TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Perasaan Anak Broken Home yang Sulit Dipahami Orangtua

Mereka merasa keluarga bukan tempat terhangat lagi

Ilustrasi anak broken home (Unsplash/Caleb Woods)

Setiap anak pasti memimpikan memiliki keluarga yang hangat dan lengkap. Tentunya hal ini membuat perceraian menjadi hal yang sangat tidak diharapkan oleh kebanyakan anak.

Perceraian nantinya hanya akan menimbulkan kesedihan, karena akan memberikan status broken home pada anak. Namun kadang kala, permasalahan yang dihadapi pasangan terasa sulit sehingga perceraian adalah jalan satu-satunya.

Dari kejadian perceraian ini, anak-anak seringkali memiliki perasaan yang sulit dipahami oleh orangtua. Perasaan-perasaan berikut ini umumnya dimiliki oleh mereka yang mengalami broken home. 

1. Mudah merasa kesepian

Ilustrasi anak kecil kesepian (Unsplash/Chinh Le Duc)

Sebagai seorang anak, tentunya keluarga menjadi tempat terbaik untuk menghilangkan gundah dan rasa sepi. Sayangnya hal ini tentu saja tak berlaku bagi anak yang menjadi korban perceraian orangtuanya.

Mereka akan cenderung sulit untuk ikut terjun bebas ke dalam pergaulan dan seolah menarik diri. Hal ini lah yang kemudian akan membuat mereka cenderung mudah merasa kesepian dan bersedih.

2. Memiliki sisi lain yang rapuh

Ilustrasi anak kecil menangis (Pexels/NEOSiAM 2021)

Anak broken home kadang kala tidak ingin menunjukan apa yang dirasakannya pada orang lain. Mereka akan cenderung berusaha terlihat cuek dan tidak peduli.

Padahal, pertahanan yang dilakukannya semata untuk menutupi sisi lainnya yang rapuh. Oleh sebab itu, ia akan menjadi sosok yang sulit untuk dapat ditebak isi hatinya.

Baca Juga: 5 Alasan Logis Anak Broken Home Juga Bisa Sukses dan Hidup Bahagia

3. Sensitif untuk banyak hal

Ilustrasi anak kecil menangis (Unsplash/Lucas Metz)

Kepekaan dari perasaan hati anak broken home juga jelas berbeda dibandingkan dengan anak-anak yang lain. Mereka kebanyakan mudah merasa sensitif untuk banyak hal, bahkan melalui hal terkecil sekalipun.

Kesedihan dan kekecewaan yang mereka rasakan cenderung membuat perasaan juga jadi lebih sensitif. Dampaknya, membuat anak-anak ini jadi mudah merasa sedih akan suatu hal.

4. Cenderung terus menerus memendam emosi

Ilustrasi anak kecil berdiam diri (Unsplash/Bermix Studio)

Jika para anak broken home boleh memilih, tentunya ia tidak akan pernah menginginkan perceraian tersebut terjadi pada keluarganya. Bukan karena perasaan sedih yang tertinggal, namun juga emosi yang sulit untuk diluapkan.

Kesedihan dan kekecewaan tersebut justru nantinya akan terakumulasi, sehingga  meninggalkan bekas di dalam hati. Dampaknya, mereka akan terus menerus memendam emosi, sehingga sulit untuk meluapkannya.

Baca Juga: 5 Alasan Jangan Jadikan Broken Home Sebagai Alasan Buat Gak Sukses

Verified Writer

Tresna Nur Andini

Terima kasih sudah membaca tulisan saya | Seorang penulis biasa yang gemar berdiskusi. Mari berteman melalui ig : @tresnajaa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya