3 Tips Jalani Puasa buat Anak Kos, Berdasarkan Survei Cove

Intinya sih...
- 76% anak kos kesulitan bangun sahur dan memasak, lebih dari 40% memesan makanan via ojol untuk mengatasi masalah ini
- 64% anak kos lebih memilih berbuka di kosan, menghindari antrean panjang di restoran, tetap bisa menikmati makanan favorit dan hemat waktu
- Pengeluaran stabil selama Ramadan meskipun dianggap boros, alokasi dana berubah untuk bukber dan mudik, pengeluaran terbesar adalah bahan makanan, biaya buka bersama, dan persiapan mudik
Menjalani puasa di bulan Ramadan sebagai anak kos memang penuh tantangan. Dari bangun sahur sendirian, mengatur pengeluaran, hingga tetap menjaga produktivitas di tengah ibadah yang dijalani, semuanya harus dilakukan secara mandiri.
Berkat survei dari Cove, kita bisa mengetahui kebiasaan dan strategi anak kos dalam menjalani Ramadan dengan nyaman meskipun jauh dari keluarga. Berikut tiga poin utama yang bisa jadi inspirasi!
1. Pesan makanan via ojol, solusi praktis untuk sahur dan berbuka
Salah satu tantangan terbesar bagi anak kos saat Ramadan adalah menyiapkan sahur dan buka puasa. Berdasarkan survei, 76 persen anak kos mengaku bahwa kesulitan utama mereka adalah bangun sahur dan menyiapkan makanan. Untuk mengatasi hal ini, lebih dari 40 persen memilih memesan makanan via ojek online (ojol) karena lebih praktis dibanding memasak sendiri.
Selain untuk sahur, layanan pesan antar makanan juga menjadi pilihan utama untuk berbuka puasa. Sebanyak 64 persen responden lebih memilih berbuka di kosan dibanding makan di luar, menghindari antrean panjang di restoran saat jam buka puasa. Dengan cara ini, anak kos tetap bisa menikmati makanan favorit mereka tanpa repot dan tetap hemat waktu.
Menurut Dian Paskalis, Country Director of Growth and Regional VP of Online Marketing, Cove, "Ramadan menjadi waktu yang unik, khususnya bagi anak kos. Dalam riset kami, lebih dari 80 persen anak kos menyatakan bahwa mereka akan menghabiskan sebagian atau seluruh Ramadan mereka di kosan. Pada bulan yang identik dengan kekeluargaan, mereka harus menghadapinya sendiri dan mencari cara untuk tetap merasakan kehangatan dan kedamaian selayaknya berpuasa di rumah."
2. Atur bujet Ramadan, hindari pengeluaran berlebih
Meskipun Ramadan sering dianggap lebih boros, lebih dari 50 persen anak kos merasa bahwa pengeluaran mereka tetap stabil dibanding bulan lainnya. Perbedaannya terletak pada alokasi dana yang berubah, seperti untuk bukber dan mudik.
Survei Cove mencatat bahwa tiga pengeluaran terbesar anak kos selama Ramadan adalah bahan makanan dan minuman (38 persen), biaya buka bersama (25 persen), serta persiapan mudik (14 persen). Rata-rata anak kos mengalokasikan anggaran sekitar Rp500.000 - Rp2.000.000 untuk kebutuhan ini. Supaya pengeluaran tidak membengkak, mereka umumnya sudah mempersiapkan bujet dari jauh hari dengan mengalokasikan dana yang biasanya digunakan untuk hangout atau liburan.
"Meski bukber dan mudik adalah pengeluaran yang unik selama Ramadan, sejatinya bujet untuk pengeluaran tersebut dapat dialokasikan dari dana yang biasa dikeluarkan untuk kebutuhan hangout serta liburan pada bulan-bulan lainnya," demikian hasil riset Cove mengungkapkan.
3. Tetap berolahraga agar produktif selama Ramadan
Puasa bukan alasan untuk bermalas-malasan, dan anak kos membuktikannya! Berdasarkan survei, 61 persen anak kos merasa bahwa tingkat produktivitas mereka tidak berubah selama Ramadan. Salah satu rahasianya adalah tetap berolahraga dengan memilih waktu yang tepat agar tidak kehabisan energi.
Hampir 70 persen anak kos tetap berolahraga selama Ramadan dengan waktu favorit di sore hari menjelang berbuka atau setelah berbuka. Ini membantu mereka menjaga kebugaran tanpa merasa terlalu lelah. Jenis olahraga yang dipilih pun beragam, mulai dari stretching ringan di kamar hingga jogging di area kosan.
Menjalani Ramadan sebagai anak kos memang penuh tantangan, tetapi dengan strategi yang tepat, pengalaman ini tetap bisa bermakna dan menyenangkan. Dari memesan makanan via ojol, mengatur keuangan dengan bijak, tetap aktif berolahraga, hingga menjaga kesehatan mental, anak kos tetap bisa menjalani Ramadan dengan lancar dan penuh semangat!