5 Panggilan untuk Anak-anak dalam Masyarakat Jawa, Pernah Tahu?

Saat masih anak-anak, seringkali orang tua memanggil kita dengan sebutan tertentu. Alih-alih memakai nama, para orang tua ini justru memberikan panggilan khas yang gak jarang bisa terbawa sampai dewasa. Seperti yang banyak ditemui dalam masyarakat Jawa, beberapa panggilan untuk anak-anak juga cukup banyak digunakan.
Bahkan ada juga yang ternyata diadaptasi dari nama alat kelamin, lho. Meski terkesan vulgar, tapi karakter pendidikan seks dalam masyarakat Jawa memang kerap menggunakan simbol bahasa sebagai ungkapan untuk menghaluskan penyebutan alias kramanisasi seksual.
Biar gak makin penasaran, berikut beberapa panggilan untuk anak-anak dalam masyarakat Jawa yang cukup banyak digunakan.
1. Thole atau Le

Thole atau Le merupakan panggilan khas dalam masyarakat Jawa yang diperuntukkan bagi anak laki-laki. Buat yang belum tahu, asal usul panggilan ini berasal dari kata kontol yang berarti penis.
Meski sebenarnya kata ini sendiri tergolong vulgar dan dianggap saru, tapi panggilan Thole dan Le ternyata justru banyak digunakan, lho. Hal ini dimaksudkan sebagai gambaran bahwa si anak tersebut adalah seorang bocah laki-laki.
2. Nang

Masih panggilan untuk anak laki-laki, kali ini ada sebutan Nang yang juga gak asing lagi dalam masyarakat Jawa. Berasal dari kata lanang yang berarti laki-laki, para orang tua akhirnya banyak juga yang memanggil anak lelaki mereka dengan sebutan ini. Kalau panggilan yang satu ini sih gak terlalu vulgar, ya.
3. Cung

Banyak dipakai oleh masyarakat Jawa bagian kulon, Cung juga merujuk pada sebutan untuk bocah laki-laki. Serupa dengan asal usul Thole yang terkesan vulgar, panggilan ini mengadaptasi dari kata ngacung, istilah penis yang ereksi dan mengacung. Namun beberapa juga mengartikan bahwa Cung berasal dari istilah ujung penis yang belum disunat alias masih berupa kuncung.
4. Wuk

Giliran panggilan untuk anak perempuan, nih. Masih bagian dari wujud kramanisasi seksual, Wuk diadaptasi dari kata bawuk atau wawuk yang merupakan istilah bahasa Jawa untuk vagina. Panggilan Wuk sendiri memang cukup akrab di telinga masyarakat Jawa. Biasanya panggilan ini ditujukan untuk anak perempuan yang masih bocah atau menginjak remaja.
5. Nok

Panggilan untuk anak perempuan yang satu ini berasal dari kata denok. Lekat dengan kesan sensual, kata denok sebenarnya merujuk pada bagian yang menonjol pada tubuh perempuan, yaitu payudara. Pemilihan panggilan Nok sendiri dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa si anak adalah perempuan dari ciri tubuhnya tadi.
Meski kesan tabu dan vulgar mendominasi asal usul kata, tapi lewat penghalusan istilah membuat kelima panggilan tadi terdengar biasa dan akrab di telinga masyarakat Jawa. Kalau kamu, pernah dipanggil dengan sebutan yang mana, nih?