Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hadapi Pandemik, Ini Catatan Popmama.com untuk Orang Tua Millennial

freepik.com

Jakarta, IDN Times - Menjalani hidup di tengah situasi pandemik tentu tak mudah. Hal tersebut pasti juga dirasakan oleh para orang tua muda. Bagaimana tidak? Tantangan tak hanya terbatas pada isu kesehatan dan ekonomi saja, namun cara orang tua mendidik anak juga harus mengalami penyesuaian.

Dengan terbatasnya ruang gerak, orang tua harus berpikir ekstra untuk tetap dapat memberikan yang terbaik bagi anak mereka. Di kesempatan ini, Sandra Ratnasari, Editor-in-Chief Popmama.com, membagikan beberapa tips untuk para orang tua yang makin sibuk menjalankan tugasnya selama masa pandemik ini.

1. Monitoring anak meski sibuk

Dok. IDN Media/Herka Pangaribowo

Semenjak kebijakan belajar dari rumah ditetapkan, orang tua dipaksa untuk bekerja secara profesional sambil tetap mengasuh anak. Selain memanfaatkan waktu tidur siang si kecil, bangun lebih pagi sekitar dua jam sebelum anak-anak bangun juga bisa jadi momen yang tepat untuk mencicil pekerjaan kantor.

Namun, kondisi di atas tentu tak dapat diaplikasikan secara umum. Masalahnya, ada juga orang tua yang harus tetap bekerja dari kantor meski pandemik masih belum kunjung usai. Oleh karenanya, Sandra berpesan, “Orang tua harus berusaha untuk memonitor anaknya, apapun yang terjadi. Monitoring tersebut dapat dilakukan melalui orang yang menemaninya di rumah.”

Hal ini harus dilakukan secara reguler agar orang tua bisa mengerti situasi yang tengah anak-anak hadapi. Dengan memahami situasi tersebut, orang tua tentu dapat membantu mereka dengan lebih mudah. Kendati banyak tugas dari kantor, jangan lupa untuk meluangkan waktu khusus untuk anak-anak, ya. 

2. Beri pemahaman terkait protokol kesehatan

freepik.com

Hidup di era normal baru, orang tua diwajibkan untuk memberikan pemahaman terkait protokol kesehatan bagi anak-anak mereka. “Caranya bagaimana? Seperti yang telah dijelaskan di banyak media parenting seperti Popmama.com, membuka komunikasi adalah langkah terpenting untuk menjelaskan pada anak mengenai situasi yang sedang kita hadapi saat ini,” jelas Sandra. 

Penjelasan yang diberikan pada anak, kata Sandra, harus sesuai dengan usia mereka. “Untuk balita, misalnya, mungkin tidak mudah untuk menjelaskan, tapi dengan memberikan contoh dan penjelasan sederhana tentang virus, mereka tentu akan memahami. Jika orang tua terpaksa keluar rumah, tunjukkan cara tepat membersihkan diri setelah tiba di rumah,” ucap Sandra.

Ia kemudian melanjutkan, “Untuk anak SD, mungkin akan lebih mudah menjelaskannya karena mereka sudah memiliki sumber informasi lain―lihat berita di TV, misal. Pada tahap ini, mereka juga harus paham: mana berita yang benar dan mana yang bohong. Banyak hoaks terkait pandemi yang beredar, lho.” 

Selain itu, para orang tua juga harus menyadari bahwa hal yang mereka coba komunikasikan ini adalah upaya untuk membangun kewaspadaan dalam rangka pencegahan, ya, bukan untuk menakut-nakuti anak. Salah-salah, mental mereka bisa jadi terganggu karena terlalu takut.

3. Keluarga, tempat ternyaman untuk dukung kondisi emosional anak

freepik.com

Pada dasarnya, keluarga adalah orang-orang yang disatukan untuk dapat berjuang bersama di masa senang maupun sulit. Itulah mengapa mendukung anak secara emosional juga merupakan salah satu hal lain yang krusial.  Namun, perlu diingat bahwa membentuk kedekatan emosional dengan anak tidak bisa dilakukan secara instan. 

Sandra mengungkapkan, “Membangun kedekatan emosional dengan anak pun membutuhkan proses. Jika sejak dalam kandungan anak sudah diajarkan ‘mendengar’ perasaan orang tua, biasanya mereka akan lebih mudah berempati. Intinya, keluarga merupakan tempat ternyaman yang akan selalu disinggahi, meski dalam masa sulit sekalipun. A family is really a place full of emotions.”

Psikolog Wiene Dewi dari Himpunan Psikolog Indonesia menyatakan bahwa apa yang membebani pikiran dapat memengaruhi imunitas tubuh juga, lho. Memiliki sebuah kedekatan emosional dengan keluarga tentu sangat penting untuk menjaga ketenangan pikiran. Dengan menjaga pikiran selalu positif, imunitas akan selalu terjaga dan tiap anggota keluarga pun sehat.

Share
Topics
Editorial Team
Amelia Rosary Dewi
Bayu Aditya Suryanto
Amelia Rosary Dewi
EditorAmelia Rosary Dewi
Follow Us