Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pexels.com/Alex Green

Lahir menjadi siapa bukanlah hasil dari keinginan tersendiri setiap orang. Jika pun bisa memilih, kita akan meminta dilahirkan menjadi orang yang hidupnya serba enak dan tentunya bahagia.

Dalam sebuah hubungan keluarga, setiap orang memiliki porsinya masing-masing. Ada yang berperan sebagai suami yang bertanggung jawab menafkahi keluarga, ada yang berperan sebagai ibu yang mengurusi perihal rumah tangga, dan si anak yang berperan sebagai keturunan.

Dalam lingkaran anak pun, ada yang berada diposisi sebagai si sulung, si bungsu dan si anak tengah. Meskipun secara garis besar mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai anak, namun sedikit banyak memiliki tempat atau porsinya masing-masing baik kepada orang tua maupun kepada sesama saudara.

Yang kerap menjadi sorotan adalah si sulung atau si bungsu yang memang posisi mereka sangat menonjol sebagai anak pertama atau anak terakhir. Namun terkadang mereka yang punya saudara banyak, posisi tengah kerap sekali tersepelekan.

1. Menjadi si anak tengah harus bisa mengalah. Gak mungkin berlaku lancang ke kakak atau bahkan tega ke adik

pexels.com/Pixabay

Kalau ada yang bilang bahwa hanya si sulung yang harus bisa ngalah demi adik-adiknya, atau bahwa hanya si bungsu yang harus bisa menempatkan diri sebagai anak terkecil, maka mereka melupakan sosok si anak tengah yang sebenarnya sering kali merasa serba salah.

Posisi tengah justru yang paling rawan, jika tak bisa mengkondisikan keadaan maka segalanya tak mampu seimbang. Misalnya saja saat ibu memberi pesan lewat si anak tengah, meminta salah satu dari anaknya untuk membantunya pergi berbelanja sementara seluruh anaknya sedang dalam kegiatannya masing-masing. Sebagai anak tengah, ia merasa sungkan untuk menganggu aktivitas kakaknya dan ia pun juga merasa tak tega menganggu adiknya yang sedang serius belajar.

Ya, pada akhirnya dialah yang memenuhi panggilan meskipun pada saat itu dirinya juga sedang ada kegiatan yang tak bisa ditinggal begitu saja.

2. Di sisi lain tak jarang si anak tengah menjadi objek perbandingan antara dirinya dengan si kakak atau si adik

Editorial Team

Tonton lebih seru di