Pahami 5 Cara Menetapkan Batasan dengan Anak yang Sudah Dewasa!

Ketika anak tumbuh dewasa, penting bagi orangtua untuk menetapkan batasan, seperti memberi mereka kebebasan menjalani hidup dan membuat keputusan sendiri. Hal ini dilakukan agar hubungan antara orangtua dan anak tetap terjaga dengan baik.
Begitu pula sebagai orangtua, kamu perlu memiliki ruang pribadi serta menjaga kesejahteraan diri dengan menetapkan batasan yang sehat. Dengan batasan yang jelas, hubungan akan tetap sehat dan harmonis, tanpa perasaan tersinggung atau terlalu terlibat dalam urusan masing-masing. Berikut ini lima cara yang bisa membantu kamu menetapkan batasan dengan anak yang sudah dewasa.
1. Kenali kebutuhan dan batasan diri sendiri

Sebagai orangtua, kamu harus memahami apa yang kamu butuhkan, baik secara emosional, fisik, maupun mental, agar hubungan dengan anak tetap sehat. Dengan mengenali batasan diri sendiri, kamu bisa lebih jelas menyampaikan kepada anak kapan kamu membutuhkan ruang atau waktu, serta bagaimana kamu ingin direspon dalam berbagai situasi.
Langkah ini akan membantu mencegah rasa lelah atau kewalahan, sekaligus memastikan batasan yang kamu tetapkan sesuai dengan kemampuan dan kesejahteraanmu. Selain itu, komunikasi yang jelas mengenai kebutuhanmu akan membuat anak lebih menghargai ruang dan kenyamanan yang kamu perlukan.
2. Berkomunikasi dengan jujur, jelas, dan terbuka

Berkomunikasi dengan jujur, jelas, dan terbuka sangat penting dalam menetapkan batasan dengan anak yang sudah dewasa. Bicaralah dengan jujur kepada anak tentang batasan-batasanmu. Jelaskan dengan jelas perilaku apa yang dapat diterima dan apa yang tidak.
Dengan kejujuran dan kejelasan, kamu bisa menghindari kesalahpahaman atau konflik, serta membangun hubungan yang lebih sehat dan penuh pengertian. Hal ini juga memberi kesempatan bagi anak untuk mengekspresikan perasaan mereka, sehingga batasan yang ditetapkan menjadi lebih mudah diterima dan dihormati oleh masing-masing pihak.
3. Hormati privasi mereka

Sebagai orangtua wajar jika kamu masih merasa ingin melindungi mereka, dan melepaskan peran protektif bisa menjadi sulit. Namun, hormati privasi anak sebagaimana kamu mengharapkan mereka menghormati privasi dan batasanmu.
Penting untuk diingat bahwa anak dewasa membutuhkan kebebasan untuk membuat keputusan sendiri dan menjalani hidup sesuai dengan pilihan mereka. Oleh karena itu, berikan mereka ruang yang cukup untuk berkembang tanpa campur tangan yang berlebihan, kecuali jika mereka meminta nasihat atau bantuan secara langsung.
4. Belajar untuk mengatakan 'tidak' pada anak

Berani untuk mengatakan tidak ketika anak mengajukan permintaan yang melanggar batasan. Belajarlah untuk mengatakan tidak tanpa merasa bersalah.
Dengan berani mengatakan tidak, kamu menunjukkan bahwa kamu menghargai kebutuhan dan batasan diri sendiri. Hal ini juga membantu anak memahami bahwa kamu tidak dapat memenuhi semua permintaan atau harapan mereka, sehingga mereka dapat belajar untuk menghormati waktu dan ruang pribadimu.
5. Tetapkan batasan finansial

Menetapkan batasan finansial adalah langkah penting jika kamu masih memberikan dukungan keuangan kepada anak. Pertama, tentukan dengan jelas apa yang kamu sanggupi dan apa yang tidak dapat kamu berikan.
Setelah itu, komunikasikan ekspektasimu kepada mereka, baik terkait pinjaman maupun bantuan keuangan lainnya. Dengan cara ini, kamu dapat mencegah ketergantungan finansial yang tidak sehat dan mendorong anak untuk mandiri dalam mencari atau mengelola keuangan mereka.
Saat anak tumbuh dewasa, hubunganmu dengan mereka juga akan berubah, dan menetapkan batasan menjadi hal yang penting. Menetapkan batasan bukan berarti kamu tidak lagi menyayangi mereka.
Sebaliknya, ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan dalam hubunganmu dengan anak. Dengan menerapkan cara-cara yang telah disebutkan, kamu dapat membangun kedekatan yang sehat tanpa merasa terbebani atau terlibat terlalu jauh dalam kehidupan pribadi anak-anakmu.