ilustrasi anak yang berdiri di jok motor saat berkendara (pexels.com/Eslam Mohammed Abdelmaksoud)
Kerentanan ekonomi dan hambatan finansial juga menimbulkan efek domino bagi anak. Mulai dari hal primer, pemenuhan nutrisi guna menunjang perkembangan otak dan memaksimalkan tumbuh kembang, dapat terganggu apabila orangtua kesulitan menyediakan gizi seimbang. Lebih jauh, potensi kognitif dan fisik dapat terhambat.
Farraas menyoroti anak-anak yang tumbuh di lingkungan keluarga dengan keterbatasan ekonomi, dapat mengalami tantangan dalam pemenuhan gizi ataupun kebutuhan dasar. Tak hanya secara materi, namun juga berkaitan dengan pengetahuan atau wawasan nutrisi untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak.
Farraas menyampaikan pandangannya terkait anak yang tumbuh di keluarga berketerbatasan ekonomi, "Anak butuh nutrisi yang cukup untuk bisa bertumbuh dengan baik dan nutrisi yang cukup itu, kayak misalnya protein, relatif lebih mahal. Jadi, dari segi nutrisi aja sudah berkurang resources-nya dibandingkan anak-anak yang mungkin lebih mampu secara finansial."
Tak hanya kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, anak yang tumbuh di keluarga dengan ekonomi rendah juga mewarisi kesulitan berkaitan dengan pendidikan. Farraas menjelaskan, terdapat hubungan antara pengasuhan orangtua dengan tingkat pendidikan, meskipun hal ini tak selalu berkaitan dalam beberapa kasus.
Secara umum, dalam banyak kasus, kedua elemen tersebut memiliki keterkaitan. "Membesarkan anak itu kan juga butuh pengetahuan, butuh banyak baca, butuh berpikir kritis," kata dia.
Pemaparan Farraas diperkuat dengan data BPS (2022). Survei mengungkap, anak-anak dengan kepala rumah tangga yang tidak bisa membaca berisiko 2,5 persen lebih tinggi untuk kembali hidup miskin saat dewasa. Data lain juga menunjukkan, tingkat kemiskinan mengalami tren penurunan jika anak tumbuh dengan kepala rumah tangga yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi.
Terakhir, Farraas menilai keterlibatan atau kehadiran orangtua dalam pengasuhan, baik secara mental maupun fisik berkaitan erat.
"Kalau orangtuanya masih kesulitan untuk bahkan bekerja harian yang kalau gak kerja hari ini, anaknya gak bisa makan, udah pasti prioritas utama yang ada di kepalanya adalah cari uang dulu. Jadinya, mungkin waktu yang dimiliki sama anak lebih terbatas," Farraas memberi contoh.
Orangtua yang masih mengalami kesulitan ekonomi lebih mudah alami peningkatan stres. Akibatnya, pada beberapa kasus, anak mendapat perlakuan kasar atau tindak kekerasan yang mengancam keselamatan. Akan tetapi, tak bisa digeneralisir pada seluruh kondisi sebab Farraas juga menemukan kasus yang hasilnya justru sebaliknya.