Banyak orangtua yang masih memegang pandangan bahwa meminta maaf kepada anak bukanlah sesuatu yang perlu dilakukan. Pandangan ini biasanya berakar dari budaya yang menempatkan orangtua sebagai figur otoritas yang gak boleh dipertanyakan. Namun, semakin berkembangnya pemahaman tentang psikologi anak, pola pikir tersebut mulai bergeser. Anak-anak kini dipahami sebagai individu yang juga memiliki perasaan, batasan, dan hak untuk dihormati. Karena itu, pertanyaan apakah orangtua perlu meminta maaf ketika salah menjadi semakin relevan.
Pada dasarnya, meminta maaf bukan hanya tentang mengakui kesalahan, tetapi juga tentang membangun hubungan yang sehat antara orangtua dan anak. Ketika orangtua berani meminta maaf, anak belajar bahwa setiap orang bisa melakukan kesalahan dan bertanggung jawab atas tindakannya. Ini menjadi contoh nyata tentang bagaimana memperbaiki hubungan setelah terjadi konflik. Di sisi lain, gak meminta maaf dapat membuat anak merasa gak dihargai dan kebingungan mengenai batasan emosional. Oleh sebab itu, topik ini menjadi penting untuk dibahas secara lebih mendalam.
