Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi membantu anak belajar
ilustrasi membantu anak belajar (freepik.com/fwstudio)

Ujian sekolah sering kali menjadi momen stres bagi anak, terutama jika persiapannya kurang matang dan tekanan dari lingkungan terlalu besar. Banyak anak yang merasa cemas, sulit tidur, atau bahkan kehilangan nafsu makan menjelang ujian. Orang tua memiliki peran besar dalam membantu anak melewati masa ini dengan lebih tenang dan percaya diri.

Dukungan dari rumah bisa membuat perbedaan besar. Dengan pendekatan yang bijak dan strategi yang tepat, anak bisa menghadapi ujian bukan hanya agar lulus, tetapi dengan pengalaman belajar yang positif. Berikut beberapa tips yang bisa dipraktekkan agar anak lebih siap menghadapi ujian sekolah.

1. Membuat jadwal belajar yang teratur dan realistis

ilustrasi membuat jadwal (pexels.com/Jess Bailey Designs)

Membantu anak menyusun jadwal belajar sejak jauh hari dapat mengurangi risiko stres yang biasanya muncul menjelang ujian. Jadwal yang terencana dengan baik bukan hanya menyertakan pembagian waktu untuk setiap mata pelajaran, tetapi juga mempertimbangkan jeda istirahat, aktivitas fisik ringan, serta waktu tidur yang cukup. Dengan pembagian waktu seperti ini, anak dapat lebih mudah memahami materi sedikit demi sedikit tanpa harus terjebak pada kebiasaan belajar dadakan atau cramming yang justru melelahkan fisik dan mental.

Selain itu, jadwal belajar yang realistis harus disesuaikan dengan kemampuan anak dan tidak terlalu padat hingga membuat mereka kehilangan semangat. Anak yang terbebani jadwal berlebihan cenderung mudah frustrasi, sehingga manfaat dari belajar itu sendiri menjadi tidak maksimal. Dengan jadwal yang seimbang, anak dapat melihat progres nyata yang mereka capai dan hal ini akan menumbuhkan rasa percaya diri menjelang ujian.

2. Menciptakan suasana belajar yang nyaman dan mendukung

ilustrasi perempuan yang sedang belajar (pexels.com/Monstera Production)

Lingkungan belajar yang kondusif memiliki pengaruh besar terhadap konsentrasi anak. Tempat belajar sebaiknya terbebas dari gangguan seperti suara televisi atau notifikasi gawai, memiliki pencahayaan yang cukup, serta dilengkapi dengan meja dan kursi yang mendukung postur tubuh agar anak tidak cepat lelah. Kondisi ruang belajar yang nyaman membuat anak lebih mudah fokus dan menjaga energi mereka tetap stabil selama belajar.

Lebih dari sekadar fasilitas fisik, suasana emosional juga sangat berperan. Orang tua yang mendengarkan keluhan anak, memberikan semangat, serta membantu mengatasi kesulitan tanpa memberi tekanan berlebihan akan menciptakan lingkungan yang positif. Anak yang merasa didukung dan dihargai biasanya lebih termotivasi untuk terus berusaha. Suasana belajar yang menyenangkan juga mencegah munculnya perasaan takut atau terbebani menjelang ujian.

3. Mengajarkan cara mengatur stres dan kecemasan

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Kindel Media)

Stres dan kecemasan sering muncul karena tekanan waktu, takut gagal, atau ekspektasi tinggi. Mengajarkan anak teknik sederhana seperti pernapasan dalam, visualisasi, atau mindfulness bisa membantu menenangkan pikiran. Sebelum ujian, latihan semacam ini bisa digunakan untuk menurunkan detak jantung, mengurangi kegelisahan, dan membuat pikiran lebih fokus.

Selain teknik tersebut, anak juga perlu mengenali tanda-tanda stres sedini mungkin seperti sakit kepala, susah tidur, atau rasa takut berlebihan. Orang tua bisa membantu dengan mengecek kondisi secara berkala dan menyediakan ruang agar anak bisa berbicara tentang kekhawatirannya. Ketika anak merasakan stres, pengakuan serta solusi kecil dari lingkungan rumah bisa meredakan beban emosional secara signifikan.

4. Memperhatikan kebutuhan fisik

Ilustrasi perempuan yang tertidur (pexels.com/cottonbro studio)

Kondisi fisik yang baik merupakan pondasi penting bagi kesiapan belajar dan menghadapi ujian. Tidur cukup membantu otak memproses informasi dan memperkuat ingatan terhadap materi yang sudah dipelajari. Anak yang kurang tidur cenderung sulit fokus, mudah lelah, dan kurang mampu mengingat detail penting saat ujian berlangsung. Oleh karena itu, menjaga pola tidur anak tetap teratur menjadi langkah penting dalam persiapan.

Asupan nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap energi dan konsentrasi. Memberikan makanan bergizi, camilan sehat, serta memastikan anak cukup minum air akan membantu tubuh tetap bertenaga. Selain itu, istirahat singkat di sela belajar bisa membuat pikiran lebih segar sehingga anak tidak mudah bosan. Kombinasi tidur yang cukup, nutrisi seimbang, dan istirahat yang teratur membuat anak lebih siap secara fisik maupun mental.

Dukungan orang tua selama masa ujian sebaiknya fokus pada pengembangan diri anak tanpa menuntut nilai yang sempurna. Beberapa cara diatas menjadi langkah penting yang bisa dilakukan orang tua. Dengan pendekatan yang tepat, anak akan menghadapi ujian dengan lebih percaya diri sekaligus menjaga keseimbangan emosional dan fisik mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAtqo Sy