TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Perbedaan Childfree vs. Childless, Serupa tapi Tak Sama!

Kenali lebih dalam biar gak salah paham

ilustrasi pasangan (pexels.com/Ba Tik)

Baru-baru ini, masyarakat Indonesia tengah dihebohkan dengan keputusan salah satu influencer ternama, Gita Savitri Dewi, untuk menjalani hidup tanpa seorang anak. Menuai cukup banyak pro dan kontra, istilah childfree hingga kini akhirnya menjadi sebuah tren dan topik perbincangan hangat di kalangan warganet.

Serupa tapi tak sama, terminologi childfree sering kali diartikan sebagai childless. Padahal, kedua istilah tersebut ternyata menyimpan sederet perbedaan yang cukup signifikan. Biar gak salah paham, yuk langsung simak selengkapnya di bawah ini!

1. Definisi childfree dan childless

ilustrasi pasangan (pexels.com/Ba Tik)

Sebelum mengenal lebih dalam mengenai keduanya, istilah childfree dan childless sendiri memiliki definisi yang berbeda. Dilansir She Defined, childfree merupakan gambaran bagi perempuan yang telah membuat keputusan untuk gak memiliki anak. Sedangkan childless menggambarkan perempuan yang ingin memiliki anak, tetapi gak mampu akibat beragam faktor tertentu. 

Dengan kata lain, childfree digunakan untuk mereka yang memiliki pilihan, sementara childless tidak. Melihat definisi tersebut, childfree dan childless menjadi dua hal yang sangat berbeda dan gak boleh disamakan.

2. Persepsi kedua label childfree dan childless

ilustrasi pasangan (pexels.com/Andres Ayrton)

Seiring dengan perbedaan definisi childfree dan childless, persepsi yang diperoleh dari kedua istilah tersebut pun berbeda. Dilansir Psychology Today, label childfree akan membangkitkan rasa iri dan hina ketika seseorang memilih untuk hidup tanpa anak padahal dirinya mampu untuk memiliki anak, di mana hal tersebut tentu gak bisa dialami oleh semua orang.

Di sisi lain, penggunaan label childless akan menyiratkan kesedihan tertentu dan menimbulkan rasa iba terhadap rahim yang kosong akibat gak punya pilihan lain selain hidup tanpa anak. Mengingat perbedaan persepsi tersebut, kedua label childfree dan childless harus digunakan dengan penuh kehati-hatian guna mencegah timbulnya rasa sakit hati.

Baca Juga: 5 Alasan Memilih Childfree setelah Menikah, Ada Pertimbangan Mendalam

3. Alasan penyebab terjadinya childfree dan childless

ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro studio)

Baik childfree ataupun childless, keduanya memiliki alasan sehingga akhirnya dapat terjadi. Salah satu penyebab umum terjadinya childfree ialah isu lingkungan. 

"Menempatkan lebih banyak orang di bumi membutuhkan lebih banyak sumber daya, menciptakan lebih banyak polusi, dan menghasilkan lebih banyak limbah. Bagi mereka yang peduli tentang segala hal, mulai dari ledakan populasi hingga masalah iklim, memilih untuk gak punya anak menjadi salah satu cara untuk memberikan dampak positif kepada lingkungannya," tulis Leslie W. Price, dilansir Fairy God Boss.

Selain itu, Leslie juga menambahkan beberapa alasan lain penyebab terjadinya childfree, di antaranya ialah gak punya hasrat untuk memiliki anak, lebih memilih karier ketimbang keluarga, hingga masalah finansial.

Sebaliknya, bagi mereka yang childless akibat gak punya pilihan, penyebab umum terjadinya ialah masalah kesehatan. Dilansir Aleris, pasangan childless dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan yang dialami pihak laki-laki, perempuan, atau kombinasi keduanya, yang meliputi:

  1. Penurunan kualitas sperma, yang mungkin disebabkan oleh faktor keturunan penyakit, lingkungan, atau gaya hidup.
  2. PCO/PCOS, merupakan gangguan hormon yang paling umum terjadi pada perempuan sehingga menyebabkan masalah kesuburan.
  3. Endometriosis, kondisi ketika endometrium tumbuh di luar dinding rahim.
  4. Tersumbatnya saluran tuba falopi, yang mengakibatkan sperma gak dapat bertemu dengan sel telur di dalam rahim.
  5. Nodul pada otot, yang dapat memengaruhi peluang kehamilan.

4. Kerugian yang diperoleh dari childfree dan childless

ilustrasi pasangan (pexels.com/Alex Green)

Setiap sebab pasti ada akibatnya. Begitupun dengan kedua kondisi childfree dan childless. Beberapa dampak negatif yang umum diperoleh dari childfree ialah terisolasi dari lingkungan, kehilangan peran penting dalam hidup sebagai orangtua, serta kurangnya kebutuhan akan dukungan sosial dan finansial karena gak memiliki siapa pun di hari tua nanti.

"Orang dewasa yang memilih childfree cenderung sangat individualis dan mandiri. Hal tersebut mungkin menjadi sebuah keuntungan, akan tetapi menjalin hubungan erat dan memiliki seseorang pada saat dibutuhkan juga menjadi hal yang penting," ujar Ellen Walker, Ph.D., seorang clinical psychologist, dilansir Psychology Today

Sementara itu, kerugian yang umum diperoleh dari childless ialah berdampak terhadap kehidupan pernikahan serta menjadi kontributor stres berlebih. Ditinjau dari sisi psikologis, childless juga dapat memengaruhi respon emosional, seperti depresi, kecemasan, rasa bersalah, hingga penurunan harga diri, dilansir International Institute of Academic Research and Development (IIARD).

Baca Juga: Mengenal Childfree, Pasangan yang Memutuskan Gak Memiliki Anak

Verified Writer

Raymond Clement

Undergraduate Public Relations Student at Padjadjaran University

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya