TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tanda Anak Masuk dalam Fase Terrible Two, Bunda Harus Tahu

Punya balita yang lagi rewel-rewelnya?

Unsplash.com/@guillaumedegermain

Fase terrible two adalah fase yang terjadi pada anak 2 tahun. Di fase ini anak mengalami fase yang sangat cepat. Baik dalam berbicara, berpikir dan bertindak. Mereka mulai belajar mengolah emosi. Dan meniru semua yang mereka lihat dan dengar

Di fase ini anak lebih sulit dikendalikan dan dipahami. Jika anak lebih rewel dari biasanya mungkin sudah saat bunda tau 5 tanda anak masuk dalam fase terrible two

1. Lebih mudah tantrum

unsplash.com/@caleb_woods

Di usia 2 tahun, anak mulai mengerti apa yang dia inginkan. Dia tak lagi ingin diatur. Ketika dia tidak mendapatkan apa yang diinginkan, dia akan mulai tantrum. Tantrum atau marah-marah ini biasa terjadi pada anak 2-4 tahun. Tergantung bagaimana orang tua menyikapi tantrum itu. 

Orang tua harus konsisten dalam menyikapi tantrum. agar anak juga bisa mengendalikan fase tantrum yang dialami.

2. Bertingkah lebih agresif

Unsplash.com/@dannayyyboi

Fase terrible two merupakan fase "emas" dalam pertumbuhan anak. Di fase ini anak banyak berkembang dari segi fisik dan pikiran.

Mereka mulai mengeksplor semua yang ada pada dirinya. Termasuk sikap yang ditunjukkan anak, mulai agresif. Dia mulai belajar menendang, menggigit, dan memukul. Dia akan mempelajari bagaimana respon orang sekitarnya terutama orang tua dalam menanggapi sikap agresifnya.

Baca Juga: 5 Akun Instagram Tentang Parenting yang Wajib Difollow Para Orangtua

3. Sering mengatakan "Tidak"

Unsplash.com/@jakubkriz

Anak yang berumur 2 tahun akan mulai berkembang kemampuan berbicaranya. Sehingga banyak kata-kata yang dipelajarinya. Kata "ajaib" yang paling sering diucapkan adalah tidak.

Walau belum tau penggunaan yang tepat. Tapi anak suka sekali menggunakan kata ini. Mereka melihat respon orang tua saat mereka mengatakan kata ajaib ini.

4. Protektif terhadap mainan/barang miliknya

Unsplash.com/@tfloersch

Anak mulai belajar "wilayah" miliknya. Dia membuat "pagar" bagi orang lain, agar mereka tidak menyentuh apa yang dia punya. Semua mainan dan barang-barang kesayangannya. 

Dalam hal ini orang tua perlu perlahan lahan mengenalkan konsep berbagi pada anak. Tak perlu memaksa anak bila dia belum mengerti.

Baca Juga: 4 Tantangan Orangtua Millennials dalam Parenting, Kamu Merasakan Juga?

Verified Writer

Natasha Wiyanti

I'm still beginner of everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya