TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Dongeng Cinderella, Cocok buat Pengantar Tidur Si Kecil

Kaya akan pesan moral, nih!

Lily James dalam film Cinderella. (dok. Walt Disney Studios Motion Pictures/Cinderella)

Membacakan dongeng untuk anak memiliki banyak manfaat positif. Beberapa di antaranya adalah membantu mengembangkan imajinasi anak dan meningkatkan kreativitasnya. Itulah kenapa meskipun teknologi sudah maju, sampai sekarang masih banyak orangtua yang suka membacakan buku cerita untuk si kecil.

Salah satu kisah yang populer adalah dongeng Cinderella. Cerita ini juga memiliki pesan moral bagus yang cocok untuk anak-anak. Untuk itu, berikut kisah dongeng Cinderella.

Baca Juga: Malin Kundang, Dongeng Anak Nusantara agar Tidak Durhakai Ibu dan Ayah

1. Asal-usul dongeng Cinderella

Cinderella (Dok. Disney/Cinderella)

Namun sebelum masuk ke dongeng Cinderella, ada baiknya kamu juga perlu tahu asal-usul cerita ini. Mengutip World History, menurut Joshua J. Mark, seorang cendekiawan dan direktur Ensiklopedia Sejarah Kuno, menjelaskan bahwa dongeng Cinderella ini sudah diceritakan selama berabad-abad di Tiongkok selama Dinasti Tang (618-907 M) dalam kisah Yeh Shen.

Lalu kisah itu digarap ulang pada abad ke-17 M di Italia oleh penyair Giambattista Basile (1566-1632 M). Kemudian seiring berjalannya waktu, kisah ini terus dikerjakan ulang dan diterbitkan dalam bentuk lain di Jerman, Rusia, dan negara lain. Lalu di Barat cerita ini mengalami banyak penyesuaian hingga diterbitkan oleh Charles Perrault pada tahun 1697 M dan terus diceritakan sampai sekarang.

2. Kisah dongeng Cinderella

Lily James (kiri) dalam film Cinderella (dok. Walt Disney Pictures/Cinderella)

Pada zaman dulu hidup keluarga bahagia dari sepasang suami istri yang dianugerahi seorang putri cantik bernama Cinderella. Tapi pada suatu waktu, sang ibu sakit dan menutup usia. Cinderella dan ayahnya pun dilanda kesedihan.

Selang beberapa tahun, ayah Cinderella memutuskan kembali menikah. Lantaran Cinderella ingin ayahnya bahagia, dengan senang hati memberikan izin. Rumah mereka pun kembali ramai karena kehadiran ibu tiri dan dua saudara tirinya, Anastasia dan Drizella.

Namun tidak disangka, mereka bertiga ternyata tidak sebaik yang dipikirkan. Ketika ayah Cinderella bekerja, ibu tiri dan kedua saudara tirinya memperlakukan Cinderella seperti pembantu. Walaupun begitu, Cinderella tetaplah gadis yang baik hati dan patuh.

Pada suatu hari, tersiar kabar bahwa istana mengadakan pesta dansa untuk mencari permaisuri bagi pangeran. Seluruh gadis di sekitar istana diundang. Cinderella pun senang mendengar kabar tersebut dan bersemangat mencari gaun pesta.

Tetapi, ibu dan kedua saudara tirinya melarang Cinderella untuk datang. Mereka justru memberikan pekerjaan rumah yang begitu banyak kepadanya. Terbiasa mengerjakan banyak hal, Cinderella berhasil menyelesaikannya dengan cepat.

Setelah itu, ia segera mengambil gaun milik mendiang ibunya dan bersiap ke pesta dansa. Sayangnya, Anastasia dan Drizella melihat Cinderella yang tengah bersiap. Lantaran tidak ingin kecantikan Cinderella menyaingi mereka, keduanya pun merobek gaun itu.

Cinderella menangis sedih karena gaun itu adalah satu-satunya gaun terbaik milik ibunya yang masih tersisa. Ia lalu pergi ke kebun untuk menenangkan diri dan di sana dia bertemu ibu peri.

Dengan keajaiban peri tersebut, dia mengubah labu menjadi kereta kuda dan gaun yang rusak menjadi sangat indah. Tidak berhenti di sana, dengan tongkat ajaibnya, ibu peri juga memberikan sepatu kaca untuk Cinderella. Dia lalu mengubah tiga ekor tikus sebagai pengawal Cinderella.

“Pergilah ke pesta itu. Namun ingat, kau harus pulang sebelum jam 12 malam karena semua sihir ini akan lenyap setelahnya,” ucap ibu peri kepada Cinderella.

“Terima kasih. Tentu saja, aku akan pulang sebelum tengah malam,” jawab Cinderella.

Karena bantuan ibu peri, Cinderella bisa menghadiri pesta dansa. Ibu tirinya, Anastasia, dan Drizella tidak mengenali Cinderella yang tampil bak putri kerajaan. Semua orang terpana melihat kecantikan Cinderella. Pangeran pun jatuh hati padanya.

Mereka berdansa hingga waktu mendekati tengah malam. Cinderella mengingat janjinya, ia harus segera pulang karena keajaiban yang diberikan ibu peri akan berubah ke bentuk asalnya.

Cinderella berlari meninggalkan pangeran, namun sebelah sepatu kacanya tertinggal. Sepatu kaca itu menjadi salah satunya alat bagi pangeran untuk menemukan Cinderella yang hendak ia nikahi.

Keesokan harinya, pangeran dan beberapa pengawal istana mengunjungi satu per satu rumah rakyat. Setibanya di rumah Cinderella, ternyata ibu tiri melihat sepatu kaca yang persis sama di kamar Cinderella.

Ia lalu mengunci Cinderella di kamar agar tak dapat bertemu dengan pangeran. Anastasia dan Drizella dipaksa mencoba sepatu kaca yang dibawa oleh pangeran, namun kaki mereka tak muat. Gagal sudah rencana ibu tiri Cinderella menjodohkan anaknya dengan pangeran.

Di dalam kamar, untuk menghilangkan kesedihannya Cinderella bernyanyi. Hal ini yang membuat pangeran mendengar suaranya. Pangeran dan para pengawal akhirnya menemukan Cinderella yang terkunci di kamar. Sepatu itu akhirnya menemukan pemiliknya. Cinderella dan pangeran pun akhirnya menikah dan hidup bahagia.

Baca Juga: 10 Dongeng Sebelum Tidur untuk Anak, Bertabur Pesan Moral

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya