TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Bertahan di Keluarga Toxic agar Gak Terlalu Tertekan

Agar jiwa dan raga tetap waras

Anak yang sedang meratapi pertengkaran orangtuanya. (freeimages.com/Wavebreakmedia)

Terkadang, tekanan bertubi-tubi yang timbul di dalam keluarga toxic tidak lantas membuat seseorang mudah keluar dari sana. Ingin keluar dari rumah tapi tak jarang situasi dan kondisi tidak memungkinkan,tapi kalau tidak keluar batin akan terus tersiksa. Keadaan serba salah ini begitu menyulitkan.

Terkadang, bertahan menjadi satu-satunya pilihan meskipun tidak mudah untuk dilakukan. Walau sulit, ada lima cara bertahan yang bisa kamu lakukan agar tidak begitu tertekan. Mari simak ulasannya!

1. Mencari kegiatan untuk mengalihkan pikiran 

Kumpulan orang yang sedang berlari (unsplash.com/Unsplash)

Menyibukkan diri dengan punya banyak kegiatan menjadi salah satu tips yang wajib dicoba. Dengan aktif berkegiatan, pikiran yang runyam dapat dilupakan sejenak agar tidak terlalu kepikiran. Semakin banyak aktivitas, semakin tidak ada waktu untuk memikirkan masalah yang ada.

Kegiatan yang dipilih kalau bisa yang bermanfaat dan positif ya. Misalnya kamu bisa berolahraga, memancing, karaoke, ikut kursus, dll. 

Baca Juga: 5 Cara Elegan Sikapi Keluarga Toxic, Ikhlaskan atau Lepaskan

2. Bercerita ke teman terdekat yang dapat dipercaya 

Teman yang sedang curhat masalah keluarga. (pexels.com/mentatdgt)

Menceritakan permasalahan yang ada di rumah dengan teman memang ampuh agar pikiran tidak makin stres. Dengan bercerita, unek-unek yang terpendam bisa dikeluarkan dengan lega. Sayangnya, tidak semua teman bisa dijadikan sebagai tempat curhat.

Kamu harus selektif dalam memilih tempat curhatan. Jangan sampai curhatan tentang keluargamu malah dibocorin ke mana mana. Atau temanmu ini malah beradu nasib denganmu. Pilihlah teman yang tepercaya dapat menyimpan rahasia dan tidak memiliki sifat judgmental.

3. Pergi ke psikolog atau psikiater 

Seseorang sedang berkonsultasi ke psikolog/psikiater. (pexels.com/cottonbro)

Jika dirasa kamu tidak nyaman bercerita ke teman terdekat, kamu bisa meminta bantuan ke profesional seperti psikolog atau psikiater. Terkadang, ada hal-hal yang lebih nyaman jika diceritakan ke tenaga profesional.

Mereka lebih tahu langkah-langkah selanjutnya setelah menerima cerita permasalahanmu. Pergi ke bantuan profesional bukanlah aib yang memalukan kok. 

4. Memiliki mindset bahwa kamu bertahan demi orang yang disayang 

Seseorang yang mencoba bertahan sekuat mungkin dalam keluarga toxic. (unsplash.com/Malachi Cowie)

Meninggalkan keluarga dengan alasan “tidak sehat” memang tidak mudah. Banyak pertimbangan yang mesti dipikirkan matang-matang. Bertahan demi anggota keluarga yang disayang menjadi salah satu pertimbangan mengapa tidak sedikit yang berjuang mati-matian di dalam keluarga toxic.

Mungkin pemikiran ini akan disayangkan oleh banyak pihak, tapi ini menjadi jalan keluar satu-satunya. Bisa jadi kalau pergi dari rumah, ibu, kakak, adik, ayah akan disiksa atau bertengkar oleh anggota keluarga lainnya. Keberadaan kita sangat dibutuhkan di dalamnya meskipun keadaannya sangat tidak nyaman.

Baca Juga: Bikin Mental Jatuh, 7 Tanda Kamu Terjebak dalam Keluarga Toxic

Writer

Vinny Alfianitami

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya