9 Momen Menyedihkan saat Keluarga Alami Krisis Keuangan, Ujian Berat

Harus yakin mampu menghadapinya bersama-sama

Orang yang lajang pun bisa mengalami kesulitan keuangan. Misalnya, karena kehilangan pekerjaan atau sikap yang tidak bijaksana dalam membelanjakannya. Namun, ancaman problem finansial lebih besar pada keluarga mengingat tanggungan yang lebih banyak.

Apalagi keluarga muda yang pekerjaan serta pendapatannya belum stabil. Tidak ada yang menginginkan hal ini terjadi, tetapi sebaiknya setiap pasangan menyiapkan mental sejak sekarang. Situasi keuangan keluarga yang lagi gak sehat akan mendatangkan banyak kesedihan sekaligus beban pikiran, terutama di sembilan momen berikut.

1. Terpaksa menolak atau menunda permintaan anak

9 Momen Menyedihkan saat Keluarga Alami Krisis Keuangan, Ujian Beratilustrasi keluarga (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Secara naluri, semua orangtua tentu ingin bisa memenuhi berbagai permintaan anak. Apalagi itu hanya keinginan-keinginan yang sederhana, seperti jajan atau main ke tempat wisata yang harga tiketnya sebenarnya murah. Namun, semurah-murahnya biaya bakal terasa mahal ketika kita mengalami krisis keuangan.

Jangankan terkait permintaan anak yang tidak urgen, untuk berbagai kebutuhan sehari-hari saja kita mesti berhemat sekali. Walaupun anak akhirnya bisa menerima penolakan atau penundaan atas keinginannya, pasti perasaan kita tercabik-cabik. Kita sedih dan merasa bersalah sudah membuat anak kecewa.

2. Sampai menjual cincin pernikahan

9 Momen Menyedihkan saat Keluarga Alami Krisis Keuangan, Ujian Beratilustrasi cincin pernikahan (pexels.com/Migs Reyes)

Di antara semua barang yang ada di rumah, mayoritas pasangan tentu paling berat kalau harus menjual cincin pernikahan. Sekalipun cincin dan perhiasan lain dapat dibeli lagi di kemudian hari, rasanya tetap berbeda. Cincin yang disematkan di jari pada hari bersejarah kita seperti gak bisa ditukar dengan uang sebanyak apa pun.

Kita terikat pada kenangan yang amat penting, bukan sekadar fisik bendanya. Sampai-sampai melepas cincin pernikahan bisa terasa seperti menjual janji suci kita dengan pasangan. Diam-diam ada rasa takut kalau-kalau terjualnya cincin tersebut akan melemahkan perkawinan kita.

3. Pekerjaan dan penghasilan dihina orang

9 Momen Menyedihkan saat Keluarga Alami Krisis Keuangan, Ujian Beratilustrasi pasangan (pexels.com/Gustavo Fring)

Beberapa orang yang mengetahui persoalan keuangan kita barangkali langsung tak tahan untuk berkomentar. Terutama sehubungan dengan pekerjaan dan penghasilan kita maupun pasangan. Komentar mereka seperti sama sekali tak menaruh respek.

Seakan-akan kita salah karena menekuni pekerjaan tersebut. Penghasilan yang kecil menjadi sorotan bahkan meski itu terjadi karena kantor sedang bermasalah. Artinya, dahulu kita pun tak menyangka bakal mengalami pemotongan gaji bahkan berada dalam ketidakpastian bakal kena PHK atau gak.

Baca Juga: 5 Tips Atasi Krisis Keuangan, Irit Saja Belum Menyelesaikan Masalah

4. Ada yang menyalahkan keputusan kita menikah

9 Momen Menyedihkan saat Keluarga Alami Krisis Keuangan, Ujian Beratilustrasi tiga orang (pexels.com/SHVETS production)

Di tengah rasa pusing hebat akibat krisis keuangan, kita justru harus mendengar komentar yang paling tidak mengenakkan. Kita dan pasangan sudah berumah tangga beberapa tahun. Akan tetapi, masalah kita hari ini sampai ditarik mundur ke jelang pernikahan dahulu.

Bahkan orang yang dulu mendukung rencana pernikahan kita pun bisa tiba-tiba bersikap menyalahkan keputusan tersebut. Apalagi orang yang sejak lama sudah kurang setuju dengan pernikahan kita. Kehadirannya sama sekali tak membantu kita melihat masa depan, melainkan justru seperti hendak bikin kita menyesal dan menyalahkan diri.

5. Saat anak sakit gak bisa memberikan kenyamanan lebih

9 Momen Menyedihkan saat Keluarga Alami Krisis Keuangan, Ujian Beratilustrasi anak sakit (pexels.com/Karolina Grabowska)

Segala mengenai anak akan menyedot pikiran kita sebagai orangtua. Gak bisa memenuhi permintaan anak saja sudah bikin kita sedih sekali, apalagi ketika ia sakit. Anak memang tidak dapat meminta apa-apa saking lemah kondisinya.

Namun, kita sedih lantaran tak bisa memberikan kenyamanan lebih untuknya. Misalnya, kita menjadi ragu untuk membawanya ke rumah sakit karena takut anak harus dirawat inap dan kena biaya lain-lain di luar tanggungan asuransi. Kalaupun biaya perawatan dijamin penuh oleh asuransi, kita tak dapat memilih kamar yang lebih nyaman.

6. Pasangan minta maaf belum bisa membahagiakan kita

9 Momen Menyedihkan saat Keluarga Alami Krisis Keuangan, Ujian Beratilustrasi pasangan (pexels.com/Alex Green)

Satu sisi, kita sangat menghargai sikap pasangan yang gak sibuk membela diri apalagi sekadar menyalahkan kita atas krisis keuangan yang dialami. Tapi di sisi lain, kita juga merasa tersiksa mendengar permintaan maaf itu. Kita sedih dan gak ingin membuatnya merasa memikul beban yang amat besar dalam hidupnya, yaitu membahagiakan kita secara materi.

Pada hari ketika pasangan mengatakannya, kita mungkin akan bertangisan semalam suntuk. Pasangan menangis lantaran perasaan gagalnya, sedangkan kita berurai air mata sebab tidak tega menyaksikan orang yang dicintai sampai setertekan itu dengan kondisi akhir-akhir ini. Kita cuma ingin berkata padanya bahwa kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh materi.

Baca Juga: 5 Tips Efektif untuk Mengatur Keuangan Keluarga dengan Bijak

7. Menebalkan muka untuk pinjam uang

9 Momen Menyedihkan saat Keluarga Alami Krisis Keuangan, Ujian Beratilustrasi pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Tuntutan kemandirian pada orang yang telah menikah amat tinggi. Senang dan susah mesti bisa dilalui bersama. Apalagi dengan adanya dua orang dewasa yang seharusnya mampu sama-sama mencari uang. 

Oleh karena itu, ketika krisis finansial terjadi kita bakal lebih dicela oleh orang-orang di sekitar. Meski beberapa orang meminjam uang semudah membalikkan telapak tangan, kita yang gak seperti itu sampai harus memutuskan urat malu. Kita menghubungi beberapa saudara dan kenalan guna mencari pinjaman serta tak jarang mendapat penolakan.

8. Kerja begitu keras sampai sakit-sakitan

9 Momen Menyedihkan saat Keluarga Alami Krisis Keuangan, Ujian Beratilustrasi pasangan sakit (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kita dan pasangan sadar betul bahwa masalah ini hanya bisa diatasi dengan adanya uang yang lebih banyak. Daripada terus mengandalkan pinjaman, kita kompak bekerja lebih keras daripada yang lalu-lalu. Namun, semangat sebesar apa pun kadang terganjal oleh kondisi kesehatan yang menjadi sering drop.

Di rumah kita serta pasangan bergantian sakit. Pun dalam kondisi seperti itu, kita tetap mesti mencari ekstra uang. Dari penampilan fisik saja, orang-orang bisa seketika tahu betapa kerasnya hidup kita belakangan ini. Tidak ada lagi wajah yang berseri-seri, melainkan hanya tubuh yang terus dipaksa ke sana kemari demi membawa pulang lebih banyak uang.

9. Sering bertengkar hingga tercetus keinginan berpisah

9 Momen Menyedihkan saat Keluarga Alami Krisis Keuangan, Ujian Beratilustrasi pasangan (pexels.com/Alena Darmel)

Sebagian besar pertengkaran dalam rumah tangga memang dipicu oleh masalah uang. Maka kemunculan krisis finansial dapat mengakhiri kemesraan kita dengan pasangan selama ini. Awalnya kita mungkin hanya saling diam menahan kekesalan, tetapi lama-lama meledak juga menjadi pertengkaran terbuka yang sukar dihentikan.

Puncaknya, kita terpukul hebat kala pasangan sampai menginginkan perpisahan. Atau, kita sendiri yang sudah merasa gak kuat lalu mengatakannya dengan atau tanpa kesadaran penuh. Siapa pun yang mencetuskannya pertama kali, baik kita maupun pasangan sama-sama terluka hebat.

Barangkali hanya sedikit sekali pasangan suami istri yang tak pernah merasakan krisis keuangan selama berumah tangga. Bahkan banyak keluarga yang mengalaminya lebih dari sekali. Kita dan pasangan mesti saling menguatkan, bukan saling menyalahkan. Terus semangat untuk memperbaiki keadaan dan jangan sampai pikiran yang keruh menggelapkan mata.

Baca Juga: 5 Cara Cowok Menuntaskan Masalah Keuangan Keluarga, Hebat Nih!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya