Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi hidangan makanan (unsplash.com/Emma Ou)

Lebaran kerap menjadi momen yang penuh kehangatan. Di tengah kebahagiaan bertemu keluarga, sering kali ada satu hal yang terasa begitu istimewa: masakan ibu. Tidak sekadar asupan, masakan ibu membawa cinta dan cerita, yang sekaligus menjadikannya simbol kasih sayang yang dirasakan hingga ke lubuk hati.

Sayangnya, Idulfitri 2025 ini terasa berbeda. Setidaknya bagi saya yang hidup jauh dari ibu. Setelah menikah dan memiliki anak sendiri, Lebaran bukan lagi tentang bertemu satu keluarga, melainkan juga membagi waktu antara menghabiskan momen bersama keluarga sendiri atau keluarga istri. Saya kebetulan tidak mudik tahun ini, sehingga mesti Lebaran dengan sepiring rindu masakan ibu untuk sementara waktu.

1. Aroma yang menghidupkan kenangan

ilustrasi memasak (unsplash.com/Ivan Shemereko)

Aroma masakan ibu selalu berhasil memanggil kembali kenangan indah masa kecil. Saat wangi rendang, opor ayam, atau ketupat merebak dari dapur, hati seakan diantar kembali kepada masa-masa sederhana yang dipenuhi tawa keluarga. Tiap aroma bukan hanya menggugah selera, melainkan juga menuntun hati kepada nostalgia yang hangat.

Masakan ibu memiliki keajaiban yang mampu menghubungkan generasi. Saat mencicipi masakan khas Lebaran, kami bisa merasakan bumbu dan rempah juga tradisi yang diwariskan. Aroma dapur ibu menjadi pengikat hati yang menyatukan keluarga di meja makan meskipun berbeda kota bahkan negara.

2. Resep rahasia yang tidak tergantikan

ilustrasi resep (unsplash.com/Dan Gold)

Tiap ibu biasanya memiliki resep rahasia yang membuat masakannya tidak tertandingi. Misalnya, dengan tambahan satu bahan rahasia atau cara memasak yang diwariskan nenek moyang. Hal-hal kecil ini yang membuat masakan ibu saya terasa unik dan tidak pernah gagal memikat hati.

Tidak ada restoran yang mampu menandingi sentuhan personal ibu dalam masakannya. Bukan hanya tentang rasa, tetapi juga dedikasi yang selalu hadir pada tiap sajiannya. Masakan ibu bukan sekadar makanan. Itu adalah bentuk ekspresi kasih sayang yang tidak ternilai.

3. Simbol kebersamaan dan kasih sayang

ilustrasi kumpul keluarga (unsplash.com/ Zach Reiner)

Lebaran adalah waktu keluarga berkumpul. Masakan ibu adalah bintangnya. Saat semua anggota keluarga berkumpul di meja makan, kelezatan masakannya menjadi tali pengikat yang menyatukan hati. Dari tertawa bersama hingga cerita nostalgia, masakan ibu menjadi katalisator momen-momen berharga ini.

Masakan ibu juga mengajarkan nilai berbagi dan peduli. Tiap suapan mengingatkan akan upaya, cinta, dan pengorbanan yang dia lakukan untuk menyenangkan keluarganya. Di balik masakan ibu, ada doa yang dia panjatkan untuk kebahagiaan tiap anggota keluarga.
Ketika kita memikirkan Lebaran, masakan ibu pun selalu memiliki tempat khusus di hati.

Sepiring rendang atau opor bersama ketupat lebih dari sekadar makanan. Itu adalah representasi cinta tanpa syarat yang ibu berikan. Di tengah ingar bingar perayaan, masakan ibu menjadi pengingat, kebahagiaan terletak pada kebersamaan dan kasih sayang keluarga. Meski tidak benar-benar bisa mencicipinya tahun ini, mari tetap merayakan Lebaran dengan sepiring rindu yang dipenuhi kehangatan masakan ibu.

Editorial Team