6 Ide Permainan Anak Usia 2 Tahun, Bisa Bareng Orangtua!

- Permainan sederhana mendukung tumbuh kembang anak usia 2 tahun
- Onlooker play membantu membangun kepercayaan diri dan keterampilan sosial
- Storytelling, board games, dan menempel stiker juga bermanfaat untuk perkembangan anak
Menghabiskan waktu bersama si kecil yang berusia 2 tahun bisa jadi momen yang penuh keceriaan sekaligus mendekatkan hubungan dengan orangtua. Di usia ini, anak-anak sedang aktif-aktifnya mengeksplorasi dunia di sekitar mereka, sekaligus belajar banyak hal baru.
"Di usia 2 hingga 4 tahun, bermain menjadi cara yang lebih dinamis untuk mendukung perkembangan kognitif, sosial, emosional, dan fisik anak. Pada tahap awal balita, mereka mulai terlibat dalam permainan simbolik sederhana yang nantinya berkembang menjadi skenario bermain yang lebih kompleks, berurutan, dan imajinatif. Aktivitas ini membantu mengasah kreativitas sekaligus kemampuan memecahkan masalah," tutur Noreen Commella, Psy.D., Psikolg berlisensi, dikutip Healthy Young Minds.
Nah, salah satu cara seru untuk mendukung tumbuh kembang mereka adalah lewat permainan sederhana yang bisa dilakukan bersama di rumah. Tidak perlu alat mahal atau persiapan rumit, berikut enam ide permainan seru yang bisa dimainkan bersama si kecil, dijamin menyenangkan dan mendidik.
1. Puzzle sederhana

Dilansir Parents, sekitar usia 2 tahun, balita mulai terlibat dalam onlooker play, yaitu mengamati orang lain bermain tanpa ikut serta. Meskipun sekilas terlihat pasif, sebenarnya aktivitas ini punya manfaat besar.
Onlooker play membantu anak membangun kepercayaan diri untuk bergabung dalam permainan nantinya. Selain itu, mereka juga belajar cara bermain dan berinteraksi dengan orang lain.
Membiarkan si kecil mengamati orangtua melakukan aktivitas menarik, seperti menyusun puzzle atau bermain piano dapat menjadi salah satu cara. Selain itu, biarkan si kecil untuk melihat sang kakak atau sebaya membangun labirin atau puzzle. Dari sini, anak-anak tidak hanya belajar, tetapi juga mempersiapkan diri untuk terlibat lebih aktif dalam kegiatan sosial ke depannya.
2. Bermain peran pura-pura

Pretend play atau permainan pura-pura adalah bagian penting dari perkembangan anak karena membantu mereka memahami dunia di sekitar sekaligus melatih keterampilan sosial. Dengan menggunakan boneka, action figure, atau boneka binatang, anak-anak bisa diajak untuk menciptakan cerita dan skenario yang melibatkan berbagai situasi.
"Anak-anak bebas membayangkan apa pun yang mereka inginkan dan menciptakan struktur permainan mereka sendiri,” jelas Cindy Hovington, PhD, pendiri Curious Neuron, sebuah konsultan pengasuhan anak yang didukung oleh sains.
Menurutnya, terdapat beberapa jenis permainan jenis ini, termasuk fantasi, imajinatif, pura-pura, membuat-buat, di luar ruangan, sensorik, konstruktif, dan permainan simbolik. Selain mengajak bermain bersama, orangtua pun dapat memberikan contoh perilaku sosial yang positif, seperti berbagi, bergantian, atau mengekspresikan emosi dengan tepat agar dapat mengajarkan tata krama di tempat umum.
3. Board game

Bukan hanya orang dewasa, kini board game juga ada yang dikhususkan untuk batita agar dapat mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Dengan peraturan permainan yang jelas, board games bisa mendorong anak untuk berpikir out of the box dan mencari solusi secara kreatif.
Jenis board games untuk anak usia 2 tahun pun bisa dimulai dari permainan yang sederhana. Beberapa yang cukup terkenal, di antaranya; ular tangga, Zingo, atau busy page. Namun meski sederhana, orangtua tidak perlu khawatir kalau anak belum mengerti mengenai peraturan permainan. Teruslah melakukan permainan di depan anak karena seiring waktu, anak akan belajar dan meniru orangtua saat bermain.
4. Permainan sensory

Permainan sensori menjadi salah satu jenis permainan favorit yang memiliki banyak manfaat. Pasalnya, saat anak berusia dua tahun, orangtua perlu rajin mengajak anak menstimulasi kemampuan sensori untuk melatih reflek, keseimbangan, dan gerakan anak.
Menurut Cleveland Clinic, permainan sensory dapat dilakukan di rumah dengan bahan-bahan sederhana yang mudah dibuat, seperti pasir kinetis atau tanah liat. Untuk melatih sensori anak, orangtua pun bisa mendorongnya sejak dari bayiagar anak memiliki koordinasi mata dan tangan dengan baik.
“Ketika anak melakukan kegiatan sensori dari bermain, otak mereka sebenernya sedang berkembang dan belajar dari cara sehari-hari yang ada di sekitar mereka. Anak juga akan belajar mengenai komunikasi, emosi, keinginan, dan kebutuhan,” jelas terapis Suzzane Messer, dikutip Cleveland Clinic.
5. Storytelling

Bukan seperti permainan pada umumnya, storytelling merupakan kegiatan yang dapat mendorong tumbuh kembang anak melalui cerita. Di luar negeri, storytelling biasanya dilakukan sebelum anak tidur atau biasa juga dikenal sebagai cerita pengantar tidur. Namun, kamu bisa menerapkan kegiatan ini ketika ingin melakukan kegiatan bersama anak.
Ajaklah anak membaca buku dari cerita-cerita sederhana dan pendek. Orangtua bisa memilih buku cerita dengan gambar 3D atau buku cerita interaktif, agar anak dapat ikut berinteraksi dan menstimulasi kemampuan membaca dan melihat.
“Storytelling membantu anak untuk menggabungkan imajinasi dan ide baru, sekaligus membantu mereka untuk menggumamkan kata dan aksi yang sudah dilatih saat mereka baru berusia 9 bulan. Dari cerita ini, anak juga akan terdorong untuk membayangkan cerita dalam bentuk visual dan berpikir kreatif,” ungkap Dr. Rebecca Isbell, Edukator anak usia dini.
6. Menempel stiker

Bukan hanya untuk bersenang-senang, menempel stiker juga bisa menjadi cara anak untuk belajar banyak hal. Permainan ini juga bisa membantu anak untuk mendorong pengalaman sensori dan kemampuan motorik yang lebih teliti.
Ajaklah anak untuk fokus pada detail dan mengikuti bentuk tertentu atau orangtua juga bisa menyediakan jenis stiker yang membantu mendorong imajinasinya, seperti stiker books yang terdiri dari beberapa tema.
“Kegiatan ini bisa dilakukan sebagai parallelplay yang mendorong anak untuk bermain secara individu, meskipun bermain di tempat yang sama dengan anak lain. Aktivitas sederhana seperti bermain balok atau menempel stiker dapat membantu anak untuk menyiapkan diri dalam berinteraksi dan fokus di satu tempat,” tutur Lauren Starnes EdD, ahli perkembangan anak dan Chief Academic Officer The Goddard School.
Itu dia jenis permainan edukasi yang bisa diberikan kepada anak usia 2 tahun. Dari berbagai jenis permainan di atas, orangtua bisa mendampingi sekaligus bermain dengan sang anak. Semoga membantu, ya!