Ilustrasi berbagai macam emosi (Unsplash.com/Tengyart)
Dalam studi yang sama oleh European Journal of Medical Research, ditemukan juga ketika seseorang mengalami ADHD, mereka berkemungkinan besar memiliki kesulitan dalam pemrosesan emosi, mereka mungkin tidak dapat dengan mudah mengatakan apa yang mereka rasakan. Contohnya, ketika ada perasaan senang, sedih, atau marah, mereka mungkin merasa sulit untuk mengidentifikasi perasaan itu dengan tepat.
Kesulitan dalam pemrosesan emosi juga dapat berdampak pada kemampuan seseorang untuk memahami perasaan orang lain. Ini seperti berusaha membaca pikiran orang lain.
Jika seseorang dengan ADHD tidak dapat membaca perasaan orang lain dengan baik, mereka mungkin menjadi tidak yakin tentang bagaimana merespons atau berinteraksi dengan orang lain dengan tepat. Mereka bisa merasa khawatir atau cemas bahwa mereka mungkin melakukan kesalahan atau tidak dapat mengenali perasaan orang lain dengan benar.
Semua hal ini dapat berkontribusi pada perkembangan social anxiety disorder atau gangguan kecemasan sosial. Gangguan ini membuat seseorang merasa sangat cemas, gugup, dan takut ketika berada di situasi sosial.
Mereka khawatir akan dihakimi atau dinilai negatif oleh orang lain. Karena kesulitan mereka dalam memahami emosi, orang dengan ADHD mungkin merasa sangat tidak nyaman dalam interaksi sosial dan merasa sulit untuk memahami reaksi emosional orang lain terhadap mereka.