6 Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga dengan Gaji 3 juta

Mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji Rp3 juta bukan sekadar menekan pengeluaran, ini soal strategi. Gimana cara mencukupi kebutuhan sehari-hari, membayar tagihan, menabung, bahkan berinvestasi dengan penghasilan yang terbatas?
Banyak orang bilang bahwa gaji Rp3 juta hanya cukup untuk bertahan, padahal dengan pengelolaan yang tepat, setiap rupiah dapat bekerja lebih efektif. Lalu, gimana sih cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji Rp3 juta agar keuangan tetap stabil dan tercukupi? Mari kita bahas lebih lanjut!
1. Mencatat semua pengeluaran

Cara pertama dalam mengatur keuangan dengan gaji Rp3 juta adalah mengetahui dengan pasti berapa pengeluaran yang harus dikeluarkan setiap bulannya. Pengeluaran ini mencakup kebutuhan sehari-hari, seperti kebutuhan pokok, tagihan bulanan, hingga transportasi. Selain itu, penting untuk mencatat pengeluaran kecil seperti keinginan untuk jajan.
Mencatat setiap pengeluaran secara detail membantu melihat pola konsumsi yang selama ini mungkin tidak kamu sadari. Jadi, dengan mengetahui ke mana uang kamu keluar, kamu bisa mengevaluasi bagian mana yang perlu dikurangi atau mana yang perlu dioptimalkan.
2. Memilah kategori pengeluaran

Setelah mencatat semua pengeluaran, selanjutnya kamu membagi pengeluaran ke dalam tiga kategori, yaitu primer, sekunder, dan tersier. Pengeluaran primer mencakup kebutuhan yang harus dipenuhi setiap bulannya, seperti biaya makan, sewa rumah, listrik, air, dan transportasi.
Pengeluaran sekunder adalah pengeluaran yang tetap penting, tetapi bisa disesuaikan jika diperlukan, seperti langganan internet hingga biaya pendidikan. Pengeluaran tersier adalah pengeluaran yang bersifat gaya hidup, seperti makan di restoran, belanja barang yang tidak dibutuhkan, atau pergi liburan.
Pengeluaran tersier menjadi penyebab utama borosnya keuangan rumah tangga. Jadi, dengan membatasi pengeluaran tersier, kamu lebih mudah mengalokasikan uang untuk kebutuhan yang lebih penting lainnya.
3. Bedakan antara kebutuhan dan keinginan

Salah satu kesalahan terbesar dalam mengatur keuangan rumah tangga adalah sulitnya membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah hal yang esensial untuk kehidupan sehari-hari, seperti makan, tempat tinggal, transportasi, hingga tagihan bulanan.
Sementara itu, keinginan seperti membeli pakaian baru meskipun masih banyak yang layak dipakai, atau mengganti ponsel padahal yang lama masih berfungsi dengan baik.
Jadi, sebelum membeli sesuatu, berdiskusilah dengan pasangan apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau sekadar keinginan. Cara ini membantu menghindari keputusan belanja yang impulsif.
4. Cara berhemat untuk belanja

Belanja kebutuhan rumah tangga menjadi pengeluaran terbesar dalam anggaran bulanan. Jika tidak dikelola dengan benar, biayanya bisa membengkak tanpa disadari. Membuat daftar belanja sebelum pergi ke supermarket dan membeli dalam jumlah besar adalah strategi yang efektif sekaligus menghemat banyak uang.
Produk seperti beras, minyak goreng, atau sabun cuci biasanya lebih murah jika dibeli dalam jumlah besar dibandingkan satuan kecil. Selain itu, untuk kebutuhan dapur, harga sayur dan buah biasanya lebih murah saat sedang dalam musim panen.
5. Mencari penghasilan tambahan

Di era digital, banyak pekerjaan sampingan yang tersedia. Misalnya, menjadi freelancer adalah pilihan ideal.
Platform seperti Fiverr, Sribulancer, dan Upwork menawarkan tempat bagi freelancer untuk menghasilkan pendapatan tambahan.
Pilihan lain adalah berjualan online, seperti Shopee dan Tokopedia menawarkan sistem dropshipping, kamu bisa menjual barang tanpa harus menyimpan stok.
Bagi kamu yang memiliki kendaraan pribadi, menjadi driver ojek online juga bisa menjadi alternatif untuk menambah penghasilan
Fleksibilitas waktu yang ditawarkan oleh platform seperti Gojek dan Grab memudahkan kamu untuk bekerja sesuai dengan waktu yang kamu miliki.
6. Sisihkan uang untuk menabung

Banyak orang berpikir bahwa dengan gaji Rp3 juta per bulan, menabung adalah hal yang mustahil. Sebenarnya, kunci utama dalam membangun keuangan bukanlah jumlah yang besar, melainkan konsistensi.
Sekecil apa pun nominalnya, menyisihkan sebagian pendapatan untuk menabung memberikan imbal hasil yang baik di masa depan. Saat ini, banyak instrumen menabung yang bisa diakses dengan modal kecil. Misal, menabung di celengan, cocok untuk rumah tangga pemula karena memiliki risiko rendah.
Pada akhirnya, tujuan utama dari mengelola keuangan rumah tangga bukan hanya memastikan gaji cukup hingga akhir bulan, tetapi membangun kestabilan finansial di masa depan.