4 Alasan Sikap Terlalu Bijak Bisa Berujung Toxic, Jadi Kaku!

Kamu pernah tidak menghadapi orang yang terlalu bijak dalam berbicara atau berpendapat? Rasanya, tidak ada yang salah dengan ini. Kebijaksaan adalah hal positif yang perlu diapresiasi. Akan tetapi, terlalu bijak dalam komunikasi ternyata bisa berujung toxic, lho! Kok, bisa?
Sikap terlalu bijak dapat berujung toxic apabila orang tersebut terlalu fokus pada pendapatnya sehingga mengesampingkan perasaan orang lain. Hal ini bisa menciptakan jarak dalam hubungan dan bahkan memicu konflik. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana sikap terlalu bijak dapat berujung toxic agar langkah pencegahan dapat dilakukan.
1. Menjadi pribadi yang tidak peka terhadap perasaan orang lain
Saat seseorang terlalu fokus pada logika dan fakta, mereka cenderung mengesampingkan aspek emosi dalam interaksi sosial. Ini membuat orang lain merasa diabaikan, tidak dihargai, atau bahkan dihakimi. Misalnya, dalam lingkungan kerja, seseorang hanya fokus pada solusi logis yang sedang dialami tim. Akan tetapi, solusi itu justru menambah pekerjaan anggota tim yang lain.
Pribadi yang terlalu bijak sering kali gagal memahami atau merasakan apa yang dibutuhkan oleh orang lain dalam suatu situasi. Tentu ini dapat memicu ketegangan dalam interaksi. Orang mungkin merasa bahwa mereka tidak didengar, yang mengakibatkan perasaan kesal.