Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ayah dan anak bermain
ilustrasi ayah dan anak bermain (pexels.com/tatianasyrikova)

Menjadi orangtua berarti menghadapi hari-hari penuh kejutan, termasuk saat energi rasanya sudah habis tapi si kecil masih ingin bermain. Anak usia 0–5 tahun memang punya energi tanpa batas, sedangkan kamu mungkin sedang lelah setelah rutinitas panjang. Dalam kondisi seperti ini, wajar banget kalau kamu butuh cara sederhana untuk tetap menemani mereka tanpa menguras tenaga.

Kabar baiknya, ada banyak aktivitas low-energy yang tetap mendukung tumbuh kembang anak sekaligus memberi kamu ruang bernapas. Mulai dari permainan tenang hingga rutinitas hening, semuanya bisa membantu menjaga kedekatan dengan anak. Nah, berikut ini beberapa cara menghibur anak saat kamu lelah dan stress.

1. Hadir secara emosional untuk bayi baru lahir

ilustrasi anak balita membantu merawat bayi (pexels.com/rdne)

Bayi baru lahir belum bisa bermain sendiri, tapi mereka hanya butuh kehadiranmu untuk merasa aman. Kamu tidak perlu selalu bernyanyi atau bergerak aktif, cukup duduk atau berbaring di dekat mereka. Menatap, berbicara lembut, atau hanya membiarkan mereka mendengarkan suaramu sudah sangat berarti.

Untuk saat-saat kamu benar-benar kelelahan, pilih aktivitas rendah energi yang tetap penuh makna. Kamu bisa berbaring di samping si kecil sambil mengajaknya mengoceh santai. Seperti kata Janet Cooper, seorang terapis wicara dan bahasa, dikutip dari BBC, anak hanya ingin melihatmu dan mendapatkan ketenangan dari suaramu, sehingga interaksi sederhana pun sangat cukup.

2. Gunakan musik dan rutinitas tenang untuk anak 12–18 bulan

ilustrasi ibu bermain dengan anak (pexels.com/martproduction)

Pada usia ini, anak sangat aktif dan senang meniru hal-hal yang kamu lakukan. Menyanyi sambil duduk bisa menjadi solusi praktis ketika kamu tidak punya tenaga untuk bergerak. Musik juga membantu melepaskan hormon bahagia sehingga suasana hati anak ikut membaik.

“Saat mendengarkan musik dan bernyanyi bersama, tubuh kita melepaskan hormon-hormon yang membuat mood lebih baik, jelas Ray Travasso, seorang terapis music, dikutip dari BBC. “Bernyanyi juga membantu mengatur pernapasan dan tingkat stres, sehingga cara ini bagus untuk meredakan suasana tegang di rumah,” tambahnya.

Jika si kecil mulai rewel, bisa jadi itu tanda mereka kelelahan dan bukan butuh permainan baru. Kamu bisa mengajaknya berpelukan sambil membaca buku sederhana untuk menenangkannya. Janet menyampaikan bahwa, orangtua sering melewatkan tanda ketika anaknya sebenarnya lelah, sehingga waktu hening justru bisa menjadi hiburan yang tepat.

3. Biarkan balita 18–24 bulan mengembangkan kemandirian

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/paveldanilyuk)

Balita usia ini mulai ingin melakukan segala sesuatu sendiri, dan kamu bisa memanfaatkannya ketika sedang kelelahan. Janet menjelaskan bahwa, permainan seperti puzzle, memasukkan bentuk, atau menyortir benda sangat cocok untuk balita. Permainan ini bisa dilakukan sendiri oleh anak dengan sedikit bantuan awal darimu.

“Cukup tawarkan beberapa pilihan dan bantu memulai dengan satu atau dua potongan pertama. Setelah fokus mereka terbentuk, biarkan mereka menyelesaikannya sendiri dan berikan bantuan hanya saat mereka kesulitan,” jelas Janet.

Selain itu, kamu bisa memutar musik dan menjadikan anak sebagai penghiburnya. Biarkan mereka berdandan dan tampil melakukan gerakan sederhana dari lagu favoritnya. Aktivitas ini membuatmu tetap terlibat tanpa perlu mengeluarkan banyak energi karena anak yang mengambil peran utama.

4. Manfaatkan permainan pura-pura pada anak 2–3 tahun

ilustrasi ayah dan anak bermain (pexels.com/tatianasyrikova)

Permainan pura-pura sangat ideal untuk anak usia ini dan tidak menuntut tenagamu. Kamu cukup membantu memulai skenario bermain seperti masak-masakan atau dokter-dokteran, lalu biarkan mereka mengambil alih.

“Dalam permainan pura-pura, anak biasanya jadi pemimpin utama. Kamu cukup membantu memulai alurnya, lalu biarkan mereka mengambil alih. Setelah itu, kamu bisa ikut terlibat secara pasif tanpa harus banyak bergerak,” jelas Janet.

Ketika permainan selesai, kamu bisa mengajaknya membaca atau mendengarkan audiobook bersama. Pilih buku yang punya ritme menyenangkan agar tetap menarik bagi anak. Duduk berdampingan sambil mendengarkan cerita bisa menjadi momen bonding tanpa membuatmu kelelahan.

5. Arahkan anak 3–4 tahun untuk bermain mandiri dengan sedikit bantuan

ilustrasi anak balita bermain (pexels.com/tatianasyrikova)

Pada usia ini, anak sudah bisa menyimpanmu dalam pikiran meski kamu tidak selalu di samping mereka. Kamu hanya perlu membantu memulai aktivitasnya, seperti menyediakan blok, boneka, atau sudut bermain khusus. Setelah itu, biarkan mereka melanjutkan permainan sendiri sambil kamu mengambil waktu istirahat sejenak.

Permainan tenang seperti sleeping lions atau membuat sudut bermain yang nyaman bisa membantu mereka fokus. Kamu juga bisa bermain memori sederhana seperti meminta mereka menceritakan kembali aktivitas minggu ini. Cara ini membuat anak merasa diperhatikan tanpa kamu harus tetap aktif

6. Beri tantangan sederhana untuk anak 4–5 tahun

ilustrasi bermain dengan anak (pexels.com/tatianasyrikova)

Anak usia 4-5 tahun suka tantangan. Janet menyarankan agar kamu bisa mengatur permainan yang membuat mereka sibuk tanpa banyak tenaga darimu. Misalnya, minta mencari lima benda berwarna merah atau lima benda yang berbentuk bulat. Kamu cukup memberi instruksi dan duduk santai sambil menunggu mereka kembali.

Selain itu, permainan seperti melempar kaus kaki gulung ke dalam panci bisa menjadi kompetisi kecil yang seru. Kamu bisa menjadi juri sambil duduk, sehingga tetap terlibat tanpa banyak gerakan. Jika kamu sangat lelah, libatkan keluarga melalui video call agar ada orang lain yang menemani anak bermain.

Dengan strategi sederhana dan permainan yang sesuai usia, kamu tetap bisa menemani anak tanpa harus menguras energi. Ingat, hadir secara emosional dan memberi ruang bagi anak untuk eksplorasi adalah kunci agar momen bermain tetap menyenangkan bagi kalian berdua.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team