ilustrasi kesendirian (pexels.com/Angela Roma)
Sepanjang waktu kita mungkin selalu berbicara dengan orang lain. Bersama si A, kita membahas suatu topik. Dengan si B, topiknya berbeda lagi dan demikian seterusnya.
Saking banyaknya percakapan yang terjadi antara kita dengan orang lain, apa yang dibicarakan menjadi kehilangan esensinya. Di dalam sebagian obrolan itu memang ada keperluan-keperluan, tetapi tidak menyentuh jiwa kita. Sebagiannya lagi malah hanya obrolan yang tak jelas arahnya dan sekadar sebagai pengisi waktu.
Kondisi seperti ini kerap kali bikin kita merasa hampa. Kita perlu waktu untuk melakukan dialog yang lebih mendalam dengan diri sendiri. Tujuannya agar kita lebih memahami diri, menemukan kebijaksanaan, serta bisa merumuskan tujuan hidup.
Hasil dari dialog dengan diri sendiri ini penting supaya kita tidak bingung dalam menjalani kehidupan. Kita tahu siapa diri ini, apa yang diinginkan, serta bagaimana bersikap bijaksana biar mampu menerima kenyataan dan tidak sering bergesekan dengan orang lain. Percakapan seperti ini lebih mungkin dilakukan ketika kita sendirian.
Terkadang, orang mudah mengasihani atau memandang kurang baik pribadi yang suka menyendiri. Padahal, kesendirian itu boleh jadi pilihannya sendiri dan memberikan manfaat yang lebih besar untuknya daripada keramaian yang terus-menerus. Bukan tidak mungkin, kita juga sebenarnya punya kebutuhan buat menyendiri dulu yang selama ini diabaikan.
Cobalah untuk memenuhinya dan lihat apa yang diberikan oleh kesendirian itu pada kita. Pasti bukan cuma kesepian seperti yang selama ini dibayangkan berhubungan dengan kondisi tanpa teman. Kesendirian dapat memberi kita ketenangan serta pikiran yang tercerahkan.