5 Alasan Jauhi Teman yang Pernah Menghinamu Secara Materi, Gak Tulus!

Dari sekian banyak penghinaan yang pernah diterima olehmu, apa yang terasa paling menyakitkan? Jika pertanyaan ini diajukan pada orang yang berbeda-beda, tentu jawabannya juga berlainan. Namun, gak berlebihan kalau kamu merasa syok sampai sakit hati ketika diejek soal materi.
Contohnya, orang menghina pekerjaanmu karena gajimu kecil. Atau, dirimu belum punya rumah. Bahkan kamu sudah memilikinya tetapi sempit dan bersubsidi juga dicemooh serta masih banyak lagi ejekannya. Penghinaan terkait materi bisa terasa sangat menjatuhkan harga dirimu. Kamu mencari setiap rupiah dengan tidak mudah.
Namun, orang lain yang sama sekali tak membantumu malah mengolok-olok keterbatasan finansialmu. Dia melakukannya sekali saja, kamu sebaiknya tidak lagi memercayainya. Apalagi kalau hal serupa terjadi kembali. Dirimu memang dianjurkan buat tetap memaafkannya. Namun, setelah ini mending kamu menjauhinya. Berikut alasan teman yang pernah menghinamu secara materi harus dihindari dan bertahanlah dalam pertemanan sejati saja.
1. Ciri teman yang tidak tulus

Orang yang tulus padamu gak akan sekali pun mengejek soal materi. Jangankan ia menghinamu, bertanya sedikit saja mungkin tidak berani. Mereka tahu bahwa topik keuangan pribadi sangat sensitif. Dia gak mau terkesan ikut campur padahal tak membantumu dalam bekerja.
Namun, orang yang tak tulus padamu tidak pernah merasa menyesal telah menghinamu. Ia bahkan seperti gak punya kendali diri untuk lebih bisa menahan ucapan terkait materi. Dilihat dari berulangnya penghinaan yang dilakukannya, tak mungkin sama sekali tanpa kesengajaan.
Memang dia ingin membuatmu merasa buruk. Selama ia masih memandangmu di bawahnya dari segi materi, dia tidak akan berhenti menghina. Gak ada manfaatnya untukmu berkawan dengan orang yang hanya membuatmu sedih serta sakit hati sepanjang waktu. Pertemanan seharusnya lebih dari sekadar uang.
2. Bikin rasa syukurmu berkurang

Kalau kamu habis dihina berkaitan dengan materi, pasti ada rasa kurang puas terhadap kehidupanmu sekarang. Meski tadinya dirimu merasa baik-baik saja. Kamu merasa cukup dengan kehidupanmu dan tahu masih ada orang lain yang lebih susah. Namun, penghinaan teman atas materi membuatmu seketika merasa seperti orang yang paling miskin di dunia ini.
Dirimu tak lagi teringat pada orang-orang yang kehidupannya lebih memprihatinkan. Hinaan itu bak paksaan buatmu mendongak pada kehidupan yang jauh lebih mewah. Tampilannya terasa silau sekali bagimu. Ketika dirimu mencoba berpaling ke arah lain termasuk pada hidup sendiri, kamu tak lagi bisa melihat apa-apa.
Duniamu hanya menyisakan gelap. Makanan yang semula terasa nikmat disantap kini hambar. Tidurmu tadinya lelap, tapi sekarang kamu sebentar-sebentar terjaga. Dirimu mulai bertanya-tanya kenapa tidak dapat sekaya orang lain? Apakah semata-mata karena kurangnya kerja kerasmu atau Tuhan memang pilih kasih?
Bila kamu tak ingin rasa syukurmu hilang, jangan berkawan dengan orang yang gemar mengejekmu dari segi keuangan. Pilih teman-teman yang seperti gak mau tahu mengenai perbedaan kondisi finansial di antara kalian. Terpenting kalian masih bisa saling respek serta nyambung dalam mengobrol, pertemanan tetap jalan.
3. Suatu saat nanti hidupmu lebih baik, dia berubah menjadi penjilat

Saat kamu susah, dia terus menghinamu. Memang ejekannya berhenti ketika kehidupanmu berangsur-angsur membaik. Bahkan sikapnya yang menjengkelkan dapat berubah menjadi begitu manis. Namun, jangan terlalu mudah percaya. Perubahan ini tidak selalu berujung baik untukmu.
Bukannya dia sadar akan kesalahan sikapnya dulu yang semena-mena padamu, justru siap kembali melukaimu. Ia sedang berupaya untuk menjilatmu biar kamu senang dan percaya padanya. Tapi itu bukan tujuan akhirnya. Misi pentingnya hanya supaya dia ikut merasakan rezekimu yang tambah bagus. Ia bukan tipe orang yang cukup tahu malu mengingat pernah menghinamu.
Dia lebih berfokus pada mencari kesempatan yang akan menguntungkannya. Kamu jangan sampai terjerat oleh kata-kata manis dan sikapnya di depan banyak orang. Seakan-akan sejak dahulu kalian sudah berteman baik sehingga telah seharusnya dirimu berbagi setiap kebahagiaan dengannya. Ia cuma mencari untung dari hubungan kalian.
4. Membuatmu gak fokus bekerja

Tak ada hinaan yang membuat penerimanya merasa bahagia. Walaupun akhirnya ejekan itu dapat membuatmu lebih termotivasi, pasti rasa tidak menyenangkannya lebih kuat dan bertahan lama. Seseorang hanya melontarkan hinaan dalam hitungan detik. Atau, dia mengetik dan mengirim satu kalimat cemoohan.
Namun, efek negatif yang ditinggalkan dalam dirimu sangat dalam. Kamu bisa terus memikirkannya hingga berhari-hari bahkan lebih lama dari itu. Mungkin sampai sakit lambungmu kambuh dan gak mempan diobati selama dirimu masih stres memikirkan hinaan kawan sendiri.
Kalau sudah begini, energimu buat bekerja seakan-akan habis tak bersisa. Apa pun pekerjaanmu, sulit untukmu memfokuskan diri pada tugas-tugas. Bukannya tugas lekas beres, kamu justru dapat merasa membenci pekerjaan tersebut. Pekerjaan yang tampaknya gak membuatmu lebih terhormat di mata orang lain dan malah cuma diolok-olok terus.
5. Ia tak bisa melihat sisi positifmu

Kamu manusia yang punya banyak sifat positif dan bukan sekarung uang. Maka dari itu, sudah semestinya dirimu gak terima jika dihina dalam hal materi. Uang memang penting dalam hidup ini. Akan tetapi, manusia sebagai makhluk yang bisa mendapatkan bahkan menciptakan uang seharusnya mendapatkan rasa hormat tertinggi dari sesamanya.
Dirimu barangkali memang tidak sekaya teman yang mengejek. Namun, apakah di matanya kamu tak memiliki keunggulan lain? Hingga ia tega bersikap seperti itu padamu. Sepanjang pertemanan kalian, boleh jadi tidak terhitung lagi kebaikan yang pernah ditunjukkan olehmu untuknya.
Seperti dirimu sering meminjamkan barang padanya, membantu mencari solusi atas persoalannya, melindungi aibnya, dan sebagainya. Bila kebaikanmu yang sebanyak ini seakan-akan sirna hanya lantaran kamu dipandangnya gak kaya, mending tidak usah berteman lagi dengannya. Minimal dirimu tak kembali makan hati.
Kawan yang baik tidak harus sering memujimu. Akan tetapi, dia gak boleh sekali pun menghinamu apalagi tentang materi. Nasib semua orang dapat berubah. Orang yang tak menghargaimu dan tidak mampu bersabar atas proses yang sedang dijalani olehmu bukan teman yang baik untuk dipertahankan. Pahami bahwa teman yang pernah menghinamu secara materi adalah sosok toksik. Demi kebaikan, sebaiknya kamu menghindar secara perlahan.