TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Permainan Tekstur Penting bagi Anak, Bunda Mesti Tahu, Nih!

Supaya anak gak picky eater

ilustrasi anak bermain (pexels.com/Allan Mas)

Permainan tekstur penting untuk dilakukan pada anak balita, karena ini dapat mencegah anak untuk banyak hal. Salah satunya adalah pilih-pilih makanan atau yang kerap disebut picky eater.

Selain untuk makanan, permainan tekstur juga penting untuk perkembangan kognitifnya. Di mana hal itu memungkinkan anak mengembangkan kemampuan koordinasi tangan, mata, dan telinga.

Sebagai orangtua, stimulasi tekstur sangat penting pada anak di usia dini. Mengapa? Berikut lima alasannya.

1. Bermain tekstur mengembangkan keterampilan kognitif anak

ilustrasi anak belajar mengenal tekstur (pexels.com/Allan Mas)

Anak-anak akan belajar untuk mengamati, menganalisis, hingga membuat kesimpulan dari kegiatan bermain. Permainan tekstur juga dapat menguatkan koneksi antar-saraf dalam otak.

Contohnya saja adalah seperti bermain jelly. Saat memainkannya, anak akan mengamati bentuknya, menganalisis bagaimana teksturnya, apa yang bisa dia buat atau lakukan dengan jelly tersebut, hingga membuat keputusan apakah jelly itu aman atau tidak untuk dia makan. 

Anak juga akan belajar memecahkan masalah sederhana dengan permainan tekstur. Contohnya, ketika menuang pasir ke dalam wadah. Dari sana ia akan belajar bagaimana menuangnya tanpa tumpah. 

Baca Juga: 5 Alasan Wajib Temani Anak Bermain di Luar Rumah, Perhatikan Bunda!

2. Membantu anak lebih kreatif dan tidak takut mencoba hal baru

ilustrasi anak belajar melukis (pexels.com/Tuan PM)

Jika permainan tekstur sering dilakukan, anak akan mulai terbiasa dan lebih berani untuk mengeksplor banyak hal. Sebab, dia sudah bisa membuat persamaan bahwa tekstur tersebut tidak akan berbahaya, sama dengan tekstur-tekstur lainnya. 

Dengan tekstur-tekstur lainnya yang baru ia kenal, kreativitas anak akan meningkat. Dari yang hanya memindahkan pasir, kini dia sudah bisa membuat gunungan pasir dan lain sebagainya. 

3. Anak tidak geli dengan tekstur makanan 

ilustrasi anak makan (pexels.com/Katerina Holmes)

Mungkin kamu sudah sering menemukan fenomena anak kecil yang tidak suka nasi, di mana hal itu terbawa sampai ia dewasa. Salah satu penyebabnya adalah tidak mendapat stimulasi tekstur dengan benar. Akibatnya, anak akan jadi picky eater atau si pilih-pilih makanan. 

Sebagai orangtua, kamu perlu lebih kreatif lagi menyediakan menu dengan tekstur yang beragam. Supaya lebih mudah, orangtua bisa mengenalkan tekstur makanan tertentu lewat permainan. Contoh paling sering yang bisa dijadikan mainan adalah mi. 

4. Baik untuk perkembangan bahasa pada anak

ilustrasi belajar sambil bermain (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Ketika bermain tekstur tertentu, anak mengenal kosakata baru setiap harinya. Seperti misalnya ia tahu bahwa tekstur pasir itu kasar atau jelly yang kenyal, licin, dan empuk, hingga air bisa tumpah. 

Dengan pengalaman itu, perkembangan bahasa anak pun akan ikut berkembang. Hal itulah yang memungkinkan anak juga bisa mendeskripsikan sesuatu yang dialaminya, berdasarkan informasi yang dikumpulkan melalui indra.

Baca Juga: Ini 5 Manfaat Anak Bermain Kotor, Jangan Langsung Dimarahi!  

Verified Writer

Alphabet stories

Hanya mencoba menguraikan isi kepala.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya