Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bahagia (pexels.com/cottonbro studio)

Makin ke sini makin banyak tipe kos-kosan yang ditawarkan. Kamu dapat memilih dari kos-kosan dengan tarif paling murah, sedang, sampai mahal dengan fasilitasnya yang lengkap. Tampak depan setiap kategori tempat indekos tersebut juga telah menggambarkan biaya sewanya.

Terkadang di antara sesama anak rantau ada persaingan terkait seberapa mewah kos-kosan mereka. Perantau yang bisa menyewa kamar lebih mahal tentu dianggap dari keluarga kaya atau gajinya tinggi. Sebaliknya jika tempat kosnya saja sederhana, kemampuan finansialnya juga dinilai tak seberapa. 

Akan tetapi, pandangan seperti itu gak selalu tepat. Kamu sebenarnya mampu membayar sewa kamar berlipat-lipat dari kamarmu sekarang. Namun, tetap saja dirimu memilih kos-kosan yang lebih sederhana dibandingkan kemampuan finansialmu yang sesungguhnya. Apakah lima poin pilih kos-kosan sederhana ini mewakilimu?

1. Fokus pada fungsinya sebagai tempat tinggal sementara

ilustrasi pria di kamar (pexels.com/SHVETS production)

Selama-lamanya kamu menjadi anak kos pasti akhirnya mesti pergi juga dan mencari hunian pribadi. Pikirmu, untuk apa dirimu membuang begitu banyak uang cuma buat sekotak kamar yang kelak ditinggalkan? Lain dengan seandainya kamu sedang mencari rumah.

Mahal pun tak apa karena rumah itu bakal menjadi milikmu sepenuhnya. Rumah pribadi dapat dihuni sampai dirimu renta bahkan diwariskan pada anak. Sedang kamar kos-kosan selamanya menjadi kepunyaan pemiliknya. Kamu tak mau uangmu habis cuma buat orang lain.

Meski secara keuangan dirimu mampu menyewa kamar yang lebih mewah, mending selisih uangnya ditabung. Agar tiba waktunya kamu perlu membeli rumah, dananya sudah mulai terkumpul. Hal-hal yang bersifat sementara tidak perlu terlalu bagus. Terpenting kamar kosmu masih layak buat dihuni.

2. Merasa cukup dengan fasilitasnya

ilustrasi perempuan di kamar (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Standar cukup setiap orang tentu tidak sama. Sebagian anak kos mengharuskan adanya pendingin udara dan kamar mandi dalam. Sementara itu, kamu merasa cukup dengan kamar tanpa AC karena pendingin udara malah mudah membuatmu meriang. Soal kamar mandi, buatmu juga tak masalah untuk berbagi dengan orang lain.

Bila fasilitas kamar ditambah lebih dari yang sekarang bakal cenderung tidak berguna. Maka dirimu gak ragu buat mengambil kamar yang sederhana. Kamar itu telah menjawab kebutuhanmu. Seandainya fasilitasnya dirasa kurang, tentu dirimu juga tak keberatan mencari kos-kosan lain yang lebih mahal.

Fokus pada fasilitas yang menjawab kebutuhanmu berarti dirimu sudah bebas dari jebakan keinginan mengejar gengsi semata. Kamu tidak mencari tempat kos yang serba ada cuma buat menunjukkan kemampuan finansialmu yang sesungguhnya. Buatmu, gak masalah dianggap kurang kaya asalkan kegiatanmu di dalam kos-kosan tak terhambat oleh keterbatasan fasilitasnya.

3. Cocok dengan lingkungannya

ilustrasi teman sekamar (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Lingkungan di sini berarti dua hal. Pertama, terdiri dari orang-orang di dalam kos-kosan seperti teman, pemilik, serta penjaga kos. Arti kedua adalah lingkungan di sekitar rumah kos yang meliputi tetangga dan usaha-usaha yang ada. Bila orang-orang di dalam maupun di luar kos-kosan telah membuatmu nyaman, kesederhanaan kamar tak menjadi persoalan.

Sebaliknya kalau kamar kosnya bagus tetapi baik teman sesama anak kos, pemilik dan penjaga kos-kosan, maupun tetangga sekitar menyebalkan tentu dirimu lebih suka pindah. Sedikit banyak kamu butuh berinteraksi dengan orang lain sehingga kenyamanan berada di tengah mereka menjadi hal utama. Begitu pula terkait usaha-usaha yang berdiri di sekitar kos-kosan.

Ini menambah fasilitas yang tidak tercantum dalam perjanjian sewa kamar. Contohnya, kos-kosanmu memang sederhana. Namun, dirimu mencari apa saja mudah. Ada apotek, warung makan maupun kelontong, minimarket, sampai tempat pangkas rambut. Kebutuhan-kebutuhanmu mudah tercukupi sehingga bikin dirimu tambah betah.

4. Lebih dekat dengan kampus atau kantor

ilustrasi pria di kamar (pexels.com/Vlada Karpovich)

Kos-kosan yang sederhana biasanya malah sudah lebih dulu ada dibandingkan dengan kos-kosan mewah. Bangunan tempat kosmu memang terlihat tua. Tapi karena sudah lama berdiri, lokasinya juga lebih strategis daripada kos-kosan mewah yang baru-baru ini dibangun.

Investor kos-kosan yang masuk belakangan biasanya sudah sulit menemukan lokasi yang paling strategis. Kalaupun ada pemilik lahan dan bangunan yang mau melepas asetnya, harganya telah mahal sekali. Pun bangunan itu perlu direnovasi besar-besaran agar memenuhi standar kos mewah.

Maka sekalipun suatu tempat kos tergolong mewah, lokasinya belum tentu strategis. Sedang kos-kosanmu sekarang terbilang amat dekat dengan kampus atau kantor. Untukmu yang malas ribet di perjalanan atau mesti bawa kendaraan pribadi tentu lebih memilih kos-kosan sederhana yang dekat dengan lokasi kegiatan utamamu.

5. Mengingatkan pada suasana rumah

ilustrasi perempuan di kamar (pexels.com/Kevin Malik)

Kamu yang tumbuh besar di rumah sederhana akan cenderung mencari kos-kosan yang mirip. Dirimu terbiasa di rumah memakai kloset jongkok, jika harus menggunakan kloset duduk pun rasanya gak nyaman. Terbiasa tinggal di rumah orangtua yang berlantai satu, kamu juga menjadi agak takut bila harus menghuni kamar di lantai atas. 

Kesederhanaan yang ditawarkan kos-kosan justru membuatmu seperti tengah berada di rumah sendiri. Penyesuaianmu sejak kedatangan pertama gak terlalu sulit. Kemiripannya dengan rumah di kampung halaman pun membantumu mengurangi siksaan rindu.

Walau jaraknya jauh, kamu merasa seakan-akan masih berada di rumah orangtua dan mereka cuma sedang pergi. Kesederhanaan rumah orangtua yang membuatmu nyaman bahkan dapat memengaruhi pilihanmu kelak saat membeli rumah. Sekalipun kamu bisa membayar rumah yang mewah, pilihanmu tetap jatuh ke hunian yang minimalis dan asri. Ini mendefinisikan dirimu adalah apa yang terbentuk di rumah orangtua.

Pilihan memang gak perlu dibanding-bandingkan. Apalagi terkait kos-kosan yang dihuni oleh masing-masing perantauan. Lebih baik kamu bisa bayar lebih tetapi pilih kos-kosan sederhana daripada memaksakan diri indekos dengan biaya tinggi yang bikin ongkos makanmu terlalu diirit-irit. Soal komentar orang tak perlu dipikirkan, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team