Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi dokter anak (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi dokter anak (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Intinya sih...

  • Ajak anak bicara sebelum hari pemeriksaan, jelaskan secara sederhana apa yang akan terjadi

  • Pilih dokter dan klinik yang ramah anak, lingkungan klinik punya pengaruh besar terhadap kenyamanan anak

  • Jangan pakai dokter sebagai ancaman, bangun citra positif tentang dokter sebagai sahabat tubuh

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Buat sebagian anak, kata “dokter” bisa terdengar menyeramkan. Mulai dari bayangan jarum suntik, bau antiseptik, sampai ruang tunggu yang terasa asing. Padahal, pemeriksaan rutin itu penting banget buat tumbuh kembang mereka.

Kalau anak sudah takut duluan, proses pemeriksaan bisa jadi penuh tangisan dan stres. Supaya kunjungan ke dokter jadi lebih nyaman dan lancar, ada cara sederhana yang bisa kamu coba.

1. Ajak anak bicara sebelum hari pemeriksaan

ilustrasi komunikasi antara ibu dan anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Sebelum berangkat ke dokter, luangkan waktu untuk ngobrol santai dengan anak. Jelaskan secara sederhana apa yang akan terjadi, seperti “Dokter cuma mau lihat tubuh kamu biar tetap sehat.” Hindari kata-kata yang menakutkan seperti “disuntik” atau “diperiksa keras.”

Anak yang tahu apa yang akan dihadapi cenderung lebih tenang dan kooperatif. Kamu juga bisa ajak mereka bermain peran jadi dokter dan pasien di rumah sebagai simulasi ringan. Komunikasi yang jujur dan hangat bisa bantu anak merasa lebih aman.

2. Pilih dokter dan klinik yang ramah anak

ilustrasi dokter anak (pexels.com/Los Muertos Crew)

Lingkungan klinik punya pengaruh besar terhadap kenyamanan anak. Pilih tempat yang punya ruang tunggu ramah anak, dekorasi ceria, atau bahkan mainan kecil untuk mengalihkan perhatian. Dokter yang komunikatif dan sabar juga bisa bikin anak merasa dihargai.

Kalau anak merasa disambut dengan hangat, rasa takutnya bisa berkurang drastis. Kamu bisa cari rekomendasi dari orangtua lain atau review online soal dokter anak yang friendly. Suasana yang menyenangkan bikin pemeriksaan terasa seperti kunjungan biasa, bukan momen menegangkan.

3. Jangan pakai dokter sebagai ancaman

ilustrasi dokter dan anak (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kalimat seperti “Awas ya, nanti disuntik dokter!” mungkin terdengar sepele, tapi bisa menanamkan rasa takut yang dalam. Anak jadi mengasosiasikan dokter dengan hukuman, bukan sebagai orang yang membantu mereka sehat. Kebiasaan ini bisa bikin trauma jangka panjang.

Sebaliknya, bangun citra positif tentang dokter sebagai sahabat tubuh. Kamu bisa bilang, “Dokter itu pintar banget, dia tahu cara bikin kamu cepat sembuh.” Dengan pendekatan yang positif, anak akan lebih terbuka dan percaya pada proses pemeriksaan.

4. Beri reward setelah pemeriksaan selesai

ilustrasi reward (freepik.com/KamranAydinov)

Setelah anak berhasil menjalani pemeriksaan, beri apresiasi kecil sebagai bentuk penghargaan. Gak harus barang mahal, pelukan hangat, pujian, atau waktu bermain ekstra bisa jadi reward yang menyenangkan. Ini bisa membangun asosiasi positif terhadap pengalaman ke dokter.

Reward bukan sekadar hadiah, tapi juga bentuk pengakuan atas keberanian anak. Kalau dilakukan konsisten, anak akan lebih semangat dan merasa bangga setiap kali berhasil melewati pemeriksaan. Yang penting, reward-nya tetap sehat dan sesuai usia.

5. Dampingi anak sepenuh hati, jangan terburu-buru

ilustrasi anak tidur (pexels.com/cottonbro studio)

Anak butuh kehadiran orangtua sebagai sumber rasa aman. Jangan cuma antar lalu sibuk dengan ponsel atau terburu-buru menyelesaikan urusan. Duduk di samping mereka, pegang tangan, dan beri dukungan verbal seperti “Kamu hebat banget hari ini.”

Kehadiran yang penuh perhatian bisa jadi kekuatan besar buat anak. Mereka merasa tidak sendirian dan lebih percaya diri menghadapi proses pemeriksaan. Kadang, pelukan hangat lebih ampuh dari kata-kata panjang.

Kalau anak sudah nyaman ke dokter, kamu gak perlu lagi menghadapi drama tangisan di ruang tunggu. Semoga lima cara tadi bisa bantu kamu dan si kecil menjalani pemeriksaan dengan lebih tenang dan menyenangkan. Jadi, next visit ke dokter? Siap, tanpa panik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team