Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pemungutan suara (pexels.com/Edmond Dantès)

Pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia tinggal menghitung minggu. Sudah ada banyak orang yang menentukan pilihan mereka; dan mungkin kamu juga begitu. Tidak sedikit orang yang punya pendapat kuat tentang calon yang mereka pilih. Mereka sangat yakin bahwa calon itu lebih baik dibandingkan calon-calon lainnya. Keyakinan itu sangatlah normal. Namun, jangan sampai keyakinan itu berubah menjadi sikap fanatik.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata fanatik sebagai kepercayaan atau keyakinan terhadap suatu ajaran – salah satunya politik – yang sangat kuat. Tidak masalah jika memiliki kepercayaan yang sangat kuat, asal kita masih terbuka dengan masukan-masukan terhadap kepercayaan itu. Bagaimana cara mengetahui apakah kamu fanatik atau tidak terhadap pilihan calon presidenmu? Yuk, ajukan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini ke dirimu sendiri untuk tahu jawabannya!

1.Apa alasan kamu memilih calon itu?

ilustrasi pemungutan suara (pexels.com/Edmond Dantès)

Kepribadian seorang calon memang sangat menentukan dalam pemilihan umum ini. Bahkan, tidak akan mengherankan apabila seseorang pada awalnya memilih calon yang kepribadiannya paling ia sukai. Itulah mengapa para calon presiden dan wakil presiden selalu berusaha menampilkan karakter yang terbaik, baik itu agar diri mereka selalu terlihat santun, sederhana, ataupun trendy. Itu pula mengapa politik identitas – umumnya mengenai suku atau agama – sering digaungkan.

Makanya, salah satu pertanyaan awal yang harus kamu tanyakan ke diri sendiri adalah, “Kenapa aku memilih calon ini?” Apakah karena ada program yang menarik perhatianmu? Apakah karena track record si calon yng bagus? Ataukah kamu memilih hanya karena kamu suka dengan penampilannya atau karena ia berasal dari suku yang sama sepertimu? Kalau kamu menjawab yang terakhir, berhati-hatilah! Bisa jadi kamu sudah selangkah menuju lubang fanatisme.

2.Apa kekurangan dari calon itu?

Editorial Team

Tonton lebih seru di