Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Kembali ke Masa Lalu Bukan Solusi untuk Permasalahanmu

Ilustrasi menoleh ke belakang (unsplash.com/Allef Vinicius)

Pernahkah kamu ditimpa suatu permasalahan pelik yang membuatmu sangat kesulitan mengatasinya? Saking sulitnya, kamu berpikir bahwa jika saja waktu bisa diulang maka kamu akan menghilangkan pemicu yang menyebabkan datangnya masalah tersebut.

Ya, kamu berpikir seandainya kamu bisa kembali ke masa lalu, maka segalanya pasti akan baik-baik saja. Akan tetapi, apakah pemikiran tersebut benar adanya? Apakah tidak akan ada sesuatu yang harus ‘membayar’ hal itu? Yang kita bicarakan di sini ialah kembali ke masa lalu tanpa bisa ‘melompat’ lagi ke masa depan. Dengan kata lain, kamu harus mengulang detik demi detik dari masa lalu tersebut.

Setelah ditelaah lebih lanjut, inilah lima hal yang kemungkinan besar akan terjadi jika kamu benar-benar bisa kembali ke masa lalu.

1.Belum tentu bisa mengubah hal yang ingin kamu ubah

Ilustrasi seseorang merasa menyesal (unsplash.com/M.)

Saat kamu kembali ke masa lalu, tak ada yang bisa menjamin bahwa kesalahan yang ingin kamu ubah akan benar-benar berubah. Misalnya, kamu tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk mengikuti ujian masuk kampus. Akibatnya, kamu tidak diterima di universitas yang kamu inginkan. Lalu kamu menyesal dan bertekad akan belajar dengan tekun jika bisa kembali ke masa di mana kamu baru masuk SMA.

Keinginanmu terkabul. Kamu pun kembali ke kelas sepuluh. Ternyata, saat itu seseorang yang kamu suka melakukan pedekate denganmu. Alhasil, kalian berpacaran dan putus tiga tahun kemudian, berdekatan dengan hari ujian seleksi masuk perguruan tinggi. Fokusmu buyar, hingga akhirnya kamu gagal untuk kali kedua.

2.Kamu berpotensi kehilangan orang berharga di kehidupanmu sebelumnya

Ilustrasi seseorang bersedih (unsplash.com/whoislimos)

Contoh kasusnya begini. Misalnya kamu sudah menikah dengan seseorang yang benar-benar menjadi pasangan ideal untukmu. Lalu terdapat sebuah masalah yang pemicunya terjadi bertahun-tahun silam, sebelum kalian menikah sehingga kamu kembali ke masa lalu guna melenyapkan pemicu tersebut.

Sialnya, alih-alih bertemu dengan pasanganmu, kamu justru berkenalan dengan orang baru yang karakternya berbanding terbalik dengan pasanganmu sebelumnya.

3.Sesuatu yang dicegah saat kembali ke masa lalu, bisa jadi bumerang di masa yang akan datang

Ilustrasi seseorang frustrasi (unsplash.com/Eric Ward)

Segala yang telah ditakdirkan terjadi padamu pasti memiliki 'maksud' di belakangnya. Kamu tak pernah tahu bahwa yang hilang dari hidupmu hari ini ternyata memang sudah seharusnya menghilang agar tidak merugikanmu di kemudian hari.

Seorang sahabat yang kamu ‘selamatkan’ saat seharusnya ia telah meninggal karena kecelakaan, bisa saja suatu hari akan menjadi selingkuhan dari pasanganmu.

4.Kamu tidak pernah merasa puas sehingga terus terjebak di masa lalu

Ilustrasi seseorang terjebak (unsplash.com/Mario Azzi)

Karena kehidupanmu terus berubah-ubah saat kamu kembali ke masa lalu, kamu jadi tidak kunjung merasa puas. Kamu selalu mengira bahwa jika kembali ke masa lalu lagi, kamu pasti bisa memperbaiki kesalahanmu lagi. Namun ternyata, dugaanmu salah.

Akibat sudah terlanjur, kamu pun terus pergi ke masa lalu, lagi dan lagi, tanpa pernah benar-benar merasa puas.

5.Kamu kehilangan pelajaran berharga

Ilustrasi seseorang tercenung (unsplash.com/Callie Morgan)

Saat kamu memutuskan untuk kembali ke masa lalu demi mencegah terjadinya suatu ‘bencana’, otomatis kamu juga telah kehilangan pelajaran berharga dari sesuatu yang akan ‘disampaikan’ oleh ‘bencana’ tersebut. Seperti yang kita tahu, di balik suatu kejadian selalu terdapat hikmah yang menyertainya.

Kembali ke masa lalu memang tidak mungkin bisa kamu lakukan. Namun, seandainya hal tersebut tidak mustahil, itu juga tidak akan menjadi solusi dari permasalahanmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Addini Safitri
EditorAddini Safitri
Follow Us