TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Mengapa Anak Cenderung Tertutup kepada Orangtuanya Sendiri

Bukan karena gak sayang!

ilustrasi anak melamun (pexels.com/Mikhail Nilov)

Mengemban peran sebagai orangtua merupakan tantangan yang gak mudah. Gak semua orang berhasil mengemban peran tersebut dengan baik. Gak sedikit orangtua yang hanya menjadi "orangtua" dalam kartu keluarga, tetapi gak benar-benar paham kepribadian anaknya seperti apa.

Termasuk juga urusan berbagi cerita, banyak anak yang memilih bercerita kepada sahabat maupun teman seumuran dibandingkan dengan orangtuanya sendiri. Bukan berarti gak sayang, berikut lima alasan mengapa anak cenderung tertutup kepada orangtuanya sendiri. Simak sampai akhir, ya! 

1. Selama ini didikan orangtua terlalu otoriter

ilustrasi anak melamun (pexels.com/Mikhail Nilov)

Jika selama ini kamu adalah orangtua yang gemar mengatur, mendikte atau bahkan gak pernah melibatkan anak dalam pengambilan keputusan, jangan heran jika sekarang anakmu sangat tertutup denganmu. Didikan yang otoriter membuat anak merasa jaraknya dengan orangtua sangatlah jauh. Sebab ayah atau ibunya bertindak seperti pemimpin dan anak seolah menjadi prajurit yang harus selalu siap mengikuti arahan.

Jika dekat denganmu saja anakmu merasa gak aman, bagaimana bisa dia nyaman bercerita apa saja? Anak cenderung sangat hati-hati dalam memilih cerita mana yang harus diceritakan dan mana yang harus disimpan dalam diam.

Tindakan ini harus segera dibenahi. Orangtua yang baik itu harusnya gak akan mengekang anak untuk menuruti semua kemauannya. Fokus mereka bukan mengatur tetapi membentuk kepribadian anak.

Baca Juga: 5 Tanda Orangtua yang Durhaka terhadap Anaknya, Jangan Dicontoh!

2. Orangtua gak pernah memposisikan diri layaknya sahabat untuk anak

ilustrasi keluarga (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Alasan lain mengapa anak cenderung tertutup adalah karena orangtua gak pernah memposisikan diri layaknya sahabat bagi anaknya. Padahal untuk bisa bercerita dengan nyaman, diperlukan partner cerita yang nyaman pula. Jika orangtua saja gak pernah meluangkan waktu untuk bercerita dan seharian hanya sibuk bekerja, bagaimana si anak merasa bahwa orangtuanya adalah sahabatnya?

Membangun kedekatan antara dengan anak harus dilakukan sedari dini. Kamu harus melatih anakmu untuk merasa percaya bahwa kamu tempat yang aman untuk bercerita apa saja.  Harus kamu lakukan sebelum menyesal, jangan sampai nantinya anakmu memperlakukanmu layaknya orang asing meski tinggal di rumah yang sama. 

3. Perbedaan generasi membuat anak dan orangtua sering berbeda pikiran

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebagai orangtua, kita gak bisa mendidik anak layaknya didikan orangtua kita selagi kecil. Perkembangan zaman sudah semakin pesat. Banyak hal lain yang turut andil dalam memengaruhi perkembangan anak sekarang, salah satunya adalah kecanggihan teknologi.

Gak bisa kita mungkiri, pemikiran anak-anak sekarang terbilang lebih dewasa, kritis, dan kreatif dibanding zaman dulu.  Kebanyakan anak zaman sekarang merasa orangtuanya "kuno" dan gak memahami isi pikiran mereka yang lebih up to date.

Setiap kali bercerita keduanya kerap kali beradu pendapat dan merasa sama-sama paling benar. Alhasil, anak lebih memilih bercerita ke sahabat maupun teman sebaya karena merasa pikirannya sejalan dengan mereka. 

4. Anak takut menambah beban orangtuanya

ilustrasi anak melamun (pexels.com/monstera)

Gak melulu salah orangtua, ada juga anak yang memilih menjadi tertutup karena gak mau menambah beban. Mereka memahami bahwa orangtuanya sudah terlalu lelah bekerja. Mereka takut jika cerita yang diungkapkan justru mengganggu pikiran dan memengaruhi pekerjaan ayah dan ibunya.

Sebagai orangtua, kita memang gak bisa memaksa anak untuk mengutarakan perasaannya. Gak semua anak nyaman dan mampu mengungkapkan apa yang dirasakannya. Jika anakmu cenderung tertutup, jangan khawatir berlebih dulu, ya. Coba mulai dengan membuat anak merasa nyaman dulu dengan dirinya. Pelan-pelan ajak anak untuk deep talk dan mengungkapkan isi hatinya dengan sendirinya.  

Baca Juga: 5 Alasan Orangtua Gak Perlu Membandingkan Pertumbuhan Anak

Verified Writer

Yulia Nor Annisa

Tulislah agar tidak melupa | Banjarmasin, South Borneo

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya