TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Kondisi yang Kerap Bikin Orangtua Mengancam Anak, Jangan Dibiasakan!

Yuk, perbaiki kalimat tegurannya!

freepik.com/peoplecreations

Namanya juga anak-anak, pasti ada deh sikap atau kebiasaan mereka yang gak sesuai harapan orangtua. Karena tingkah anak yang kadang bikin jengkel, tanpa disadari orangtua sering melontarkan kalimat ancaman dengan tujuan supaya anak lebih patuh.

Tapi, apa benar mengancam bisa bikin anak jadi lebih penurut? Kenyataannya, para psikolog mengungkap kalau kalimat ancaman itu bisa menimbulkan efek negatif jangka panjang dalam kepribadian anak, seperti penakut.

Sebenarnya setiap orangtua bisa kok menghindari kalimat ancaman dengan cara kreatif, entah itu mengalihkan perhatian anak atau menggunakan kalimat alternatif yang berbentuk nasehat atau pilihan. Contohnya ada dalam beberapa kondisi berikut!

1. Mengancam anak supaya mau membereskan mainanya sendiri

freepik.com/freepik

Melatih anak rapikan mainannya sendiri memang susah-susah gampang. Saat si kecil gak menurut, kadang terlontarlah kalimat ancaman seperti, “Adek gak boleh makan cokelat, kalau mainannya belum diberesin!” Ancaman ini menjadi sebentuk hukuman untuk si kecil yang malas.

Daripada terus mengancam anak dan membuatnya tertekan, cobalah beri dulu anak kepercayaan bahwa dia bisa menjadi anak yang bertanggung jawab pada mainannya. Caranya, ganti kalimat ancaman itu dengan kalimat pilihan seperti, “Adek mau makan cokelat sebelum atau sesudah beresin mainan?”

2. Mengancam anak supaya berhenti merengek

freepik.com/jcomp

Pasti ada alasan mengapa si kecil merengek terus. Meski orangtua paham apa keinginan anak, mengancamnya supaya diam, bukan langkah yang bijak. Misalnya, “Kalau Adek merengek terus, Mama bakal sembunyiin semua mainannya!”  Anak diam karena tertekan, bukan karena pengertian yang dijelaskan orangtua.

Daripada mengancam anak, lebih baik ajak dia berbicara dengan lembut, misalnya, “Coba Adek bilang pelan-pelan supaya jelas, jangan nangis, Mama mau dengerin kok!”  Setelah anak mau diajak bicara, orangtua bisa menjelaskan kalau keinginan anak gak bisa selalu dipenuhi. Utarakan alasan positifnya dengan bahasa yang mudah dipahami anak.

Baca Juga: 11 Artis dengan Gaya Parenting yang Tuai Pujian Netizen

3. Mengancam anak supaya mau makan

freepik.com/freepik

Anak yang sulit makan memang jadi tantangan orangtua yang kadang menguras emosi. Gak jarang orangtua mengancam dengan beragam hukuman supaya anak mau habiskan makanannya, misalnya, “Adek gak boleh jajan kalau nasinya gak dihabisin!”. Ampuh mungkin, tapi hasilnya anak makan dengan tertekan.

Sebelum mengancam, coba jelaskan dengan lembut kenapa kita harus menghabiskan makanan. Contohnya, “Inget ya, selain mubazir, menyisakan banyak makanan bisa bikin cepat lapar dan maunya cuma jajan, padahal itu gak baik buat kesehatan.” Pemahaman ini bakal membuat anak mau makan dengan kesadarannya sendiri tanpa tekanan.

4. Mengancam anak supaya gak teriak-teriak dalam mobil

freepik.com/freepik

Membawa anak dalam perjalanan jauh, kadang bikin mereka bosan. Si kecil akhirnya bertingkah semaunya dan membuat kegaduhan dalam mobil. Kondisi ini gak jarang bikin orangtua kesal dan mengancam anak, misalnya, “Kalau Adek teriak-teriak lagi dalam mobil, ayah turunin dan tinggalin sekarang juga di jalanan!”

Kebiasaan mengancam anak ini sebenarnya bisa diganti dengan kalimat teguran yang lebih bijak. “Kalau Adek teriak-teriak, Ayah gak bisa konsen menyetir mobil. Ayah berhenti dulu ya sampai Adek selesai teriaknya.” Kalimat alternatif ini secara bertahap bakal bikin anak menghentikan tingkahnya atas dasar kesadaran sendiri.

5. Mengancam anak supaya gak lari-lari di mal

freepik.com/bearfotos

Menasehati anak dalam suasana ramai seperti mal, agaknya kurang kondusif. “Kalau Adek lari-lari terus, nanti bisa diculik orang jahat, mau?” Nah, keluar deh kalimat bernama ancaman yang singkat tapi ampuh. Tanpa disadari, anak jadi sosok penakut.

Daripada mengancam si kecil supaya diam, lebih baik alihkan perhatiannya. Orangtua bisa mengajak anak ikut berperan dalam memilih barang atau berbelanja. Cobalah lebih interaktif mengajak anak bicara, misalnya “Yuk, bantuin Mama pilih snack dan buah-buahan buat di rumah!”

Baca Juga: 5 Pelajaran Penting soal Parenting dari Drama The World of The Married

Verified Writer

Nita Nurfitria

Hai !

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya