Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Materialistis (pexels.com/Angela Roma)
Ilustrasi Materialistis (pexels.com/Angela Roma)

Selama ini, kata “materialistis” sering kali dipandang negatif. Banyak yang menganggap orang yang materialistis hanya mementingkan harta dan hal-hal duniawi. Padahal, jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda, sifat materialistis juga bisa membawa dampak positif, lho!

Dalam beberapa kondisi, sifat materialistis justru bisa mendorong seseorang jadi lebih semangat, fokus, dan punya arah hidup yang jelas. Mereka cenderung tahu apa yang mereka inginkan dan berusaha keras buat mewujudkannya, terutama dalam membentuk kepribadian seseorang agar lebih terarah dan bertanggung jawab. Berikut ini beberapa dampak positif dari sifat materialistis yang sering kali tidak disadari.

1. Memicu semangat kerja keras

Ilustrasi Materialistis (pexels.com/RDNE Stock project)

Orang yang punya kecenderungan materialistis biasanya punya tujuan hidup yang jelas, seperti ingin punya rumah sendiri, kendaraan pribadi, atau barang-barang impian hasil kerja kerasnya.

Menurut psikolog klinis Dr. Tim Kasser dalam penelitiannya yang dimuat di Journal of Personality and Social Psychology, dorongan material bisa menjadi motivasi kuat seseorang untuk bekerja lebih keras dan mengembangkan diri, asalkan tidak berlebihan.

Mereka cenderung menyusun rencana, punya target yang spesifik, dan gak gampang puas begitu aja. Justru karena ada sesuatu yang ingin dicapai, mereka jadi lebih disiplin dan tahan banting saat menghadapi tantangan.

2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap finansial pribadi

Ilustrasi Materialistis (pexels.com/cottonbro.studio)

Materialistis bukan berarti boros, lho. Justru orang yang menghargai nilai suatu barang atau pencapaian materi biasanya lebih bijak dalam mengelola keuangan. Mereka tahu betul pentingnya menabung, menyusun anggaran, bahkan mulai belajar investasi sejak dini demi mencapai tujuan finansialnya.

Gak sedikit dari mereka yang rela menahan diri dari belanja impulsif demi hal yang lebih besar di masa depan. Pola pikir seperti ini menunjukkan kedewasaan dan kemandirian finansial, sesuatu yang gak semua orang punya di usia muda.

Mereka juga cenderung lebih realistis dalam mengambil keputusan, karena sudah terbiasa memikirkan dampak jangka panjang. Jadi, bukan cuma pintar cari uang, tapi juga pintar menjaga dan mengelolanya.

3. Mendorong seseorang untuk punya visi dan rencana hidup

Ilustrasi Materialistis (pexels.com/Anna Tarazavich)

Keinginan untuk memiliki sesuatu secara materi ternyata bisa bikin seseorang jadi lebih visioner, lho. Mereka jadi punya gambaran hidup yang jelas dan lebih terarah dalam mengambil keputusan penting.

Misalnya, seseorang yang punya impian membuka bisnis sendiri akan mulai mempersiapkan diri sejak dini, entah dengan belajar soal entrepreneurship, marketing, keuangan, atau membangun relasi lewat networking. Mereka sadar kalau mimpi besar gak bisa dicapai dalam semalam, jadi mulai mencicil langkah kecil dari sekarang.

Psikolog dari University of Rochester, Dr. Tim Kasser, menyebut bahwa motivasi material dapat mendorong seseorang untuk berorientasi pada tujuan jangka panjang, selama tidak terjebak pada perilaku konsumtif.

Pola pikir jangka panjang seperti ini bikin mereka lebih matang dalam menyusun strategi hidup. Gak cuma fokus pada hasil instan, tapi juga paham proses dan perencanaan itu penting banget buat masa depan.

4. Meningkatkan rasa percaya diri

Ilustrasi Materialistis (pexels.com/Tim Douglas)

Percaya atau tidak, saat seseorang berhasil mewujudkan keinginan materialnya—seperti membeli barang impian dari hasil jerih payah sendiri—itu bisa banget meningkatkan rasa percaya diri. Mereka merasa usaha kerasnya terbayar dan mulai melihat bahwa apa yang mereka lakukan punya hasil nyata. Perasaan ini gak cuma bikin hati senang, tapi juga memicu semangat untuk berkembang lebih jauh.

Menurut penelitian dari University of Illinois, pencapaian personal, termasuk pencapaian finansial, berkaitan erat dengan meningkatnya self-esteem dan motivasi berprestasi. Jadi, memiliki tujuan material bukan hal buruk, selama hal itu diraih dengan cara yang sehat dan bertanggung jawab.

Rasa bangga atas pencapaian itu juga bisa jadi pengingat bahwa mereka mampu menghadapi tantangan yang lebih besar. Hal ini bikin mereka lebih percaya pada diri sendiri dan lebih siap menatap masa depan.

Materialistis gak selalu identik dengan hal negatif, kok. Selama sifat ini tidak membuat seseorang menjadi serakah atau lupa bersyukur, justru bisa jadi pemicu untuk hidup lebih terarah dan bertanggung jawab. Kuncinya adalah menyeimbangkan antara keinginan materi dan nilai-nilai kehidupan lainnya.

Jadi, gak perlu malu kalau kamu punya impian yang sifatnya material—yang penting, tahu cara mencapainya dengan bijak! Lagi pula, setiap orang punya cara masing-masing untuk memotivasi diri, dan gak ada yang salah dengan punya target yang ingin diwujudkan. Selama dijalani dengan niat yang positif, sifat materialistis bisa jadi langkah awal menuju versi diri yang lebih baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team