TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Mencegah Anak Berperilaku Seksis, Jangan Dibiasakan!

Seksisme akan mengubah cara pandang anak terhadap gender

ilustrasi perilaku seksisme (unsplash.com/@austin_pacheco)

Seksisme merupakan suatu tindakan diskriminatif atau kebencian yang ditunjukan pada jenis kelamin seseorang. Biasanya perilaku seksisme muncul sebab stigma atau stereotip tradisional yang banyak berkembang di masyarakat.

Perilaku seperti ini tak hanya umum dilakukan oleh orang dewasa saja, biasanya justru paham seksisme telah ditanamkan pada anak dan terus terbawa sebagai stereotip hingga mereka dewasa.

Sayangnya perilaku seksisme tidak boleh terus menerus dibiasakan pada anak-anak, sebab dapat memunculkan stima negatif dari anak dalam memandang orang lain. Untuk mencegah hal tersebut, maka lakukan lah beberapa hal ini agar anak dapat senantiasa menghindari perilaku seksis sejak kecil.

1. Menghindari segala pengaruh luar yang dapat memberikan paham seksis

ilustrasi anak membaca (unsplash.com/@Jerry_Wang)

Anak tumbuh tak hanya melalui pengaruh dari orangtua saja, melainkan juga orang-orang lainnya seperti keluarga besar. Tak cukup sampai di situ, keberadaan ponsel dan tv juga membuat anak dapat menyerap informasi dari berbagai sumber.

Ini merupakan tantangan terbesar yang harus siap dihadapi oleh orangtua dalam memastikan anak-anaknya tak memperoleh paham seksisme. Coba untuk lebih selektif dalam memilih topik saat mengobrol dengan anak atau pun saat memilih tayangan tontonan di rumah.

2. Tanamkan nilai-nilai mengenai gender

ilustrasi anak membaca (unsplash.com/@Anita_Jankovic)

Patut diakui bahwa tak semua orangtua mengajarkan nilai-nilai gender yang ada. Dampak dari hal ini adalah sulit anak dalam menghormati gender seseorang, sehingga cenderung berbicara atau melakukan tindakan seksis lainnya.

Padahal dengan menanamkan nilai-nilai mengenai gender, maka anak akan paham bagaimana caranya menempatkan posisi. Selain itu, melontarkan pendapat mengenai seksis juga akan dipikirkan berkali-kali pada anak, sebab khawatir akan menyakiti perasaan lawan bicara.

Baca Juga: 7 Tips Parenting agar Anak Cerdas Menurut Psikolog

3. Mengajarkan anak cara menerapkan kesetaraan gender

ilustrasi bermain bersama (pexels.com/@Polesie_Toys)

Kesetaraan gender adalah hal yang tak boleh luput dari pengajaran orangtua. Pada saat ini perempuan dan laki-laki sudah memiliki hak yang sama untuk dapat tumbuh menjadi pribadi yang hebat.

Jika anak sudah diajarkan mengenai kesetaraan gender, maka tentu tak ada masalah lagi setelahnya. Hal ini karena anak pasti memahami bagaimana caranya menghormati orang lain dan tak akan memisah-misahkan sesuatu hal penting berdasarkan gendernya saja.

4. Tidak membatasi anak dalam bersikap, tapi membimbingnya

ilustrasi mengobrol dengan anak (pexels.com/@Pixabay)

Seksisme tidak hanya muncul melalui ucapan saja, namun juga sikap. Biasanya ada orangtua yang melarang anak-anaknya untuk bermain suatu mainan atau memilih suatu warna sebab identik dengan gender tertentu.

Padahal semestinya tidak ada masalah dari pemilihan selera anak, selama orangtua tetap membimbingnya. Jika terus dibatasi, maka anak akan kesulitan dalam mengeksplor diri sebaik mungkin.

Baca Juga: 9 Potret Kreativitas Cucu Kak Seto, Bisa Jadi Ide Parenting!

Verified Writer

Tresna Nur Andini

Terima kasih sudah membaca tulisan saya | Seorang penulis biasa yang gemar berdiskusi. Mari berteman melalui ig : @tresnajaa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya