Ilustrasi intensive parenting (pexels.com/Yan Krukau)
Jika kamu merasa memiliki pola intensive parenting dalam mengasuh anak, berikut terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Terdapat langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi sisi "intensif" dan meningkatkan kesehatan mental keluarga.
Tetapkan ekspektasi yang realistis
Penelitian menunjukkan bahwa orangtua yang perfeksionis dan menekan diri sendiri cenderung mengalami tingkat kelelahan yang lebih tinggi. Cobalah untuk menghindari pemikiran bahwa orangtua “harus” melakukan sesuatu. Ubah cara pandang secara realistis.
Biarkan anak menjadi dirinya sendiri
Orangtua sebenarnya tidak perlu mengisi semua waktu mereka dengan aktivitas yang mendidik dan memperkaya.
“Orangtua menginginkan yang terbaik untuk anak mereka hingga mencapai kesuksesan. Hal ini tidak salah, tetapi mereka lupa bahwa kesuksesan juga mencakup kebahagiaan serta mengejar minat dan kegembiraan pribadi,” kata Fran Walfish, PsyD, psikoterapis anak, orangtua, dan hubungan berbasis di Beverly Hills, mengutip The Bump.
Orangtua perlu memperhatikan kesehatan mental
Jangan menunggu hingga muncul tanda-tanda bahaya. Maka, dengarkan kata hati setiap hari. Tingkat kemarahan, rasa kesal, atau frustrasi yang lebih tinggi bisa menjadi tanda bahwa kebutuhan tidak terpenuhi. Ingatlah bahwa orangtua yang sehat lebih mampu mendukung anak-anaknya dibandingkan mereka yang kelelahan.
Hindari membandingkan diri dengan keluarga lain
Pertimbangkan apa yang penting untuk keluarga dan fokuslah pada hal tersebut, sambil bekerja untuk mempercayai naluri parenting sendiri.
Bekali anak dengan keterampilan untuk menghadapi masa depan
Bekali anak skill untuk menghadapi kekecewaan sehari-hari. Hal ini akan membantu anak membangun ketahanan. Penting untuk memberdayakan anak daripada membiarkan anak menyerap kecemasan orangtuanya sendiri.
Intensive parenting memiliki sisi positif dan negatif. Mengarahkan anak untuk mencapai kesuksesan sangat penting, namun jangan lupa tetap memprioritaskan kesehatan mental anak dan juga diri sendiri sebagai orangtua. Apakah kamu setuju?