TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tanda Anak Memiliki Teman yang Toksik, Orangtua Wajib Waspada!

Kenali tandanya dan bantu anak terlepas!

ilustrasi anak bermain (pexels.com/Lukas)

Kegiatan bermain dengan teman sebaya memang sangat identik dengan anak-anak. Memiliki banyak teman dan sering menghabiskan waktu bersama adalah kegiatan yang biasa dilakukannya. Saat bermain dengan teman merupakan saat di mana anak-anak sejenak lepas dari pengawasan orangtua.

Namun bagaimana jadinya, jika bermain dengan teman malah memberikan dampak yang buruk bagi anakmu? Pertemanan yang toksik atau gak sehat akan turut membentuk karakter anak jadi kurang baik. Nah, berikut ini beberapa tanda yang menunjukkan anakmu dalam pertemanan yang toksik!

1. Anak terobsesi untuk menyenangkan salah satu temannya saja  

ilustrasi anak bermanin berdua (pexels.com/cottonbro)

Tanda pertama yang menunjukkan bahwa anakmu dalam pertemanan yang kurang baik adalah, dia cenderung bersikap berlebihan untuk selalu memenuhi keinginan temannya. Suatu hal yang wajar jika seorang anak ingin membahagiakan temannya, tetapi hal tersebut jadi kurang baik jika anak melakukannya dengan berlebihan.

Dikutip dari Psychology Today, Pamela Cytrynbaum seorang jurnalis, menyebutkan bahwa anak yang terjebak dalam pertemanan toksik cenderung akan terobsesi untuk bisa menyenangkan temannya. Orangtua perlu waspada jika anak sudah menunjukkan tanda-tanda obsesi tersebut.

Sebagai orangtua, kamu bisa mulai mengajak anakmu berbicara dan bercerita tentang temannya. Cobalah untuk tetap tenang dan gak menyerang atau menjelek-jelekkan temannya, serta berikan pemahaman bahwa apa yang anakmu lakukan itu kurang baik.

2. Anak menjadi gak sopan kepada orang lain  

ilustrasi dua anak perempuan (pexels.com/Anna Tarazevich)

Pamela Cytrynbaum mengemukakan bahwa, jika teman anakmu gak sopan kepada orangtuanya dan kepada orang lain, hal tersebut bukan pertanda baik dan kamu perlu waspada. Anak adalah peniru yang baik, mereka cenderung akan mudah meniru segala hal yang dilihatnya begitu juga dalam dunia pertemanan. 

Mengenai hal tersebut, kamu bisa memberikan pengertian kepada anakmu bahwa hal tersebut gak baik. Selain itu, beri tahu juga alasan mengapa hal tersebut gak baik dan contohkan apa yang sebaiknya anak lakukan. 

Baca Juga: 6 Rahasia Parenting agar Anak Bahagia ala Orang Tua Belanda 

3. Anak jadi gak patuh  

ilustrasi anak gak patuh (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Setiap orangtua pasti memiliki aturan tersendiri yang selalu diterapkan kepada anaknya. Ketika kamu melihat anakmu berubah dan gak jadi patuh serta senantiasa membangkang setelah bermain dengan temannya, maka kamu patut waspada. Pamela Cytrynbaum menyebutkan bahwa, pertemanan yang toksik itu ketika teman anakmu gak bisa mencoba untuk mematuhi aturan anakmu.

Misalnya, kamu menerapkan jam bermain hanya sampai pukul 16.00 dan temannya malah terus-terusan mengajaknya bermain, dia gak memperdulikan aturan yang kamu tetapkan. Menanggapi hal tersebut sebaiknya kamu tetapkan batas, dan berikan konsekuensi jika anakmu melanggarnya. Namun ingat, untuk jangan terlalu keras dalam memberikan hukuman kepada anak, karena hanya akan membuatnya lebih tertekan.

4. Temannya selalu mengolok-ngolok apa pun yang dilakukan anakmu

ilustrasi anak mengolok-olok (pexels.com/Mikhail Nilov)

Meskipun kamu gak bisa terus bersama anakmu ketika dia bermain dengan temannya, tetapi sangat penting untuk mengetahui karakter teman anakmu. Dilansir dari Smart Parents, Jassmin Petter seorang konten editor senior menyebutkan bahwa, teman yang toksik akan mengolok-ngolok apa pun yang ada dari anakmu, entah itu pakaiannya, kesukaannya, hingga keluarganya.

Hal tersebut tentu saja akan memberikan dampak yang buruk terhadap mental dan pembentukan karakter anakmu. Sehingga, sebagai orangtua kamu harus bisa membimbingnya.

"Ketika anak mulai terpengaruh oleh ejekan temannya dan mengganggu kemampuannya, maka sebagai orangtua kamu harus mengarahkannya secara lembut untuk coba berteman dengan orang lain, mengikuti kegiatan olahraga atau pergi ke suatu tempat," ujar Danielle Rice, seorang therapist dari Ottawa, dikutip dari Huffpost.

Tanamkan dalam diri anakmu untuk memiliki pemikiran bahwa dia memiliki pendapat dan bebas mengungkapkannya selama itu hal yang baik. Selain itu, sebaiknya hindari teman yang memiliki sikap seperti itu.

Baca Juga: 5 Plus Minus Asuh Anak dengan Strict Parenting, Ketat dan Mengekang

Verified Writer

Nurkorida Aeni

Mari berteman!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya