa lagi si istri harus meminta uang bila bukan pada suaminya? Malah seharusnya tanpa diminta pun, suami sudah memberinya uang guna memenuhi berbagai kebutuhan.
2. "Kalau aku gak memberimu uang, apa yang mampu kamu lakukan?"
ilustrasi pertengkaran (pexels.com/Pavel Danilyuk) Sama seperti ucapan pedas pada poin pertama, kalimat ini biasanya juga dikatakan oleh pencari nafkah tunggal dalam keluarga. Ia memiliki peran dominan dalam menentukan kelanjutan hidup seluruh anggota keluarga.
Dan perkataan seperti di atas menelanjangi ketidakberdayaan pasangan secara finansial. Apabila kamu di posisi pencari nafkah, jangan tempatkan pasanganmu di posisi yang sulit, ya!
Dia ingin bekerja, kamu melarangnya. Akan tetapi alih-alih dengan bahagia menafkahinya, kamu justru bersikap bak penentu hidup dan matinya. Nanti dia memberontak, lho!
Baca Juga: 5 Cara Menjaga Hubungan Rumah Tangga Harmonis, Biar Sampai Kakek Nenek
3. "Penghasilanmu gak ada apa-apanya dari penghasilanku"
ilustrasi pasangan duduk berjauhan (pexels.com/Anete Lusina) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Kali ini, suami dan istri sama-sama bekerja. Akan tetapi, penghasilan yang tidak setara gagal disikapi dengan bijaksana. Bukannya tetap disyukuri, justru dijadikan bahan perbandingan.
Padahal, pekerjaan yang berbeda tentu saja memberikan penghasilan yang tak sama. Itu pun, kelak kondisinya dapat berbalik. Dia yang saat ini penghasilannya lebih kecil bisa saja kelak melampaui penghasilan pasangannya.
Tidak semua hal perlu dibandingkan atau diadu. Terlebih dalam kehidupan berumah tangga. Jangan sampai pihak yang penghasilannya berlipat-lipat terkesan meremehkan pasangannya.
4. "Ini kan, uangku!"
ilustrasi pasangan (pexels.com/Tim Douglas) Penggunaan istilah 'uangku' sebaiknya memang diminimalkan dalam kehidupan rumah tangga. Istilah tersebut hanya boleh sesekali dikatakan kalau suami istri sama-sama bekerja dan ada rekening bersama serta rekening pribadi.
Istilah 'uangku' merujuk pada uang yang ada dalam rekening masing-masing, bukan penghasilan tiap orang. Bagian dari penghasilan masing-masing yang telah disetorkan ke rekening bersama otomatis menjadi milik bersama.
Kalau sedikit-sedikit mengucapkan, "Ini kan, uangku," kamu terkesan sedang membangun batas yang jelas antara harta milikmu dengan milik pasangan. Ini akan memperlebar jarak di antara kalian.
Baca Juga: 5 Kebiasaan yang Bikin Rumah Tangga Harmonis, Sederhana!
