Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Alasan Berbuat Baik Tetap Harus Ada Batasnya, Jaga Harga Diri

ilustrasi interaksi sosial (pexels.com/Alena Darmel)

Berbuat baik adalah hal yang memang seharusnya dilakukan oleh semua orang. Pasalnya, tindakan ini dapat mencegah terjadinya kegaduhan yang meresahkan. Suasana damai yang tercipta pun tidak hanya akan dirasakan oleh diri sendiri, tetapi juga orang lain.

Kendati punya nilai positif yang besar, bukan berarti berbuat baik tidak memerlukan batasan. Ingat, segala sesuatu yang dilakukan secara berlebihan justru akan menciptakan beragam dampak buruk, meski niat awalnya mulia. Nah, kebaikan tetap harus dibatasi atas dasar beberapa alasan berikut ini.

1.Berbuat baik secara berlebihan kerap kali membuatmu susah sendiri

ilustrasi karyawan yang dikejar deadline (pexels.com/Antoni Shkraba)

Keinginan untuk berbuat baik bisa diawali dari adanya dorongan internal seperti kesadaran untuk memberikan manfaat bagi sebanyak mungkin orang, atau pun faktor eksternal seperti merasa harus menolong orang lain saat mereka datang untuk meminta bantuan. Niat semacam itu sebenarnya sangat mulia dan pantas untuk mendapatkan apresiasi. Namun demikian, bila kebaikan itu menjadi berlebihan, justru akan membuatmu susah sendiri.

Bayangkan, saat kamu tidak bisa mengendalikan diri untuk berbuat baik, maka waktumu hanya akan habis untuk mengurus hidup orang lain. Padahal, kamu juga perlu memberikan perhatian pada diri sendiri agar punya kehidupan yang tenang dan nyaman. Oleh sebab itu, lakukan kebaikan secukupnya saja agar tidak malah menyiksa diri, ya.

2.Kebaikan yang tidak ada batasnya dapat dimanfaatkan oleh orang yang ingin mengambil keuntungan pribadi

ilustrasi seseorang yang sedang mengobrol dengan rekan kerjanya (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Tidak dapat dimungkiri bahwa berbuat baik sering kali bisa membuatmu merasa bahagia. Bagaimana tidak, melihat orang lain keluar dari masalah yang dihadapi meski berkat bantuan kecil darimu selalu menjadikan hati hangat. Oleh sebab itu, kamu akan terpacu untuk melakukan kebaikan-kebaikan lainnya demi menebar manfaat yang lebih luas.

Sayangnya, diakui atau tidak, situasi ini dapat disalahgunakan oleh oknum yang hanya ingin mengambil keuntungan pribadi. Orang-orang itu paham bahwa kamu tidak akan tega menolak suatu permintaan, sehingga terus berusaha meraih apa pun yang bisa diperoleh darimu. Jika hal ini sampai benar-benar terjadi, maka kamulah pihak yang akan dirugikan.

3.Melakukan kebaikan tanpa batas bisa membuatmu direndahkan orang lain

ilustrasi perempuan yang sedang dimarahi (pexels.com/Liza Summer)

Orang yang gemar melakukan kebaikan biasanya akan sangat dihormati karena kontribusi positifnya terhadap orang-orang yang sedang menderita. Namun, hal ini hanya akan terjadi bila kadar kebaikan itu pas. Jika berlebihan, justru berpotensi menjatuhkan harga diri, lho! Kok bisa, sih?

Mari ambil contoh saat kamu menjadi orang yang terlalu sabar, bahkan kepada mereka yang sudah jelas berbuat buruk kepadamu. Kamu memilih diam karena tidak ingin menimbulkan keributan atau takut malah menyakiti orang-orang tersebut. Namun, sikap seperti ini dapat diartikan sebagai pembiaran bagi mereka untuk menghina dan menjatuhkan harga dirimu.

Supaya hal mengerikan seperti ini tidak terjadi, maka lakukan kebaikan itu secukupnya saja. Selain itu, belajarlah untuk bertindak tegas, terutama untuk sesuatu yang menyangkut harga diri. Ingat, niat untuk melakukan hal yang mulia tidak seharusnya menjadikanmu sosok yang pantas dihina, kan?

Segala sesuatu di dunia ini, tidak terkecuali urusan berbuat baik, sebaiknya tetap diberi batas yang jelas. Hal ini bertujuan untuk menghindari terciptanya keburukan yang mampu menodai niat baikmu. Dengan begini, hidup akan menjadi lebih seimbang karena kamu tidak hanya akan memikirkan orang lain, tetapi juga mulai peduli pada diri sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ratna Kurnia Ramadhani
EditorRatna Kurnia Ramadhani
Follow Us