Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Cara Bikin Anak Gak Takut ke Dokter, Simpel dan Efektif

ilustrasi anak dengan dokter (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Intinya sih...
  • Anak perlu pendekatan positif dan penuh empati saat kunjungan ke dokter, agar mereka merasa nyaman dan aman.
  • Hindari kata-kata yang menakutkan dan bangun suasana positif sejak di rumah untuk mengurangi kecemasan anak.
  • Bermain pura-pura dokter-dokteran, menjelaskan prosedur dengan sederhana, dan memberikan penguatan positif setelah pemeriksaan dapat membantu anak merasa lebih nyaman.

Mengajak anak ke dokter sering kali jadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Tangisan, penolakan, atau kecemasan bisa muncul bahkan sebelum sampai di ruang tunggu. Padahal, kunjungan ke dokter adalah hal penting untuk menjaga kesehatan anak. Ketakutan ini sering kali bukan berasal dari rasa sakit, tapi dari ketidaktahuan, tekanan, atau pengalaman buruk di masa lalu.

Kabar baiknya, rasa takut anak bisa dikurangi bahkan dicegah jika orang tua tahu cara yang tepat untuk menenangkannya. Dengan pendekatan yang ringan, penuh empati, dan konsisten, anak bisa belajar melihat dokter bukan sebagai sosok yang menakutkan, tapi sebagai teman yang membantu mereka tetap sehat. Yuk, simak enam cara sederhana tapi efektif untuk bantu anak lebih nyaman saat ke dokter.

1. Ceritakan kunjungan dokter dengan nada positif

ilustrasi menceritakan kunjungan ke dokter pada anak (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Apa yang anak dengar dari kita bisa membentuk persepsi mereka terhadap pengalaman yang akan datang. Hindari mengatakan, “Nanti disuntik lho,” karena nada seperti ini memberi kesan ancaman. Sebaliknya, coba ucapkan kalimat seperti, “Nanti kita ketemu dokter yang bantu kamu biar makin sehat.” Dengan memilih kata-kata yang positif dan penuh kehangatan, kamu membantu anak membayangkan situasi dokter sebagai sesuatu yang aman.

Anak-anak sangat peka terhadap nada suara. Kalau kamu terdengar santai dan antusias, mereka pun cenderung meniru emosi tersebut. Maka, bangun suasana positif sejak dari rumah. Cerita ringan, senyuman, dan bahasa tubuh yang tenang bisa membuat mereka lebih siap dan tidak terbebani sebelum bertemu dokter.

2. Ajak bermain peran sebagai dokter-dokteran

ilustrasi bermain peran dengan anak (pexels.com/Yan Krukau)

Bermain pura-pura adalah salah satu cara terbaik untuk membantu anak memahami dunia sekitarnya. Ajak mereka bermain dokter-dokteran di rumah, misalnya dengan memeriksa boneka atau bahkan kamu sebagai pasiennya. Aktivitas ini membuat anak familiar dengan alat-alat seperti stetoskop mainan, termometer, atau senter kecil, tanpa tekanan.

Melalui permainan ini, anak bisa mengeksplorasi rasa ingin tahu mereka terhadap pemeriksaan medis dengan cara yang menyenangkan. Saat mereka akhirnya bertemu dokter sungguhan, suasana yang sebelumnya asing akan terasa lebih familiar. Rasa takut pun perlahan bisa berubah jadi rasa ingin tahu dan percaya diri.

3. Jangan pakai dokter sebagai ancaman

ilustrasi menjelaskan tentang dokter lewat buku cerita (pexels.com/MART PRODUCTION)

Kalimat seperti, “Awas ya, nanti disuntik dokter!” atau “Kalau nakal, kita ke dokter!” bisa meninggalkan trauma kecil yang berdampak besar. Anak-anak jadi menganggap dokter sebagai ‘hukuman’—bukan orang yang peduli dan ingin membantu. Akibatnya, setiap kunjungan ke dokter akan terasa menakutkan bagi mereka.

Sebaliknya, tanamkan pemahaman bahwa dokter adalah teman. Gunakan cerita, buku bergambar, atau video edukatif yang menggambarkan dokter sebagai sosok penyayang dan penyelamat. Semakin sering kamu membangun citra positif ini, semakin besar peluang anak merasa nyaman saat harus menjalani pemeriksaan.

4. Berikan penjelasan sesuai usia mereka

ilustrasi memberi penjelasan pada anak tentang dokter (pexels.com/Timur Weber)

Kecemasan sering muncul karena anak tidak tahu apa yang akan terjadi. Untuk itu, sebelum ke dokter, luangkan waktu sebentar untuk menjelaskan apa saja yang akan dilakukan. Gunakan bahasa yang sederhana dan jujur, misalnya, “Dokter akan lihat tenggorokan kamu pakai senter,” atau “Dokter akan dengarkan napas kamu pakai alat bulat yang digantung di lehernya.”

Penjelasan seperti ini membantu anak merasa punya kendali dan tidak merasa ‘dijebak’ dalam situasi asing. Mereka tahu apa yang akan terjadi dan mengapa hal itu dilakukan. Ini akan mengurangi rasa takut dan membuat anak merasa lebih dihargai sebagai individu yang punya hak untuk tahu.

5. Beri pujian atau hadiah kecil setelah pemeriksaan

ilustrasi memberi pujian pada anak (freepik.com/freepik)

Anak-anak butuh penguatan positif agar pengalaman mereka diingat sebagai sesuatu yang menyenangkan. Setelah pemeriksaan selesai, beri apresiasi dengan pelukan, stiker lucu, es krim, atau sekadar kalimat seperti, “Kamu tadi berani banget, Mama bangga!” Hal-hal kecil seperti ini bisa membuat mereka merasa berhasil dan dihargai.

Penting untuk diingat, ini bukan soal menyogok, tapi memberi pengalaman menyenangkan setelah momen yang mungkin menegangkan. Anak akan mulai mengasosiasikan kunjungan ke dokter dengan perasaan positif. Lama-kelamaan, mereka akan menyambut agenda ke dokter dengan lebih santai dan percaya diri.

6. Pilih dokter yang ramah anak dan suasana klinik yang bersahabat

ilustrasi dokter yang ramah (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Faktor lingkungan sangat memengaruhi kenyamanan anak. Klinik yang penuh warna, dekorasi ceria, dan staf yang sabar bisa memberikan pengalaman yang jauh berbeda dibandingkan klinik yang dingin dan kaku. Kalau memungkinkan, pilih dokter anak yang memang terbiasa menangani pasien kecil dengan pendekatan ramah dan penuh empati.

Anak-anak akan merasa lebih aman jika dokter mampu berinteraksi dengan cara yang menyenangkan. Bahkan hal sederhana seperti dokter yang mengajak bercanda atau menjelaskan alat medis dengan mainan bisa membuat suasana berubah drastis. Pengalaman positif ini akan jadi modal penting untuk kunjungan berikutnya.

Menghilangkan rasa takut anak terhadap dokter memang butuh proses, tapi bukan hal yang mustahil. Dengan pendekatan yang tepat—penuh empati, konsisten, dan menyenangkan—kamu bisa membantu anak membangun pengalaman yang lebih positif setiap kali ke dokter. Karena kesehatan bukan cuma soal fisik, tapi juga tentang rasa aman dan kepercayaan sejak dini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us