Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi parenting yang toxic (pexels.com/Monstera Production)

Sama seperti hubungan interpersonal lainnya, hubungan antara orangtua dan anak juga bisa berpotensi mengarah pada hubungan yang toxic. Dimana orangtua memperlakukan anak dengan tidak baik secara fisik maupun psikis bahkan melakukan kekerasan. Ini yang disebut dengan toxic parenting.

Dikutip dari Oktariani (2021) sebenarnya dalam dunia medis tidak ada konsep tetap bagaimana perlakuan orangtua yang toksik. Tetapi orangtua dapat dikatakan toksik jika sikap orangtua memunculkan suatu pola kerutinan yang menyebabkan akibat negatif pada kehidupan anak. Maka dari itu, dalam istilah lain disebut dengan dysfungsional family atau keluarga yang disfungsional.

Orangtua yang toksik akan melakukan apa pun untuk mencelakakan atau mengganggu anak demi kebutuhan orangtua sendiri. Contohnya melakukan pengabaian anak, kekerasan emosional, bahkan fisik. Dan ini sangat berdampak pada perkembangan anak. Seperti yang dikutip dalam Jurnal Penelitian Pendidikan, Psikologi dan Kesehatan (2021), ada sembilan bahaya dari toxic parenting ini. Supaya kita lebih berhati-hati, yuk simak penjelasan lengkapnya.

1. Anak dipenuhi rasa kecemasan dan ketakutan

ilustrasi anak cemas dan takut (pexels.com/Pixabay)

Dalam kasus orangtua yang toxic anak tidak terpenuhi rasa secure dari orangtuanya. Rasa aman seharusnya didapatkan dari keluarga sebagai orang terdekat anak. Namun, mereka lebih banyak mendapatkan pengabaian dan ketakutan dari orangtua mereka. Berakibat pada anak lebih mudah merasa cemas, takut, dan merasa tidak aman terhadap lingkungannya.

2. Merasa kesepian

Editorial Team

Tonton lebih seru di