TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Mencegah Anak Alami Fear of Missing Out, Orangtua Wajib Tahu! 

FOMO bisa sebabkan gangguan mental pada anak-anak

pexels.com/RDNE Stock project

Fear of missing out atau sering dikenal dengan sebutan FOMO merupakan perasaan cemas atau kekhawatiran yang bisa dialami siapa saja termasuk anak-anak yang tengah beranjak remaja. Perasaan cemas ini timbul akibat dibayang-bayangi ketakutan akan tertinggal dari orang lain. Ketakutan ini bisa disebabkan karena ketinggalan informasi yang heboh atau tren yang sedang hype di media sosial.

Beberapa perilaku FOMO biasanya ditandai dengan seseorang yang gak bisa lepas dari gawainya. Dilansir Verywellmind, perilaku FOMO yang berlebihan dapat mengarah pada gangguan mental yang akhirnya merugikan diri sendiri. Beberapa gangguan mental akibat FOMO antara lain gangguan kecemasan, susah bersosialisasi hingga kecanduan gawai yang dapat menyebabkan gangguan emosi.  

Sayangnya, anak-anak yang tengah beranjak remaja menjadi kelompok yang rentan mengalami perilaku negatif akibat FOMO. Ini diakibatkan karena kondisi mental mereka yang belum matang sehingga sulit untuk mengendalikan diri dari ketakutan akan ketinggalan tren atau informasi yang sedang hype. Oleh sebab itu, kehadiran orangtua menjadi kunci penting dalam mengontrol penggunaan gawai. Berikut adalah lima cara cegah anak alami FOMO yang wajib kamu ketahui.

Baca Juga: 5 Cara Mengajarkan Anak untuk Meminta Maaf Duluan, Gak Perlu Gengsi!

1. Bangun rasa percaya diri yang baik

unsplash.com/Elmer Cañas

Sebagian anak merasa menggunakan kata-kata kasar saat berbicara dengan orang lain adalah tindakan yang keren. Anak-anak lain yang ikut terpengaruh akan merasa FOMO dan cenderung mengikuti perilaku tersebut.

Jika kamu telah membantu anak membangun rasa percaya diri yang baik dari rumah, mereka tidak akan takut jika tidak mengikuti perilaku negatif tersebut. Rasa percaya diri yang baik akan menjadi benteng dari perilaku negatif, meskipun teman-teman sebayanya melakukannya.

2. Batasi penggunaan gawai

pexels.com/Jessica Lewis

Batasi penggunaan gawai yang berlebihan pada anak-anak. Pembatasan ini berfungsi untuk mencegah anak-anak bergantung sepenuhnya pada gawai yang dapat memicu mereka mengalami FOMO dan menyebabkan kecanduan bermain gawai.

Pembatasan penggunaan gawai perlu disepakati bersama agar mereka memahami tujuan sebenarnya dari peraturan ini. Pertimbangkan untuk membahas memberikan reward dan konsekuensi agar anak-anak serius dalam mematuhi kesepakatan.

Baca Juga: 5 Manfaat Mengajarkan Anak Makan Sendiri, Lebih Mandiri!

3. Berikan aktivitas bermain tanpa gawai

pexels.com/Alex Green

Aktivitas bermain tanpa gawai dapat membantu anak-anak dari meminimalkan pengaruh FOMO. Berikan aktivitas bermain yang menarik dan menyenangkan sehingga mereka dapat beraktivitas meskipun tanpa adanya gawai.

Pertimbangkan aktivitas-aktivitas yang dapat mengasah bakat yang mereka miliki seperti melukis, mewarnai, bermain puzzle atau membaca buku favorit. Kamu juga dapat menjadikan aktivitas bermain tanpa gawai ini menjadi family time yang rutin dilakukan bersama anak-anak.

4. Validasi emosi anak-anak

unsplash.com/ Chinh Le Duc

Validasi emosi anak-anak saat mereka merasa sedih karena takut ketinggalan dari teman-temannya akibat pembatasan penggunaan gawai. Dengarkan mereka dengan baik dan jangan abaikan saat mereka mengungkapkan perasaan tersebut. Ingatkan kepada mereka bahwa penggunaan gawai tidak dihentikan namun hanya dibatasi saja agar mereka pun dapat melakukan aktivitas lain.

Verified Writer

Tri Kurnia Kristiani Waruwu

Senang membaca dan senang menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya