ilustrasi sedih (unsplash.com/Ethan Sykes)
Mungkin kamu pernah merasa ingin juga jadi yang paling diperhatikan. Ingin sekali-sekali jadi pusat perhatian tanpa harus diminta kuat terus. Perasaan seperti ini bukan bentuk lemah, tapi bentuk kebutuhan emosional yang sehat.
Menurut Dr. Lisa Firestone, psikolog klinis dan direktur riset di Glendon Association, dikutip PsychAlive, "Semua anak punya kebutuhan untuk dilihat dan divalidasi. Ketika kebutuhan itu diabaikan, anak bisa tumbuh dengan keraguan terhadap nilai dirinya sendiri".
Kalau kamu merasa seperti ini, jangan anggap dirimu egois. Wajar kok kalau kamu ingin didengarkan, diprioritaskan, dan dicintai tanpa syarat. Itu bukan kelemahan, tapi bentuk keinginan manusiawi yang sah dimiliki semua anak, termasuk kamu.
Menjadi anak kedua memang membawa tantangan yang unik. Sering kali kamu harus belajar memahami orang lain dulu sebelum orang lain memahami kamu. Tapi, kamu tidak harus selalu kuat hanya karena berada di tengah. Kamu juga berhak merasa lelah, berhak mengungkapkan isi hati, dan berhak mendapatkan cinta yang setara. Dirimu penting bukan karena kamu mampu menengahi, tapi karena kamu berharga sebagai dirimu sendiri.