3 Bentuk Kesetiakawanan yang Keliru, Jangan Dibiasakan!

Memiliki pertemanan yang solid merupakan sesuatu yang berharga. Tidak semua orang bisa berhasil menjaga hubungan baik dengan orang-orang dekatnya tersebut dan berakhir mengambil jalan masing-masing. Oleh sebab itu, rasanya salut sekali kepada mereka yang memilih untuk tetap setia kawan dalam keadaan suka mau pun duka.
Sayangnya, terkadang orang-orang menganggap bahwa rasa setia kawan itu harus diwujudkan dengan cara selalu berpihak pada teman, tidak peduli apa pun yang telah dia perbuat. Alih-alih membuat situasi menjadi lebih damai, hal ini justru dapat menambah masalah.
Supaya kamu bisa lebih berhati-hati dan tidak salah dalam memandang pertemanan, ketahui beberapa bentuk ekspresi kesetiakawanan yang keliru berikut ini agar bisa menghindarinya. Jangan dibiasakan, ya!
1. Selalu membela teman saat terkena masalah, meski dia yang salah

Ketika teman sedang dilanda kesulitan, seperti mengalami masalah dengan keluarga, pasangan, atau siapa saja, sudah menjadi hal lumrah bila kamu berusaha selalu ada untuknya. Tidak jarang, kamu bahkan berani mengonfrontasi orang yang telah membuatnya bersedih dengan harapan sosok tersebut bisa mendapatkan pelajaran setimpal. Namun, tahukah kamu bahwa tindakan ini tidaklah tepat?
Setia kawan memang cenderung identik dengan perilaku berusaha untuk selalu berada di pihak teman dalam segala macam keadaan. Namun, kamu juga tidak boleh menutup mata bahwa manusia tentu bisa berbuat salah, termasuk temanmu.
Bukan tidak mungkin bila sebenarnya permasalahan yang dialami temanmu itu sebenarnya diakibatkan oleh ulahnya sendiri. Jadi, membela sah-sah saja selama orang itu benar. Jika memang salah, berikan peringatan untuk evaluasi diri agar mampu berbenah.
2.Tidak pernah menolak saat teman mengajak untuk melakukan perbuatan negatif

Tidak dapat dimungkiri bahwa waktu dihabiskan bersama teman sering kali memang sangat menyenangkan. Bersama orang-orang yang tepat, banyak aktivitas yang sebenarnya biasa saja dapat dikerjakan secara seru, sehingga menciptakan momen berkesan yang akan terus terkenang.
Sayangnya, tidak semua teman memiliki batasan yang tegas antara hal yang baik dan buruk. Beberapa orang dengan sadar mengajak teman-temannya untuk melakukan perbuatan negatif. Atas dasar rasa setia kawan, mereka pun mau saja menuruti permintaan tersebut. Akibatnya, mereka mendapatkan dampak negatif di kemudian hari.
Nah, jangan sampai kamu melakukan hal yang sama. Setia kawan tidak sama dengan menuruti setiap permintaan teman, apa lagi bila itu mengarah pada keburukan. Jika terjadi hal seperti itu, jangan ragu untuk menolak dengan tegas demi kebaikan, ya!
3. Takut memberi nasihat karena khawatir akan menyakiti perasaan teman

Satu lagi pemahaman yang keliru mengenai rasa setia kawan, yaitu bahwa orang yang baik tidak seharusnya menyakiti hati temannya. Celakanya, memberi nasihat pun dianggap termasuk sebagai tindakan yang rentan membuat teman kecewa karena bisa saja menyinggung perasaannya. Akibatnya, orang tersebut justru membiarkan temannya berbuat sesuka hati, sekali pun itu jelas merupakan suatu kesalahan.
Jika kamu memang benar peduli dan sayang kepada teman, maka jangan pernah takut mengingatkan dan memberikan nasihat bila dia bersalah. Sampaikan dengan cara sebaik mungkin agar tidak melukai perasaannya. Namun, bila dia merasa tidak terima dan malah berbalik memusuhimu, maka mungkin pertemanan kalian tidak perlu dilanjutkan.
Menunjukkan sikap kesetiakawanan memang suatu kebaikan, tetapi kamu perlu memahami sejauh mana hal tersebut dapat dilakukan. Jangan sampai salah paham dan terjerumus membela teman yang jelas tidak baik karena hal ini dapat memberikan dampak buruk pada kehidupanmu. Jadi, belajarlah untuk lebih bijaksana demi membangun hubungan pertemanan yang sehat, ya!