Decluttering barang milik anak sering kali berujung pada adegan penuh drama. Anak nangis, orangtua pusing, dan kamar tetap berantakan. Padahal, niat awalnya cuma mau bikin ruang lebih rapi dan lega. Tapi buat anak, barang-barang mereka punya makna emosional yang jauh lebih besar dari sekadar benda. Mainan rusak, kertas gambar, bahkan boneka lama bisa terasa seperti teman yang menemani sejak kecil.
Masalahnya, banyak orangtua yang gak sadar kalau cara mereka membereskan justru memicu perasaan kehilangan atau tidak dipercaya. Kesalahan orangtua saat decluttering barang milik anak berikut ini wajib untuk dihindari, biar prosesnya gak berubah jadi drama. Apa saja kesalahan tersebut? Gulir artikel ini atas untuk mengetahui selengkapnya!
