TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Perilaku Orangtua yang Bisa Mematikan Kreativitas Anak

Padahal anak kecil sangat butuh yang namanya kreativitas lho

Pexels.com/Pixabay

Banyak orangtua terlalu menuntut anak untuk tumbuh menjadi orang yang pintar. Bahkan, tak jarang orangtua selalu menuntut anaknya untuk membawa pulang nilai ujian yang sempurna. Padahal, untuk menjadi orang yang berhasil, pintar saja tidaklah cukup. Melainkan, tingkat kreativitas juga diperlukan agar anak bisa menghasilkan berbagai inovasi baru di masa depan.

Masalahnya, banyak orangtua juga tidak menyadari bahwa perilaku yang ia miliki, justru mematikan tingkat kreativitas sang anak. Oleh karena itu, segera hentikan tujuh perilaku berikut ini, sebelum tingkat kreativitas anak semakin menghilang. 

1. Memuji anak secara berlebihan

Pexels.com/cottonbro

Semua orang pasti suka untuk dipuji, termasuk anak-anak. Namun sayangnya, kebanyakan orang terlalu sering memuji anak mereka secara berlebihan. Padahal, memuji anak secara berlebihan hanya akan mematikan tingkat kreativitas sang anak.

Kenapa begitu? Tanpa orangtua sadari memuji anak secara berlebihan akan membuat anak tumbuh menjadi orang yang melakukan segala hal untuk menerima pujian dan hanya berfokus pada hasil. 

Oleh karena itu, sebagai orangtua kita harus lebih sering memberikan semangat terhadap usaha yang anak lakukan dan memuji usahanya dengan cara yang sewajarnya.

2. Lebih sering memberikan perintah daripada bertanya tentang kemauan anak

Pexels.com/Aa Dil

Sebagai orang dewasa kita akan merasa kesal bila harus selalu diperintah. Namun, tanpa disadari kita justru sering memberikan perintah kepada anak-anak. Kita beranggapan bahwa mereka tidak akan tahu tentang tanggung jawab dan apa yang harus dilakukan bila tidak diberi perintah. 

Padahal, terlalu sering memberi perintah akan membuat anak tidak bisa mengembangkan pikiran mereka sendiri. Ada baiknya, kita bertanya kepada mereka tentang tanggung jawab apa yang harusnya mereka lakukan dan keinginan hatinya. Cara ini akan mengembangkan pikiran anak dalam memecahkan masalah secara mandiri dan kreatif. 

Baca Juga: 5 Kiat Sederhana Menjadi Orangtua yang Penyabar, Yuk Terapkan! 

3. Menuntut kesempurnaan dari anak

Pexels.com/Pixabay

Semua orangtua harus sadar bahwa anak-anak hanyalah manusia biasa. Mereka masih butuh banyak waktu untuk bisa belajar menjadi manusia yang lebih baik. Menuntut anak untuk selalu terlihat sempurna, bukanlah hal yang tepat.

Bahkan, sebagai orang yang lebih dewasa kita tidak akan pernah bisa hidup dengan sempurna. Jadi, kenapa harus memaksakan anak untuk hidup dalam kesempurnaan? 

4. Selalu mengatakan "tidak" dalam segala hal

Pexels.com/cottonbro

Menjadi orangtua bukan berarti kita adalah orang yang selalu benar. Terkadang, kita harus mendengarkan pendapat dan keinginan anak. Terlalu sering mengatakan "tidak" terhadap opini yang anak berikan, hanya akan membuat tingkat kreativitas anak semakin menurun.

Namun, selalu mengatakan "iya" terhadap keinginan anak juga bukanlah hal yang tepat. Oleh karena itu, sebagai orangtua kita harus bisa menjadi seseorang yang bijaksana. Kita harus tahu kapan mengatakan "iya" dan kapan mengatakan "tidak".  

Bahkan, jika harus mengatakan tidak atau melarang anak melakukan sesuatu, berilah alasan yang bisa dicerna anak dengan baik. Bukan hanya mengatakan "tidak" saja. 

5. Memberikan anak terlalu banyak aktivitas

Pexels.com/Lukas

Sebagai orangtua kita pasti akan memberikan hal yang terbaik untuk anak-anak kita. Oleh karena itu, banyak orangtua memberikan banyak pelajaran tambahan agar sang anak bisa tumbuh menjadi orang yang lebih baik.

Namun, memberikan anak terlalu banyak aktivitas bukanlah jawaban yang tepat. Ketika anak merasa terlalu lelah, ia tidak akan bisa mengembangkan daya kreativitas yang ia miliki. 

Berilah mereka waktu untuk beristirahat. Selain itu, dengarkan pendapat sang anak tentang kelas tambahan yang diberikan, apakah hal tersebut membuat mereka bahagia atau tidak. 

6. Ragu terhadap kemampuan anak

Pexels.com/Nix Photo

Siapa bilang anak-anak tidak akan bisa merasakan apa yang orangtua mereka rasakan? Kenyataannya, anak-anak sangat mudah merasakan apa yang orangtuanya rasakan. Oleh karena itu, ketika orangtua ragu terhadap kemampuan anak-anaknya, secara tidak langsung orangtua sedang mematikan tingkat kreativitas sang anak. Mereka akan menjadi lebih pesimis terhadap kemampuan dirinya sendiri. 

Karena hal ini, orangtua harus bisa menyemangati anak-anak mereka dan percaya bahwa setiap anak punya jalannya sendiri dalam mengembangkan kemampuannya. 

Baca Juga: 7 Penyebab yang Membuat Anak Cenderung Menutup Diri dari Orangtua

Verified Writer

Ruth Cikita

[kosong]

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya