ilustrasi berpergian sendiri (pexels.com/Alex P)
High achiever memahami pentingnya menghargai diri sendiri dengan cara yang sehat. Mereka mengakui setiap pencapaian, baik besar maupun kecil, tanpa meremehkan usaha yang telah mereka lakukan. Mereka juga tidak bergantung pada validasi eksternal, melainkan menilai kesuksesan berdasarkan perkembangan pribadi dan tujuan yang telah mereka capai. Dengan cara ini, mereka tetap termotivasi tanpa merasa terbebani oleh ekspektasi orang lain.
Sebaliknya, overachiever sering kali kesulitan untuk benar-benar menghargai diri sendiri. Mereka cenderung mengabaikan pencapaian yang telah diraih dan selalu merasa harus melakukan lebih banyak lagi.
Rasa puas mereka hanya muncul sesaat sebelum kembali menetapkan target yang lebih tinggi. Hal ini bisa menyebabkan perasaan tidak pernah cukup dan kelelahan mental karena terus mengejar standar yang mungkin sulit dicapai.
Memahami perbedaan antara high achiever dan overachiever bisa membantu kita untuk mengevaluasi pendekatan terbaik dalam meraih kesuksesan. Keduanya memang sama-sama memiliki ambisi besar dan dorongan kuat untuk mencapai kesuksesan. Jadi, apakah kamu sudah menjadi high achiever yang seimbang atau justru terjebak dalam pola overachiever yang berlebihan?