Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fenomena Sosial yang Kerap Dirasakan oleh Remaja, Waspada!

ilustrasi remaja (pexels.com/@cottonbro)
ilustrasi remaja (pexels.com/@cottonbro)

Setiap orang dewasa yang sudah memasuki usia matang pasti pernah merasakan berada dalam masa-masa remaja yang penuh warna. Rentang usia remaja berada di kisaran 12 hingga 18 tahun, meski ada pula yang membatasinya hingga 21 tahun. Ada banyak perubahan mendasar yang terlihat pada para remaja, tak hanya perubahan dari segi fisik, namun juga mental, emosional, dan sosialnya.

Salah satu aspek penting yaitu sosial juga perlu menjadi perhatian serius bagi para remaja. Hal ini karena para remaja biasanya berada pada masa-masa krisis identitas diri yang dapat memengaruhi kehidupan sosialnya. Tidak mengherankan bahwa beberapa fenomena sosial berikut ini justru kerap terjadi dan dirasakan oleh para remaja.

1. Mudah mengalami konflik pribadi

ilustrasi remaja (pexels.com/@artempodrez)
ilustrasi remaja (pexels.com/@artempodrez)

Mengalami konflik pribadi mungkin menjadi hal umum yang banyak dirasakan oleh semua orang. Hal ini tak hanya terbatas pada orang dewasa saja, melainkan juga para remaja. Konflik yang terjadi pada remaja juga bisa disebabkan karena beragam hal, bahkan untuk hal yang sederhana sekali pun.

Dilansir Raising Children, konflik yang terjadi pada remaja adalah sesuatu yang natural, sekaligus dapat menjadi momentum untuk mengontrol manajemen emosinya. Fenomena sosial yang kerap terjadi ini mungkin membuat banyak remaja mengalami permasalahan pribadi dengan orang-orang seusianya, entah karena ego atau hal lain.

2. Proses pencarian jati diri

ilustrasi remaja (pexels.com/@cottonbro)
ilustrasi remaja (pexels.com/@cottonbro)

Usia remaja memang menjadi momen-momen yang diisi oleh hal-hal menyenangkan, sebab dipenuhi oleh aktivitas yang menarik. Salah satu fenomena sosial yang kerap terlihat pada remaja adalah ketika mereka gemar bersosial demi menemukan jati dirinya. Mengutip Parent and Teen, pencarian jati diri pada remaja dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu melalui keluarga, kultural, hingga ekspektasi sosial yang dimiliki.

Keberadaan jati diri dinilai sangat penting untuk menentukan cara pandang remaja dalam menapaki usia dewasa ke depannya. Tak heran bila salah satu cara yang dilakukan remaja adalah dengan melakukan interaksi sosial dengan orang-orang.

3. Penasaran untuk mencoba hal baru

ilustrasi remaja (pexels.com/@cottonbro)
ilustrasi remaja (pexels.com/@cottonbro)

Usia remaja memang menjadi fase tengah yang menjadi tanda mereka dalam menapaki kehidupan dewasa. Hal ini kerap kali membuat banyak remaja penasaran terhadap beragam hal di sekitarnya. Remaja memiliki rasa penasaran terhadap sekelilingnya atau bahkan mengenai kesempatan untuk mengeksplor beragam hal lain, seperti informasi yang dilansir Weebly. 

Tidak mengherankan bahwa mungkin banyak ditemukan para remaja yang gemar mengeksplor banyak hal sebagai upaya untuk memenuhi rasa penasarannya. Dengan demikian, maka akan ada banyak informasi baru yang dapat diperoleh oleh mereka.

4. Sulit lepas dari teknologi

ilustrasi bermain ponsel (pexels.com/@cottonbro)
ilustrasi bermain ponsel (pexels.com/@cottonbro)

Kemajuan era modern kini membuat banyak orang mampu mengakses segalanya secara cepat. Tak mengherankan apabila beragam kalangan usia pun pasti gemar mengakses teknologi sebagai upaya untuk memperoleh informasi baru.

Parents Reachout melansir kabar bahwa teknologi bagi remaja seakan sudah menjadi hal yang menyenangkan sebab seakan membuat mereka terkoneksi secara mudah dengan orangtua, keluarga, atau teman-temannya. Hal inilah yang kemudian membuat banyak para remaja yang seakan sulit lepas dari teknologi, bahkan ada pula yang hingga kecanduan dalam penggunaannya.

5. Emosi yang tidak stabil

ilustrasi remaja (pexels.com/@trinitykubassek)
ilustrasi remaja (pexels.com/@trinitykubassek)

Kamu mungkin sering menemukan fakta bahwa banyak remaja yang karakternya sangat sulit ditebak. Hal ini membuat mereka terkadang mudah marah, sedih, senang, dan masih banyak lagi hal moody lainnya. Sebetulnya sifat moody yang dirasakan remaja adalah hal yang normal, sebab karena faktor hormonal, karakter, sosial, dan masih banyak lagi.

Mengutip Independent, faktor hormonal berperan besar dalam perubahan mood para remaja, sebab tingginya level testosteron, estrogen, progesteron pada masa-masa remaja. Tidak heran apabila reaksi emosional yang dimiliki para remaja bisa berbeda-beda.

Tentunya berkaca dari fenomena sosial di atas, maka tak mengherankan apabila banyak remaja mungkin mengalami hal serupa. Yang terpenting adalah memahami batasan dan tidak melakukan hal-hal yang tak semestinya. Apakah para remaja setuju dengan hal ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Chalimatus Sa'diyah
EditorChalimatus Sa'diyah
Follow Us