Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Menasihati Anak yang Mudah Tersinggung, Harus Perlahan!

ilustrasi ayah dan anak (unsplash.com/@carolinehdz)

Setiap anak terlahir dengan berbagai karakter dan sifat yang berbeda-beda. Anak tidak selalu mudah menurut dengan orang tuanya sebab ada pula tipe anak yang pemberontak dan mungkin mudah tersinggung. Hal inilah yang membuat orangtua semestinya dapat mengenal karakter anak-anaknya dengan baik.

Kesalahan dalam menghadapi karakter anak justru akan membuat mereka semakin menjadi-jadi. Salah satunya apabila anak mudah tersinggung pada saat dinasihati. Untuk orangtua yang mengalami hal semacam ini, beberapa tips berikut dapat menjadi solusinya.

1. Maklumilah sifat sensitif yang dimilikinya

ilustrasi anak marah (pexels.com/@moh-adbelghaffar)

Tips pertama yang harus orangtua lakukan adalah dengan memaklumi dan menerima sifat yang anak miliki. Sering kali banyak orangtua yang justru terkesan menyangkal apabila anak-anaknya memiliki sifat yang kurang baik. Hal ini kemudian akan mengubah persepsi dan cara orangtua dalam memperlakukan mereka dengan tepat.

Jika orangtua mampu menerima segala sifat yang anak miliki, hal tersebut akan jauh lebih mudah. Orangtua jadi dapat memperlakukan anak dengan cara yang tepat sehingga sesuai dengan porsinya masing-masing.

2. Meminta anak untuk menyadari kesalahannya terlebih dahulu

ilustrasi anak sedang marah (unsplash.com/@rahimsofri)

Hal selanjutnya yang harus orangtua lakukan adalah dengan meminta anak untuk menyadari kesalahannya. Kadang kala langsung menghakimi anak justru hanya akan membuat mereka merasa sakit hati dan kemudian sulit untuk dinasihati.

Biarkanlah anak untuk mengambil waktunya dalam berpikir sendirian. Nantinya anak akan merenungkan segala kesalahannya, barulah orangtua dapat berbicara dengan lebih nyaman.

3. Tatap matanya pada saat berbicara

ilustrasi anak dan ibu (pexels.com/@ketut-subiyanto)

Anak-anak yang mudah tersinggung saat dinasihati sebetulnya memiliki perasaan yang sangat halus dan sensitif. Hal ini membuat mereka jadi mudah tersakiti dengan ucapan yang dilontarkan orang lain, termasuk dari orangtuanya sendiri.

Orangtua dapat mencoba untuk selalu menatap mata anak pada saat berbicara. Jika mulut dapat berbohong, tatapan mata tentunya tidak demikian. Anak akan merasakan bahwa apa yang diucapkan orangtuanya tulus apabila menjaga kontak mata satu sama lain sehingga nasihat yang diberikan dapat diterima dengan baik.

4. Gunakan kata-kata yang tak menyakiti perasaannya

ilustrasi memarahi anak (pexels.com/@ketut-subiyanto)

Ada penyebab tersendiri mengapa anak memiliki perasaan yang sensitif dan mudah tersinggung. Barangkali anak pernah mendapatkan ucapan verbal yang menyakiti perasaannya secara khusus.

Hal inilah yang kemudian harus membuat orangtua ekstra berhati-hati dalam menggunakan setiap kalimatnya pada anak. Selalu gunakan pemilihan bahasa yang tepat dan tidak sampai menyakiti perasaannya. Dengan demikian, nasihat tersebut pun dapat diterima oleh anak dengan baik.

5. Berikan solusi dari kesalahannya

ilustrasi keluarga (unsplash.com/@sofatutor)

Setiap anak tentunya pernah melakukan kesalahan tersendiri. Kesalahan tersebutlah yang kemudian harus orangtua luruskan dengan cara menasihati anak dengan tepat.

Alih-alih langsung menghakimi anak, tentu akan lebih baik bila orangtua dapat memberikan solusinya. Dengan memberikan solusi, anak dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik tanpa berlarut-larut.

 

Memang sering kali anak-anak yang memiliki karakter sensitif dan mudah tersinggung sebetulnya disebabkan oleh orangtuanya sendiri. Itulah yang kemudian harus membuat orangtua dapat lebih berhati-hati dalam memperlakukan anak-anaknya. Jangan mudah menghakimi anak, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo
EditorAtqo
Follow Us