Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pasangan (pexels.com/ Andrea Piacquaido)
Ilustrasi pasangan (pexels.com/ Andrea Piacquaido)

Intinya sih...

  • Jujur soal pendapatan masing-masing

  • Terbuka soal pengeluaran pribadi

  • Analisa kebiasaan penggunaan uang sebelum menikah

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menikah bukan cuma soal cinta, tapi juga bagaimana mengatur hidup bersama, termasuk soal keuangan. Banyak pasangan baru yang kaget setelah menikah karena perlu penyesuaian dalam hal pengelolaan uang. Selain masih terbawa kebiasaan saat single, tantangan dan kebutuhan keuangan setelah menikah ternyata sangat berbeda.

Supaya gak jadi sumber konflik, penting banget buat belajar mengatur finansial sejak awal. Enam tips berikut bisa menjadi cara bijak untuk mengatur keuangan bagi pasangan yang baru menikah. Meski dalam prosesnya bisa terjadi perbedaan pendapat, tujuannya adalah untuk mencapai keamanan finansial bersama. Selamat mencoba!

1. Jujur soal pendapatan masing-masing

Ilustrasi pasangan (pexels.com/ J Carter)

Kejujuran adalah kunci utama dalam membangun keuangan rumah tangga. Pasangan harus tahu berapa penghasilan yang masuk setiap bulannya agar bisa mengatur pengeluaran dengan tepat. Jangan sampai ada yang ditutupi karena bisa menimbulkan rasa tidak percaya.

Dengan keterbukaan, setiap pasangan bisa menghitung secara realistis kemampuan finansial mereka. Hal ini juga membantu dalam menyusun rencana tabungan dan investasi ke depan. Jadi, semua keputusan diambil berdasarkan kondisi sebenarnya, bukan asumsi belaka.

2. Terbuka soal pengeluaran pribadi

Ilustrasi pasangan (pexels.com/ Emma Bauso)

Selain pendapatan, pengeluaran pribadi juga harus dibicarakan. Misalnya jika memiliki cicilan kartu kredit, pinjaman, atau tanggungan keluarga yang belum selesai. Dengan begitu, pasangan bisa saling memahami dan mengatur prioritas bersama.

Keterbukaan soal pengeluaran ini membuat pengelolaan keuangan jadi lebih jelas. Tidak ada pihak yang merasa terbebani sendirian. Semua jadi lebih adil dan transparan dalam rumah tangga. Ingat, dengan status sebagai pasangan, semua harus dibicarakan untuk tujuan bersama.

3. Analisa kebiasaan penggunaan uang sebelum menikah

Ilustrasi pasangan (pexels.com/ Andre Furtado)

Kebiasaan finansial sebelum menikah biasanya masih terbawa saat baru berrumah tangga. Karena itu, penting untuk membicarakan cara masing-masing dalam menggunakan uang. Ada yang terbiasa menyimpan untuk masa depan, ada juga yang cenderung menggunakan uang untuk hari ini. Dari sinilah, pasangan bisa saling menyesuaikan gaya hidup agar tidak bentrok.

Analisa kebiasaan ini juga membantu dalam menemukan titik tengah. Misalnya, jika salah satu lebih suka menabung sementara yang lain lebih sering belanja, maka perlu dicari titik tengahnya agar keuangan tetap sehat dan salah satunya tidak merasa terbebani. Dengan diskusi, pasangan juga bisa membuat pola keuangan yang seimbang dan sehat.

4. Diskusikan untuk memiliki rekening bersama

Ilustrasi pasangan (pexels.com/ RDNE Stock Project)

Banyak pasangan memilih membuat rekening bersama untuk memudahkan mengatur pengeluaran rumah tangga. Rekening ini biasanya dipakai untuk kebutuhan rutin, tabungan, atau tujuan jangka panjang. Dengan cara ini, semua jadi lebih terkontrol. Selain itu, rekening bersama juga dinilai lebih aman, karena keduanya bisa saling mengecek pemasukan dan pengeluaran.

Namun, perlu dipahami bahwa punya rekening bersama bukan berarti kehilangan kebebasan pribadi. Rekening pribadi tetap bisa dipertahankan untuk kebutuhan masing-masing. Yang penting, ada kesepakatan yang jelas soal penggunaannya agar tidak menimbulkan salah paham.

5. Buat target finansial jangka pendek dan jangka panjang

Ilustrasi rumah dan pasangan (pexels.com/ RDNE Stock Project)

Setiap pasangan tentu punya mimpi bersama, seperti membeli rumah, punya anak, atau liburan ke luar negeri. Semua itu butuh perencanaan finansial yang jelas sejak awal. Karena itu, penting menetapkan target jangka pendek dan jangka panjang.

Target finansial membantu pasangan lebih disiplin mengelola uang. Keduanya bisa menyisihkan sebagian pendapatan secara konsisten untuk mencapai tujuan. Dengan cara ini, impian jadi lebih mudah diwujudkan tanpa harus mengorbankan kebutuhan sehari-hari.

6. Minta bantuan profesional jika dirasa perlu

Ilustrasi konsultasi (pexels.com/ Cottonbro Studio)

Kalau merasa kesulitan, jangan ragu untuk konsultasi ke financial planner. Profesional bisa membantu menghitung kemampuan finansial dan memberi arahan yang tepat. Langkah ini bisa jadi solusi untuk mengurangi kebingungan atau perbedaan pendapat. Dengan bantuan profesional, pasangan bisa membuat rencana finansial yang lebih terarah. Selain itu, pihak ketiga juga menjadi sosok yang netral dalam membantu mengatur uang dengan strategi yang sesuai kebutuhan.

Mengatur keuangan setelah menikah memang tidak selalu mudah, tapi bisa dipelajari bersama. Dengan kejujuran, keterbukaan, dan perencanaan yang matang, pasangan bisa membangun fondasi finansial yang kuat. Ingat, kerja sama dalam hal uang adalah kunci langgengnya rumah tangga, dan bagian dari kemapanan keluarga di masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team