Hidup di era digital bikin semua terasa dekat, tapi sekaligus menjauhkan dari diri sendiri. Scroll media sosial lima menit aja, tiba-tiba udah ngebandingin hidup sama orang yang bahkan gak dikenal secara personal.
Karier, gaya hidup, sampai hal remeh kayak cara menikmati kopi pun bisa jadi bahan komparasi. Padahal, setiap orang punya jalan masing-masing, dan gak semua harus dibandingkan demi merasa valid atau cukup.
Refleksi seringkali kalah populer dibanding komparasi, padahal justru di sanalah letak kedewasaan tumbuh. Saat berhenti membandingkan dan mulai merenungi apa yang dibutuhkan diri, semuanya terasa lebih jernih.
Hidup bukan soal siapa yang paling duluan sampai, tapi soal siapa yang paling sadar arah mana yang benar-benar pengen dituju. Nah, ini dia lima alasan kenapa hidup butuh lebih sedikit komparasi dan lebih banyak refleksi.