TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Perhatian Minim untuk Anak Berkebutuhan Khusus, Orangtua Kudu Sadar

Berikanlah kehidupan yang bermakna baginya

ilustrasi anak berkebutuhan khusus (pexels/cottonbro studio)

Setiap orangtua menginginkan memiliki anak dengan fisik maupun kecerdasan normal namun ada sebagian orangtua yang dianugerahi anak dengan kondisi spesial. Tak jarang orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus menyerah untuk kehidupannya.

Mereka tidak mau mencurahkan kasih sayang yang penuh untuk anak. Berikut beberapa perhatian minim yang diberikan orang tua untuk anak berkebutuhan khusus.

Baca Juga: 4 Tipe Mencegah Anak Kecanduan Bermain Game, Batasi Gadgetnya!

1. Melupakan pendidikan

ilustrasi anak sedang belajar di sekolah (pexels/RDNE Stock project)

Hanya karena anak memiliki kondisi yang berbeda dengan anak pada umumnya, kamu enggan memberikan pendidikan yang layak untuknya. Bahkan kamu juga enggan untuk mengajari hal-hal sederhana di rumah.

Kamu sengaja melupakan bahwa pendidikan adalah hak yang harus dipenuhi oleh setiap anak tanpa terkecuali. Pendidikan bagimu merupakan hal yang kurang penting, mengingat kondisi anak yang tidak mudah menerima pendidikan dibandingkan anak lain pada umumnya.

2. Jarang berkomunikasi

ilustrasi orang tua yang tidak berkomunikasi dengan anaknya (pexels/August de Richelieu)

Kamu jarang berkomunikasi sehari-hari dengan anak. Dengan kondisi khusus yang dialaminya, kamu merasa sia-sia saat mengajaknya berbicara. Kemarahan dan kekesalan akan melandamu saat kamu berbicara padanya.

Kamu memilih untuk tidak menjalin percakapan dengannya dan kamu hanya berbicara seperlunya. Tidak ada jalinan komunikasi yang mendalam antara anak dan orangtua.

3. Mengabaikan kesehatan

ilustrasi orang tua tidak peduli dengan anak (pexels/RDNE Stock project)

Dengan kondisi khusus yang dimiliki anak, harusnya kamu selalu perhatian akan kesehatan dirinya. Kamu perlu rutin melakukan pemeriksaan kesehatan pada anak namun kamu tidak melakukannya.

Kamu menganggap bahwa kondisinya akan tetap sama dan perawatan yang dianjurkan juga tidak akan menjadikannya anak pada umumnya yang memiliki kondisi normal. Lebih baik membiarkan kondisinya tetap seperti itu.

Baca Juga: 5 Permainan Pendorong Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus, Fun!

4. Tidak adanya sosialisasi

ilustrasi anak terkurung dalam rumah (pexels/Ketut Subiyanto)

Kamu tidak memberikan akses dunia luar bagi anak dan dia tidak pernah mengenal dunia itu seperti apa. Kamu takut anak akan mendapat rundungan ataupun menyusahkan orang lain karena kondisinya jika dia keluar rumah.

Kamu belum bisa menghadapi tanggapan orang lain terkait anak dengan baik. Di samping itu, kamu telah menjadikan anak sebagai tahanan yang terdiam di rumah tanpa memberikan kegiatan yang bermanfaat.

Writer

Restu

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya