Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Decluttering Digital, Apa Saja yang Perlu Dihapus dari Gadget?

menggunakan laptop
ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/Kritsada Seekham)
Intinya sih...
  • Foto dan video kurang penting harus dihapus atau disimpan yang paling bermakna.
  • Dokumen dari pekerjaan lama bisa dihapus atau dipindahkan ke flashdisk khusus.
  • Tugas sekolah/kuliah, revisi skripsi, unduhan tak terpakai, riwayat chat/email perlu dihapus.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Decluttering atau menyeleksi ulang dan menyingkirkan barang-barang yang tidak penting tentu sudah sering didengar olehmu. Kamu bahkan telah rutin melakukan decluttering di rumah. Pakaian yang tak muat lagi, alas kaki yang menumpuk, buku yang sudah selesai dibaca secara berkala disingkirkan.

Ada sebagian yang dibuang, dijual, atau didonasikan. Namun, decluttering bukan hanya tentang barang-barang seperti di atas. Seiring era digitalisasi juga muncul sampah di semua perangkat yang digunakan olehmu.

Kalau sampah digital tidak pernah dibereskan, memori gadgetmu cepat penuh. Performanya memburuk, lemot, dan satu-satunya yang terpikirkan olehmu ialah membeli gawai baru. Padahal, selama decluttering digital tak pernah dilakukan gawai semahal apa pun akan bernasib sama. Kalau kamu mau decluttering digital,. hapus 10 hal ini dari gawaimu!

1. Foto dan video kurang penting

galeri smartphone
ilustrasi galeri smartphone (pexels.com/cottonbro studio)

Setiap hari mungkin ada foto dan video yang dikirimkan padamu. Belum lagi buatmu yang memang suka mengabadikan momen. Untuk satu momen saja, foto dan videonya banyak sekali. Bukalah galerimu yang telah berisi ratusan bahkan ribuan foto serta video. Hapus sebagian besarnya dan simpan sebagian kecilnya saja yang paling bermakna.

2. Berbagai dokumen dari pekerjaan lama

menggunakan laptop
ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/William Fortunato)

Selama kamu resign tanpa ada masalah besar, dokumen terkait pekerjaan lama bisa dihapus. Atau, dipindahkan ke satu flashdisk khusus agar laptop dan smartphone bersih kembali. Apalagi dirimu sudah bertahun-tahun lalu bekerja di sana. Tidak ada gunanya terus menyimpan semuanya.

3. Tugas semasa sekolah atau kuliah dan revisi skripsi

menggunakan laptop
ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/Anna Shvets)

Bagus sekali kamu dapat menjaga laptop atau smartphone sampai bertahun-tahun. Perangkat itu menjadi saksi bisu perjuanganmu dari sekolah ke bangku kuliah atau dari dunia kampus ke dunia kerja. Namun, pasti itu bikin sampah dokumen banyak sekali. Hapus tugas-tugas yang gak relevan lagi dengan hidupmu sekarang. Termasuk revisian skripsi. Cukup hasil akhir skripsi yang disimpan.

4. Unduhan film, foto, musik, dan desain yang tak lagi terpakai

menggunakan laptop
ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/Jakub Zerdzicki)

Guna berbagai keperluan, kamu mengunduh ini itu. Dulu memang semuanya terasa penting karena masih ditonton, didengarkan, atau dipakai dalam bekerja. Seperti download desain untuk presentasi. Namun, bila sekarang tidak lagi penting maka segera saja dihapus. Ruang penyimpanan di gadget langsung longgar.

5. Riwayat chat dan email

menggunakan smartphone
ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Mikhail Nilov)

Sering kali kamu gak sadar soal banyaknya chat yang memenuhi smartphone. Sampai dirimu tak bisa menerima maupun mengirim pesan lagi. Terlebih kalau kamu mengikuti grup-grup yang sangat aktif. Dalam sehari saja terdapat ratusan chat beserta stiker, foto, dan video.

Kalau tak ada informasi yang masih berguna hingga hari ini, kosongkan seluruh riwayat percakapan kalian. Begitu juga dengan pesan di kotak masuk surelmu. Hapus email yang tidak penting dan berhenti berlangganan informasi yang gak diperlukan lagi. Seperti langganan informasi lowongan kerja ketika kamu sudah nyaman di pekerjaan sekarang.

6. Nomor kontak yang gak aktif atau kena hack

menggunakan smartphone
ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Joanna Bogacz)

Kamu memang gak selalu tahu nomor seseorang masih aktif atau tidak. Terlebih jika kalian lama tak berhubungan. Namun, bila ada kenalan yang sudah pernah mengatakan padamu bahwa ia ganti nomor atau nomor lamanya kena hack, langsung saja hapus nomor lama itu. Daripada orang asing yang bermaksud buruk berusaha menipumu.

7. Produk-produk di keranjang belanja marketplace

menggunakan smartphone
ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Liza Summer)

Kamu mungkin sudah berhasil menahan dorongan untuk berbelanja. Namun, keranjang belanjamu di aplikasi marketplace penuh. Ada ratusan produk di sana yang tak kunjung di-checkout. Biasanya ini bagian dari strategi menahan keinginan.

Masukkan dulu produk ke keranjang dan tunggu sampai beberapa hari. Kalau kamu sudah gak menginginkannya berarti memang tak benar-benar membutuhkannya. Sayangnya, produk itu tak dihapus saja dan malah menumpuk. Dirimu menjadi sulit menemukan barang yang benar-benar ingin dibeli.

8. Aplikasi yang lama tak dipakai

aplikasi
ilustrasi aplikasi (pexels.com/indra projects)

Pada saat pandemik COVID-19 misalnya, aplikasi konferensi video hampir setiap hari dipakai untukmu meeting. Namun, sekarang malah sudah gak pernah. Dirimu rapat seperti biasa di kantor.

Kalaupun kadang dirimu perlu berkoordinasi dari jarak jauh cukup dengan panggilan video WA. Aplikasi-aplikasi yang sudah tak terpakai lebih baik dihapus. Itu memberi ruang untukmu mengunduh dan menginstal pembaruan aplikasi lain yang penting.

9. Postingan di medsos yang bikin malu diri sendiri

menggunakan laptop
ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/Atlantic Ambience)

Decluttering digital tidak hanya hanya diterapkan di perangkatmu. Di semua akun media sosialmu pun sama. Untukmu yang aktif di ruang maya pasti sudah banyak sekali status yang diunggah.

Termasuk status gak jelas ketika kamu gabut atau kesal karena sesuatu. Sekarang dirimu membacanya saja merasa malu. Cepatlah menghapus postingan-postingan yang hari ini dapat merusak personal branding-mu.

10. Akun-akun unfaedah

menggunakan gadget
ilustrasi menggunakan gadget (pexels.com/Jakub Zerdzicki)

Kamu barangkali tipe pengguna medsos yang tidak enak kalau gak follow back akun yang mengikutimu. Dirimu juga otomatis menerima permintaan pertemanan. Akan tetapi, ternyata unggahannya sama sekali gak menginspirasi.

Malah ketika kamu melihatnya menjadi bad mood. Demi kesehatan mentalmu, batalkan saja pertemanan atau kamu berhenti mengikutinya. Bahkan akun yang benar-benar mengganggu dapat diblokir. Cukup ikuti akun-akun yang berdampak positif padamu.

Meski sampah digital tidak terlihat semencolok barang-barang di rumah, decluttering tetap perlu dilakukan. Selain supaya perangkat bisa lebih lama digunakan, decluttering digital juga bermanfaat agar tidak berpengaruh buruk terhadap pikiran. Pada dasarnya manusia lebih nyaman dengan segala yang rapi daripada berantakan atau menumpuk.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

7 Gaya Seleb di Jakarta Running Festival 2025, Energik dan Colorful!

29 Okt 2025, 17:51 WIBLife